NovelToon NovelToon
Beyond The Realm Of Gods

Beyond The Realm Of Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.

Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.

Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11– Ikan Bakar yang Mengguncang Sekte Awan Giok

Sinar pagi menembus kabut lembut yang menggantung di atas Gunung Awan Giok. Bangunan-bangunan indah dari batu putih berdiri megah di antara awan, dan burung-burung spiritual beterbangan membawa aroma tenang dari dunia atas.

Namun, kedamaian itu pecah dalam satu teriakan lantang—

“Guru! Murid inti, Mu Qinglan, kembali!”

Semua kepala menoleh. Para murid yang sedang berlatih di halaman paviliun utama menatap ke arah sumber suara dengan mata membelalak.

Seorang wanita muda dengan jubah putih robek di ujungnya berlari dengan wajah berseri-seri — seperti seseorang yang baru saja memenangkan lotre spiritual.

Di tangan kirinya, ia memeluk sesuatu yang dibungkus daun hijau dengan hati-hati seolah itu harta langit.

Beberapa murid berbisik pelan.

“Bukankah dia dikejar keluarga Nie?”

“Dia bisa kembali hidup-hidup!?”

“Apa dia melarikan diri ke Alam Bawah dan membuat kontrak dengan iblis?”

Tapi Mu Qinglan tak memedulikan itu. Ia berjalan masuk ke aula besar, dadanya tegak, langkahnya mantap, aura barunya memancar seperti badai kecil yang lembut tapi tajam.

Di dalam paviliun utama, dua sosok tua tengah berbicara di depan meja giok —

Satu pria berwajah bijak dengan janggut panjang putih, Guru Bai Yuan, kepala Sekte Awan Giok.

Di sampingnya, seorang tetua berperawakan kurus dengan alis panjang dan tawa nyaring, Tetua Meng Qi, teman lamanya.

Begitu Mu Qinglan masuk, suara langkahnya menggema.

“Guru! Murid inti Mu Qinglan menyapa Guru dan Tetua!”

Bai Yuan menatapnya, sedikit tertegun, lalu langkahnya cepat menghampiri murid kesayangannya itu.

“Mu Qinglan! Kau baik-baik saja!? Guru mendengar kabar bahwa kau dikejar keluarga Nie — bagaimana kau bisa lolos? Apa yang terjadi?”

Mu Qinglan tersenyum bangga, dagunya sedikit terangkat.

“Tentu saja aku baik-baik saja, Guru. Semua berkat bantuan Senior Li!”

Ruangan hening beberapa detik.

Tetua Meng Qi yang sedang menyesap teh nyaris tersedak. “Senior Li? Siapa itu? Ini pertama kalinya aku mendengar kau memanggil seseorang dengan sebutan senior, Nona keras kepala!”

Wajah Mu Qinglan memerah.

“Itu karena selama ini… tak ada yang layak kupanggil senior!” katanya cepat. “Berhenti menggoda, Tetua Meng!”

Kedua orang tua itu tertawa pelan.

“Ha ha ha, lihatlah, gadis ini akhirnya tahu malu juga,” ujar Tetua Meng Qi sambil memegangi perutnya.

Guru Bai Yuan menepuk pundak muridnya dengan senyum hangat. “Baiklah, baiklah, yang penting kau selamat.”

Namun, tiba-tiba senyum Bai Yuan memudar.

Ia menyipitkan mata, memperhatikan aura muridnya yang kini bergetar halus dan… sangat berbeda.

“Mu Qinglan…” katanya pelan.

“Aura spiritualmu… tidak sama.”

Mu Qinglan menegakkan tubuhnya, wajahnya kembali penuh percaya diri.

“Hehe, benar Guru! Muridmu ini telah menembus ke ranah Nascent Soul!”

Kedua tetua itu membeku.

Lalu hampir bersamaan, mereka berteriak:

“APA!?”

Bai Yuan sampai menjatuhkan cangkir tehnya, sementara Tetua Meng Qi menatap dengan mulut terbuka lebar.

“Bagaimana bisa!? Bukankah kau sudah tertahan di puncak Golden Core selama tiga tahun!? Bukankah kita sudah hampir kehabisan pil dan metode pencerahan!?”

Mu Qinglan mengangkat bahunya, senyum lebar di wajahnya.

“Itu karena aku… bertemu Senior Li!” katanya dengan nada dramatis. “Beliau membuatku mengerti kenapa selama ini aku tertahan.”

Bai Yuan tertegun. “Dia memberimu… pil langka? Atau teknik rahasia?”

“Tidak, Guru,” jawab Mu Qinglan sambil menggeleng perlahan.

Ia menunduk, lalu dengan penuh rasa hormat, membuka bungkusan daun hijau di tangannya.

Dari dalamnya muncul aroma gurih yang tiba-tiba membuat ruangan yang biasanya dipenuhi aroma dupa spiritual… berubah seperti dapur mortal yang sederhana tapi menenangkan.

“Itu…” Tetua Meng Qi berkedip. “Ikan… bakar?”

Mu Qinglan mengangguk penuh keyakinan.

“Benar. Ikan bakar buatan Senior Li! Aku menembus ranah Nascent Soul setelah memakannya!”

Kedua tetua itu menatapnya lama.

Lalu, secara bersamaan, mereka menatap satu sama lain.

Bai Yuan mengusap janggutnya. “Apakah kau… yakin kau tidak sedang… bercanda?”

Mu Qinglan menatap mereka dengan kesal. “Awalnya aku juga berpikir begitu! Tapi setelah memakannya, aku merasakan arus Dao mengalir melalui tubuhku! Senior Li mengajarkan, ‘Jangan menilai sesuatu dari sampulnya.’ Dan sekarang aku mengerti maknanya!”

Tetua Meng Qi terkekeh, “Heh, mungkin itu karena kau belum makan selama dua hari, lalu halusinasi?”

Namun, sebelum ia bisa tertawa lebih jauh, aroma lembut dari ikan bakar itu semakin kuat. Ada sesuatu dalam aromanya — kehangatan… tapi juga ketenangan spiritual yang halus, seolah dunia di sekitarnya menjadi lebih jernih.

Bai Yuan merasakan bulu kuduknya berdiri.

“...Meng Qi,” katanya pelan. “Kau merasakannya?”

Tetua Meng Qi yang biasanya banyak bicara kini terdiam, wajahnya serius.

“Ya… ada niat Dao murni di dalam aroma ini… lembut, tapi dalam. Mustahil, bahkan pil tingkat tinggi pun tak sehalus ini.”

Mu Qinglan menyilangkan tangan dan tersenyum bangga. “Aku sudah bilang, ini bukan ikan biasa!”

Kedua tetua itu menatapnya dengan rasa penasaran campur haus ilmu pengetahuan.

“Bolehkah kami mencicipinya…?” tanya Bai Yuan hati-hati.

Mu Qinglan menghela napas panjang, “Baiklah, tapi sedikit saja. Jangan habiskan, ini peninggalan dari Senior Li!”

Dengan penuh kehormatan, ia memotong sepotong kecil ikan bakar itu dan meletakkannya di dua piring kecil giok putih.

Kedua tetua mengambilnya dengan cara yang bahkan lebih hormat dari saat mereka menerima pil langka.

Begitu potongan daging itu menyentuh lidah mereka—

Dunia seolah berhenti.

Mata mereka membelalak, tubuh bergetar.

Gelombang Qi spiritual dari tubuh dua tetua itu seketika melonjak liar seperti gunung yang meletus. Dinding paviliun bergetar, bahkan langit di atas Sekte Awan Giok bergemuruh lembut.

Rasa lembut yang gurih menyebar ke seluruh tubuh mereka, membakar setiap saluran meridian dan membuka blokade spiritual yang selama ini mereka pikir sudah tertutup selamanya.

Tubuh mereka terasa ringan, pikiran mereka jernih, dan… entah kenapa, hati mereka penuh rasa damai yang belum pernah mereka rasakan selama ratusan tahun.

“Ini… ini bukan makanan biasa…” gumam Tetua Meng Qi dengan suara parau. “Rasa ini… mengandung hukum alam…!”

Bai Yuan terdiam, wajahnya memerah karena gelombang energi yang mengamuk di dalam tubuhnya. “Aku… aku hampir… menerobos…”

Mu Qinglan menatap mereka dengan ekspresi puas. “Hmph, sudah kubilang.”

Beberapa saat kemudian, dua orang tua itu terengah-engah, keringat menetes di pelipis mereka. Tapi di mata mereka, ada cahaya kebahagiaan luar biasa.

“Mu Qinglan…” kata Bai Yuan dengan nada bergetar. “Kau benar. Senior Li yang kau temui itu… bukan orang sembarangan. Ini—ini bisa mengubah nasib sekte!”

Namun ketika Bai Yuan hendak mengambil lagi sepotong kecil ikan bakar, tangan Mu Qinglan langsung menepuk cepat.

“Tidak boleh!”

Kedua tetua itu membeku seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen.

“Ini milikku!” kata Mu Qinglan cepat. “Bukan bermaksud pelit, tapi Senior Li memberikan ini khusus padaku. Kalau Guru dan Tetua ingin, pergilah sendiri dan minta pada beliau!”

Kedua orang tua itu menatapnya dengan wajah campuran kagum dan panik.

Tetua Meng Qi bahkan menelan ludah, “Kau yakin… Senior Li masih ada di tempat itu?”

Mu Qinglan mengangguk tegas. “Ya! Tapi aku sarankan jangan sembarangan. Senior Li… hidupnya sederhana, tapi pemahamannya tentang Dao terlalu tinggi. Sekali menyinggung beliau, bisa jadi kita tidak akan punya kesempatan kedua.”

Kedua tetua itu menelan ludah bersamaan.

Aura ikan bakar itu masih bergetar lembut di udara — sisa Dao yang bahkan belum hilang setelah beberapa menit.

“Mu Qinglan,” kata Bai Yuan akhirnya dengan nada khidmat, “dengar baik-baik. Mulai sekarang, siapa pun di sekte yang melintasi wilayah gunung timur — tempatmu bertemu Senior Li — dilarang bertindak gegabah. Kita harus menyambut beliau dengan penuh hormat.”

Tetua Meng Qi menimpali dengan serius, “Aku setuju. Jika beliau benar-benar ahli sejati yang menyamar, maka hanya satu gerakan kecilnya saja bisa menghancurkan sekte ini.”

Mu Qinglan mengangguk mantap, meski dalam hati ia masih bingung karena yang ia lihat kemarin hanyalah seorang pria biasa yang suka bicara dengan ikan.

Tapi melihat dua orang tua yang biasanya angkuh kini tampak takut kehilangan remah ikan bakar, ia hanya bisa tersenyum kecil.

Mungkin… dunia ini memang penuh hal yang tak masuk akal.

1
Kirana
true 😂
Davide David
lanjut thor💪💪💪💪
RDXA: siap laksanakan 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!