"mbak Reina!! I Love you!!".
"belajar yang bener!! nggak usah cinta-cintaan!! lagian kamu itu calon adik ipar ku!! jadi berhenti menggangu ku!!".
"nggak peduli!! yang penting I love you mbak Gemoy!!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak kenyataan
Di hari Senin ini Reina seperti memikul beban berat saat kaki nya melangkah masuk ke dalam perusahaan milik Arga. Wanita itu seperti biasa masuk kerja sebagai sekretaris pria itu. Walaupun kaki nya terasa berat melangkah masuk namun dia harus tetap profesional.
Sudah entah berapa kali Reina menghelakan nafas nya pelan. Sejak semalam pikiran nya masih sangat terganggu. Di dalam lift Reina masih mengingat kejadian semalam saat ayah nya tau jika dia dan Erlangga pernah tidur bersama walaupun tidak melakukan apapun.
Tapi tetap saja ayah dan ibu nya marah besar pada nya dan juga Erlangga. Hingga mau tak mau Reina menerima lamaran pemuda tersebut. lamaran itu hanya penukaran cincin saja semalam. Tidak ada acara pesta besar. Reina juga tidak mengharapkan sebuah pesta besar hanya untuk sebuah pertunangan yang secara terpaksa ini.
Erlangga mengatakan pada kedua orang tua nya dan orang tua Reina setelah dia lulus dia akan memberikan sebuah pesta meriah untuk Reina dengan uang jerih payah nya sendiri. Erlangga berkata jika dia akan mengambil alih tanggung jawab atas Reina tanpa meminta bantuan dari kedua orang tua nya yang kaya raya itu.
Kembali Reina melihat cincin yang cukup mahal kini melingkar di jari manis nya. Cincin yang memiliki ukiran nama nya dan juga nama Erlangga di dalam nya. Cincin yang di perkirakan harga nya mencapai puluhan juta ini pun kata nya adalah hasil dari tabungan Erlangga selama ini. Walaupun Reina tau jika Erlangga memiliki sifat yang pantang menyerah dan juga bertanggung jawab tapi sekali lagi menikah dengan bocil resek tersebut tidak ada dalam rencana hidup nya.
Lagi-lagi Reina menghelakan nafas nya memandangi cincin pertunangan nya. Tanpa menyadari jika Arga juga ada di dalam lift tersebut. Arga menatap tidak suka pada sikap Reina saat ini. Wanita itu bahkan tidak melihat atau bahkan tidak bersikap seperti dulu lagi. Dan Arga semakin menahan rasa geram nya karena melihat sebuah cincin melingkar di jari manis wanita itu.
Arga sedikit geram dengan apa yang dia lihat di jari manis Reina saat ini. Arga pikir jika Reina menolak Erlangga karena wanita ini selalu mengejar nya dan juga meneriakinya kata-kata cinta.
"Arga aku mencintaimu.. Arga.. Ayo menikah.. Arga.. Aku membawa makanan untuk mu... Arga.. Ayo kita kencan..".
Suara Reina di masa lalu kini malah muncul di pikiran nya. Bagaimana cara wanita ini memandang nya dan juga bagaimana cara wanita ini tersenyum juga masih jelas di ingatan Arga.
"sungguh menggelikan!!". Ujar Arga dengan nada marah dan juga ejekan pada Reina.
Mendengar ucapan tersebut Reina kini mengalihkan pandangan nya dari cincin tersebut dan sadar jika Arga ada di dalam lift yang sama. Reina masih diam tak menanggapi ucapan dari Arga. Kepala Reina masih runyam jadi dia tidak mau menambah runyam pikiran nya dengan ejekan dari Arga.
"apa kau tidak malu menerima seorang anak di bawah umur!!".
Kembali Arga mengeluarkan kata-kata kasar nya pada Reina. Entah apa yang menggangu Arga dengan keadaan saat ini.
Sedangkan Reina tetap diam tak mau menanggapi. Dia tidak akan menggangu Arga jadi untuk apa pria ini masih mengajak nya bicara di luar konteks pekerjaan.
"kau seharusnya sadar diri. Kau menggunakan adik ku untuk mendekati ku dan membuat ku cemburu. Hal tersebut tidak akan bekerja untuk ku. Walaupun kau menggunakan cara apapun aku tetap tidak akan mencintai mu. Jadi berhenti menggunakan adik ku dalam rencana mu itu!". Ucap Arga lagi yang hati nya di selimuti rasa marah di campur cemburu yang tidak di sadari pria itu.
Arga masih berfikir jika Reina tidak bisa melupakan nya dan masih sangat mencintai nya. Padahal Reina saat ini sudah menyerah dengan apa yang sudah dia kejar sejak dulu. Reina sadar karena tamparan tersebut.
"dan juga kau itu tidak pantas mendapatkan aku dan adik ku. Masa depan Erlangga masih panjang dan tidak mungkin dia akan terjebak dengan wanita seperti mu!!".
Lagi-lagi Arga tidak bisa menahan emosi nya dan malah menghina Reina secara terang-terangan. Di tahan oleh gengsi nya Arga semakin menyakiti hati Reina dengan pisau belati yang terselip di perkataan pria dewasa itu.
"apa anda sudah cukup pak Arga?". Tanya Reina yang sudah tidak tahan dengan hinaan pria tersebut.
Tangan Reina terkepal kuat menahan rasa sakit hati nya dengan ucapan pria itu. Padahal Reina sudah berhenti menggangu Arga tapi entah kenapa Arga terus bersikap seperti ini pada nya.
Reina kembali membandingkan antara Arga dan Erlangga. Walaupun Erlangga adalah pemuda yang nekat dan liar tapi pemuda itu tidak pernah menghina Reina dan bahkan tidak pernah menatap nya dengan tatapan benci. Sedangkan Arga tidak pernah mengatakan hal-hal baik untuk Reina hingga sekarang.
"saya tidak ada rencana apapun untuk anda pak Arga. Dan anda tidak perlu terlalu percaya diri dengan apa yang sudah saya lakukan. Jadi bapak Arga yang terhormat tidak perlu takut lagi dengan gangguan yang sebelum nya saya lakukan, saya tidak akan menggangu kehidupan anda yang berharga lagi. Anda bebas mendekati wanita mana pun yang anda suka tanpa ada gangguan sedikit pun!". Jelas Reina sambil menahan rasa sesak di dada nya.
Walaupun tak melakukan apapun ternyata pemikiran Arga tentang diri nya benar-benar buruk.
Pintu lift pun terbuka. Reina berjalan keluar terlebih dahulu dan di ikuti oleh Arga di belakang nya karena mereka bekerja di lantai yang sama.
"dan satu lagi, terimakasih sudah memberikan tamparan yang cukup kuat waktu itu. Tamparan itu cukup membuat saya sadar akan posisi saya di hidup anda pak Arga".
Reina menghela nafas nya pelan untuk menahan gejolak emosi yang ada di dada nya kemudian melanjutkan ucapan nya.
"Sekarang kita tidak ada hubungan apapun kecuali hanya hubungan kerja antara bos dan sekretaris nya. Jadi anda tidak perlu membicarakan masalah apapun yang berada di luar konteks pekerjaan. Dan jika anda tidak suka saya bekerja di sini anda bisa memecat saya". Ujar Reina lagi dengan nada yang dingin tanpa menoleh ke arah Arga dan kemudian melangkah ke arah meja kerja nya yang berada di luar ruangan CEO.
Sementara Arga terdiam dengan semua ungkapan perasaan sakit hati Reina saat ini. Ada remasan kecil di hati nya karena ucapan Reina tadi. Tapi sekali lagi ego dan gengsi milik Arga terlalu besar untuk mengakui jika dia merasa bersalah dengan apa yang sudah dia perbuat.
Dengan langkah besar dan kepala yang penuh dengan kabut amarah tak kasat mata, Arga masuk ke dalam ruang kerja nya tanpa menoleh sedikit pun pada Reina yang sudah duduk dan menyibukkan diri dengan pekerjaan nya.
Di dalam ruang kerja nya Arga duduk dengan wajah di tekuk dan ucapan demi ucapan yang tadi dia dengar kini memenuhi setiap sudut pikiran nya.
"aku tidak akan membiarkan mu menikah dengan Erlangga!! Aku akan membuat mu berhenti melanjutkan pertunangan sialan itu!!". Geram Arga yang malah tidak terima dengan kenyataan bahwa Reina sudah hampir menjadi adik ipar nya.
Sangking geram nya pria itu malah mengabaikan panggilan yang sejak tadi berbunyi di ponsel nya dengan nama Tasya di layar ponsel tersebut.
mungkin kah tabungan bayi