NovelToon NovelToon
Suamimu, Masa Laluku

Suamimu, Masa Laluku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Trauma masa lalu / Konflik etika
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: SUNFLOWSIST

Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. TEMPAT BARU...

Pagi yang begitu indah . . .

Burung - burung berkicau dengan begitu cerianya di atas pepohonan. Daun - daun berjatuhan seiring dengan berhembusnya angin di pagi itu. Dan mentari bersinar penuh kehangatan seolah menggantikan hangat peluk ibuku yang telah pergi jauh meninggalkanku.

Sayup - sayup terdengar percakapan beberapa wanita yang sedang berada di dalam kamarku.

"Kasihan sekali gadis ini. Masih muda tapi sudah gila." ucapnya dengan nada mengejek.

"Hush.. Kalo ngomong itu dijaga, biasanya orang gila itu ngamuknya mengerikan. Memang dia gila kenapa sih? Secara liat tubuhnya.. Mulus dan sangat cantik. Pas banget buat jadi model. Coba aja aku jadi dia, pasti uda bisa jadi istri CEO kayak di novel - novel gitu."

"Dia hamil. Tapi gak tau siapa yang ngehamilin . Sepertinya prianya kabur entah kemana. Ibunya aja sampai meninggal kemarin. Mungkin karena ga kuat punya anak kayak dia. Suka ngakang sana sini. Entah berapa pria yang sudah menidurinya. Hingga saat ditanya dia hanya bisa bungkam."

"Astaga... Ga nyangka banget ya. Mungkin dia bingung mikirin pria yang mana ngehamilin dia. Pasti ibunya sangat tertekan punya anak seperti dia.."

"Itulah fungsi kenapa seorang wanita itu harus jual mahal. Biar apa coba? Ya biar kita itu bisa ngedapetin pria yang levelnya tinggi, bukan murahan malah obral sana obral sini."

"Ha.. Ha.. Ha.. Betul - betul. Cantik tapi murahan.. Buat apa coba... pasti tuh dia uda sering main sama banyak pria."

Perlahan aku membuka kedua mataku. Dadaku terasa sakit dan nafasku tercekat mendengar celetukan dua suster di dalam kamarku barusan. Di meja sampingku tampak sebuah suntikan yang siap pakai dan berisikan obat apa aku pun tak tahu. Aku pun bergegas bangun dan mengambilnya perlahan secara diam - diam.

Kedua suster itu pun langsung bungkam tatkala melihatku sudah terduduk diatas ranjang dengan sorot mata yang sulit diartikan. Nafasku memburu. Emosiku pun meledak - ledak tak bisa ku tahan lagi.

"Aku tidak murahan. Ibuku tidak mati. Kalian yang murahan. Mulut kalian penuh sampah." ucapku sembari turun dari ranjang dan berlari menuju ke arah mereka.

"Wah gawat dia ngamuk. Cepat ambil obat penenangnya." ucap salah satu suster di dalam ruangan itu.

Ia pun mencari suntikan yang tadi dibawanya. Namun nihil... Suntikan itu tidak ada di meja dekat ranjang. Aku pun berlari ke arah mereka dan menancapkan suntikan yang diam - diam telah aku curi tadi.

Jleb...

"Aww.. dasar wanita gila." teriaknya dengan kesal dan menjerit kesakitan.

Sebuah suntikan berhasil aku tancapkan pada lengannya. Hingga beberapa detik kemudian suster itu terjatuh tak sadarkan diri.

Aku pun tertawa dengan puas. Aku datangi salah satu suster itu dan aku jambak rambutnya dengan begitu keras, hingga kepalanya mendongak ke atas.

"Jangan mengataiku gila dengan mulut sampahmu. Dan tentang anakku.. Dia tidak butuh ayahnya ataupun pengakuan dari pria manapun. Karena cukup dengan aku sebagai ibunya, dia tidak akan kekurangan apapun. Ha.. Ha.. Ha.. " tawaku menggema memenuhi isi ruangan itu.

Ceklek...

Pintu terbuka dari luar. Tampaklah seorang dokter wanita yang menanganiku kemarin memasuki ruanganku dengan ekspresi terkejutnya.

"Ada apa ini? Suster.. Suster.. Ayo cepat bantu tangkap pasien." teriak dokter itu dengan nada kesalnya.

Aku yang melihat beberapa suster berlari ke arahku, seketika membuat diriku ketakutan dan semakin tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Aku berlari secepat mungkin mecoba melewati para suster menuju pintu keluar.

Di saat yang bersamaan, Kakekku datang dengan membawa bungkusan makanan ditangannya. Aku yang sedang berlari ketakutan akhirnya tanpa sengaja menabraknya hingga terjatuh.

"Pak tua.. Pak tua.. Tolong aku .. Mereka jahat ingin membunuhku." ucapku dengan wajah penuh ketakutan.

"Ada apa ini? Apa maksudmu Naya?" ucap kakekku dengan nada kesalnya. Gimana tidak kesal, bekal makanan yang dibelinya untuk menjengukku berserakan dilantai dan mengotori bajunya. Padahal rencananya setelah kakek menjengukku ia akan bertemu dengan pihak bank untuk pengajuan pinjaman.

Aku pun bersembunyi di balik punggung kakekku. Mencoba mencari perlindungan disana.

"Tuan Danu ... Cucu anda sudah membuat kericuhan. Dan lihatlah disana suster itu tergeletak dilantai tidak sadarkan diri karena ulah cucu anda." ucap dokter dengan nada tegasnya.

"Apa itu benar Naya?" ucap pak Danu dengan nada emosinya.

Aku hanya melotot tajam. "Mereka semua pembohong, Mereka bilang ibuku mati pak tua.. Padahal ibuku sedang dirumah. Ayo pak tua.. Antarkan aku pulang." rengekku dengan berlinang air mata.

"Bohong tuan. Tadi setelah bangun tidur langsung menyerang kami membabi buta. Padahal kami hanya ingin membersihkan tubuhnya." ucap salah satu suster dengan tangisan penuh drama.

"Tuan mohon maaf, saya tidak bisa merawatnya dirumah sakit ini. Melihat kondisinya yang kian memburuk, lebih baik cucu anda dirujuk di rumah sakit besar di kota Jakarta. Kebetulan disana ada sebuah rumah sakit besar yang khusus menangani pasien seperti cucu anda." ucap sang dokter dengan nada penuh penyesalan.

"Tapi apa tidak bisa dirawat di rumah sakit sini saja? saya tidak mungkin meninggalkan cucu saya sendirian disana. Dan juga ... Hasil medis cucu saya apa sudah keluar? Bukannya pagi ini baru akan diperiksa?" ucap kakekku dengan tatapan matanya yang penuh selidik.

"Siang ini pihak rumah sakit akan memberikan surat rujukan agar cucu anda bisa segera dibawa ke rumah sakit rujukan di jakarta." ucap dokter dengan nadanya yang tegas.

Kakekku hanya bisa pasrah dengan semua keputusan dokter. Dirinya yang awam akan dunia kedokteran hanya bisa pasrah, berharap semoga ini yang terbaik untuk cucunya.

Setelah disuntik obat penenang, akhirnya aku pun terlelap. Terlelap dalam keadaan yang tenang dan damai.

Whats app..

[Sampaikan kepada Embun, aku akan pulang terlambat hari ini. Ada suatu hal yang perlu aku urus.]

Send.. Pak Jupri.

"Baiklah Dewi .. Demi kesembuhan putrimu aku akan membawanya ke Jakarta. Semoga ia lekas sembuh seperti semula." monolog kakek dalam hatinya.

Tak lama kemudian seorang suster sudah siap dan mendorongku yang sudah terlelap di atas brankar. Kedua tanganku diikat dengan sebuah tali yang begitu kencang hingga menyisakan garis - garis kemerahan di tanganku.

Kakek tertegun melihat kondisiku. Hingga tanpa sadar ia menitikkan air mata. "Apa cucuku harus diikat seperti ini? Bukankah dia sudah diberi obat penenang, dan lihatlah tali itu terlalu kencang mengikatnya kedua tangannya.

"Maaf tuan.. hal ini dilakukan untuk antisipasi kemungkinan cucu anda akan kembali mengamuk di tengah perjalanan."

Kakek pun mengantarku hanya sebatas sampai di ambulans. Mengingat ia yang sudah mempunyai janji dengan pihak bank siang ini.

"Maafkan kakek Nay tidak bisa mengantarmu. Kakek janji akan segera mengunjungimu bersama dengan Embun." ucap Kakek dengan sorot wajah sedihnya.

* * *

Sore itu..

Aku terbangun di kamar serba putih. Sebuah kamar yang hanya dilengkapi dengan sebuah ranjang ukuran 100 X 200 cm. Disebelah ranjang terdapat meja yang dilengkapi dengan laci ukuran kecil dan sebuah jendela kaca yang menghadap ke taman. Hamparan bunga - bunga bermekaran tampak menghiasi rerumputan di taman itu.

Aku menatap sekeliling. Sebuah tempat asing yang tidak pernah ada dalam imajinasiku sebelumnya. Aku mencoba bangun namun sialnya tanganku dalam kondisi terikat.

"Aku dimana? Ibu.. Ibu.. Tolong aku bu.. Ada yang menculikku." teriakku dengan begitu histeris.

Tap.. Tap .. Tap ..

Suara Langkah kaki tampak menghampiri kamarku. Dan pintu terbuka.. Tampak seorang wanita yang mendatangiku dengan membawakan sebuah makanan yang ditaruhnya di atas nampan.

"Kau sudah bangun?" ucapnya dengan nada ketusnya.

"Siapa kamu? Dan dimana ibuku? Kenapa dia tidak menjemputku?" ucapku dengan nada tak kalah ketusnya.

Perlahan wanita itu mendekat. Dibukanya ikatan tanganku. "Waktunya makan. Habiskan makananmu. dan jangan buat kericuhan disini." ucapnya dengan nada ketusnya.

Aku pun mendorong wanita itu dengan begitu keras hingga ia jatuh tersungkur ke lantai. Aku pun berlari keluar kamar itu. Berlari sekencang mungkin mencoba kabur dari tempat ini. Hingga di ujung lorong kakiku keseleo dan terjatuh dari tangga yang ada disana.

"Aww.. .sakit.. Ibu .. " teriakku dengan begitu keras.

"Kamu tidak apa - apa?" ucap seorang pria dengan nada dinginnya di hadapanku.

Hingga dari kejauhan tampak seorang wanita berlari mengejarku. Dengan tubuhnya yang gempal dan nafasnya yang ngos - ngosan.

"Dasar gila... Baru hari pertama sudah membuatku repot saja. Awas saja kalau kamu kabur. Aku akan mencambukmu."

"Aku mau pulang. Aku mau ibuku.. Ibuku pasti menungguku." ucapku dengan isakan tangis.

Pria itu mengernyitkan keningnya. Menatap sesuatu di tangga itu. Cairan merah kental yang berasal dari kakiku.

"Darah? Suster cepat bawa ke ruanganku sekarang juga." ucap pria itu dengan wajah paniknya.

1
Mutia Kim🍑
Huussshh pergi sana, ganggu aja heran
Mutia Kim🍑
Bentar lg ponakan online lahir🥰
rokhatii
setrauma itu Naya
rokhatii
Pepet terus dok
Wida_Ast Jcy
kurang nya cuma satu. kurang beradab 🤣🤣🤣 ya kan thor
Wida_Ast Jcy
awas copot tu jantung🤭🤭🤭🤭
Shin Himawari
copying meccanisme Innaya biar ga tersakiti lagi🥲
Shin Himawari
kamu nyarinya dimana sih van butuh aku jadi dektetif mu ga🥲 gemes aku
Shin Himawari
akhirnya muncul juga devan ayo cari yang semangat van
Drezzlle
semoga ya Kek, Semoga wir menepati janjinya. Kasihan juga hidupnya
Drezzlle
takutnya hanya perasaan iba sesaat tapi nganggepnya sayang
mama Al
aku juga mau
mama Al
waduh malah mimpiin Naya
mama Al
tapi betul kata Wira.
mereka perawat tapi sikapnya tidak mencerminkan pekerjaannya
Mutia Kim🍑
Itu pasti embun weee
Mutia Kim🍑
Takutnya plot twistnya itu Devan malah nikah sama Embun😬
kim elly
aaaakh terima naya terima🥰
kim elly
sayang sayang bukan pacar lo kok
kim elly
eheum
kim elly
akhirnya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!