Amirul, yang dikira anak kandung ternyata hanyalah anak angkat yang tak sengaja tertukar pada saat bayi.
Setelah mengetahui jika ia anak angkat, Amirul di perlakukan dengan kasar oleh ibu angkat dan saudaranya yang lain. Apa lagi semenjak kepulangan Aris ke rumah, barang yang dulunya miliknya yang di beli oleh ibunya kini di rampas dan di ambil kembali.
Jadilah ia tinggal di rumah sama seperti pembantu, dan itu telah berlalu 2 tahun lalu.
Hingga akhirnya, Aris melakukan kesalahan, karena takut di salahka oleh ibunya, ia pun memfitnah Amirul dan Amirul pun di usir dari rumah.
Kini Amirul terluntang lantung pergi entah kemana, tempat tinggal orang tuanya dulu pun tidak ada yang mengenalinya juga, ia pun singgah di sebuah bangunan terbengkalai.
Di sana ada sebuah biji yang jatuh entah dari mana, karena kasihan, Amirul pun menanam di sampingnya, ia merasa ia dan biji itu senasib, tak di inginkan.
Tapi siapa sangka jika pohon itu tumbuh dalam semalam, dan hidupnya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Saat Amirul masuk ke dalam kelas, ia disambut oleh teman sekelasnya yang sudah menunggu. "Hey, Amirul! Apa yang terjadi? Kami mendengar ada keributan di luar," tanya Raka.
Amirul tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, hanya Aris yang sedang mencari masalah seperti biasa," jawabnya dengan nada yang santai.
Raka mengangguk. Tak lama, seorang guru masuk ke dalam kelas.
Guru yang mengajar di kelas itu, Pak Ridwan, melihat Amirul yang sudah duduk di tempatnya. "Baiklah, anak-anak. Hari ini kita akan membahas tentang..."
Suara Pak Ridwan terhenti ketika ia melihat Aris yang masih berdiri di pintu kelas, menatap Amirul dengan mata yang penuh kebencian. Pak Ridwan yang sudah tahu tentang perseteruan antara Aris dan Amirul, memutuskan untuk memanggil Aris masuk ke dalam kelas.
"Aris, masuk dan duduklah. Kita tidak ada waktu untuk bermain-main," kata Pak Ridwan dengan nada yang tegas.
Aris yang tidak punya pilihan, masuk ke dalam kelas dan duduk di tempatnya, masih menatap Amirul dengan mata yang penuh kebencian. Amirul hanya tersenyum kecil, tahu bahwa ia masih memiliki satu keunggulan atas Aris.
Aris masih tak percaya, bagaimana bisa Amirul masih bisa bersekolah, bukannya uang SPP-nya nunggak? Ia terus memikirkan hal itu, sambil menatap Amirul yang duduk di sudut kelas dengan ekspresi yang tenang.
"Aku akan aduin sama Mama nih," kata Aris tak senang melihat Amirul, suaranya yang rendah dan penuh kebencian. Ia yakin bahwa ibunya akan bisa membuat Amirul dikeluarkan dari sekolah ini.
Pelajaran pun berlangsung, Amirul sedikit pun tidak ingin membuang waktunya untuk belajar dengan giat. Ia fokus pada pelajaran yang sedang diajarkan, mencatat poin-poin penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Aris yang duduk di ujungnya, tidak bisa fokus pada pelajaran. Ia terus memikirkan cara untuk membuat Amirul dikeluarkan dari sekolah, dan membuatnya menderita. Ia yakin bahwa dengan uang dan kekuasaan keluarganya, ia bisa membuat apa saja terjadi.
"Baiklah, anak-anak. Selesaikan soal-soal yang ada di buku paket," kata Pak Ridwan, sambil membagikan lembaran soal.
Amirul dengan cepat mengambil pena dan mulai mengerjakan soal-soal itu.
...*******...
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Amirul segera bergegas pulang. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, khawatir ada yang mengikutinya. Namun, saat ia hampir sampai di kosannya, ia merasa seperti ada seseorang yang mengawasinya. Ia menoleh ke belakang, tapi tidak melihat siapa pun. Jalanan tampak sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu-lalang.
Amirul mempercepat langkahnya, hingga akhirnya tiba di kamar kosannya. Ia langsung mengunci pintu dan membuka lemari untuk memeriksa pohon uangnya. Pohon itu masih di sana, berdiri dengan anggun di bawah tumpukan baju. Amirul menghela napas lega. "Syukurlah, kamu masih aman," katanya sambil menyentuh salah satu daunnya.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
thanks teh 💪💪💪