NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31

Tok--- Tok--- Tok---

Pintu rumah Fahira terbuka lebar. Bi Inah membukakan pintu karena ada yang mengetuk. Terlihat seorang wanita berusia tiga puluh lima tahun menenteng tas besar berisi pakaian di bahu kanannya. Ia tersenyum dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum, Bu. Nyonya Fahiranya ada?" tanya Mbak Yem yang diperintah Eva untuk datang.

"Waalaikumsalam. Nyonya sedang menjemput Nona Viola di rumah sakit. Mungkin sebentar lagi sampai," sahut Bi Inah dengan ramah.

Bersamaan dengan itu, mobil Avanza berwarna putih datang dengan suara klakson, memasuki gerbang rumah. Suara itu membuat Mbak Yem dan Bi Inah sama-sama menoleh ke arah mobil tersebut.

"Tuh, Nyonya sudah datang. Tunggu di sini sebentar, ya? Saya mau menyambut majikan saya dulu."

"Iya, Bu," sahut Mbak Yem sambil mengangguk. Bola matanya mengikuti langkah Bi Inah yang menuju mobil.

Fahira membuka pintu dan turun dari mobil, disusul oleh Viola yang juga ikut turun. Kedua majikan itu disambut senyuman hangat oleh pembantunya yang sudah berdiri di depan pintu mobil.

"Bi, ambil barang di bagasi, ya?" perintah Fahira pada Bi Inah.

Ia lalu menoleh pada Viola dan merangkul bahunya, membimbingnya masuk ke dalam rumah. Sebelum Fahira sampai di depan pintu, Bi Inah berjalan cepat menghampirinya.

"Nyonya, di depan ada tamu nyariin Nyonya," ucapnya sambil membawa tas berisi pakaian Viola.

Fahira menatap ke arah pintu, dan benar saja, ia melihat seorang wanita berdiri, mengangguk hormat, dan tersenyum padanya.

"Siapa, Bi?" tanya Fahira.

"Saya nggak tahu, Nya," sahutnya menunduk.

"Ya sudah, bawa barangnya masuk dulu. Nanti aku yang akan menemuinya."

"Baik, Nya," jawab Bi Inah lalu berjalan masuk membawa barang majikannya.

Fahira dan Viola berhenti di depan pintu. Ia menatap Mbak Yem dan mengajaknya bicara.

"Masuk dulu, Bu. Saya antar adik saya dulu."

Viola yang mendengar Fahira menganggapnya sebagai adik merasa jantungnya berdetak cepat. Selama ini, baru kali ini ada seseorang yang mau menganggapnya sebagai keluarga.

Setelah mengantar Viola ke kamarnya, Fahira menuruni tangga untuk menemui tamu yang sejak tadi menunggunya di ruang tamu.

"Ya, ada apa, Bu? Ibu ingin bertemu dengan saya?" tanya Fahira setelah duduk di sofa.

"Saya diperintah Tuan Zidan untuk datang kemari," jawab wanita itu, membuat kening Fahira berkerut.

"Suami saya? Kok Bang Zidan nggak bilang apa-apa sama saya? Sebentar, saya telepon dulu."

Fahira mengambil ponselnya, diangguki oleh Mbak Yem yang duduk diam mendengarkan.

"Halo, assalamualaikum, Bang. Abang ada janji dengan seseorang untuk datang ke rumah?" tanya Fahira setelah teleponnya tersambung.

"Waalaikumsalam. Iya, dia ART yang bekerja di rumah ibu. Suruh dia menunggu di rumah sampai abang pulang. Kalau bisa, suruh dia bantu Bi Inah dulu di dapur," sahut Zidan di seberang telepon.

"Oh, begitu. Baiklah, Aira akan sampaikan padanya."

"Ya sudah, abang lanjut kerja dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam..."

Fahira meletakkan ponselnya dan menatap Mbak Yem yang masih menunggu jawaban darinya.

"Oke, tadi saya sudah tanya suami saya. Siapa nama Ibu?" tanya Fahira dengan ramah.

"Nama saya Iyem, Nyonya. Biasa dipanggil Mbak Yem," jawabnya sopan.

"Baik, Mbak Yem. Mbak bisa letakkan dulu tasnya di kamar Bi Inah, lalu bantu Bi Inah dulu di dapur sampai suami saya pulang. Tadi Bang Zidan bilang begitu. Bagaimana, Mbak Yem keberatan tidak?" tanya Fahira lagi.

"Tentu saja tidak keberatan, Nyonya. Saya akan dengan senang hati membantu di sini," jawabnya menunduk sopan.

"Baiklah kalau begitu, ayo, saya antar ke dapur."

Mbak Yem pun beranjak mengikuti langkah Fahira menuju dapur. Melihat majikannya yang begitu ramah dan lemah lembut membuat Mbak Yem merasa dihargai, meski dirinya hanyalah seorang pekerja.

Sesampainya di dapur, Fahira menghampiri Bi Inah dan memperkenalkan Iyem padanya.

"Bi, ini namanya Mbak Yem. Dia akan bantu Bibi di dapur sampai Bang Zidan pulang nanti sore. Tasnya nanti bisa ditaruh di kamar Bibi, ya?" ujar Fahira sambil menyentuh bahu Mbak Yem.

"Baik, Nya," sahut Bi Inah.

"Ya sudah, aku istirahat dulu di kamar, ya? Mbak Yem, kalau belum makan, ambil saja makanan di kulkas. Atau mau masak makanan yang Mbak Yem inginkan juga nggak apa-apa. Anggap saja ini rumah sendiri."

"Baik, Nya. Terima kasih," jawab Iyem sambil tersenyum dan mengangguk hormat.

Iyem menatap kepergian Fahira hingga majikannya itu menaiki tangga. Tanpa terasa, air matanya menetes. Jika saja ia bisa bekerja dengan majikan sebaik itu, pasti ia akan sangat bersyukur dan bisa membiayai sekolah anak lelakinya sampai sukses.

Bi Inah yang melihatnya menepuk bahunya, membuat Iyem sedikit terkejut.

"Eh, maaf, saya jadi melamun," ujar Iyem pelan.

"Ada apa? Sepertinya kamu sedang ada masalah?" tanya Bi Inah dengan nada iba.

"Iya, Bi. Tadinya saya kerja di rumah ibunya Tuan Zidan. Tapi beliau selalu mengomel dari subuh sampai berjam-jam hanya karena kesalahan kecil. Marahnya panjang seperti kereta api. Tapi setelah lihat Nyonya Fahira, hati saya sedih. Seandainya saya bisa kerja di sini, pasti saya bisa sekolahin anak saya sampai kuliah," jelasnya panjang lebar.

"Sabar saja. Tunggu Tuan datang, nanti kamu bisa bicarakan lagi sama beliau," ujar Bi Inah, lalu mengajak Iyem ke kamarnya untuk beristirahat sebentar.

~~

Sore harinya

Zidan sudah pulang. Ia disambut sang istri tercinta yang sejak pagi merindukan kehadirannya.

"Assalamualaikum," ucap Zidan begitu memasuki ruang keluarga.

"Waalaikumsalam. Abang sudah pulang? Mau Aira bikinin teh atau kopi?" sambut Fahira dengan senyuman manis.

"Abang mau mandi dulu, setelah itu baru buatkan kopi, ya," sahutnya sambil menyerahkan tas kerja dan jasnya pada Fahira.

"Oke, baiklah," jawabnya, kemudian berjalan mengikuti langkah Zidan menaiki tangga.

"Bagaimana keadaan Viola?" tanya Zidan sambil melangkah.

"Alhamdulillah, dia sudah lebih baik. Aira juga sudah bilang sama Bibi untuk tidak lagi memasak pakai minyak wijen," jawab Fahira.

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Oh iya, Bang, itu tadi si Iyem kenapa Abang suruh datang ke sini?" tanya Fahira lagi.

Mendengar pertanyaan itu, Zidan menarik napas dalam, memijat pangkal hidungnya, lalu duduk di tepi kasur sambil melepas sepatu dan kaus kakinya.

"Dia ART yang kerja di rumah ibu kemarin. Baru dua minggu kerja, dia sudah minta resign. Eva bilang sama abang, katanya cuma karena kesalahan kecil saja ibu sudah mengomel dari subuh. Bahkan sampai bayangan dia hilang pun ibu masih mengomel panjang lebar. Abang juga nggak tahu, sebenarnya apa yang ibu inginkan," jelasnya panjang lebar.

Fahira yang mendengar itu hanya terdiam, keningnya berkerut. Ia tak menyangka ibunya kini sampai separah itu jika sedang mengomel.

...----------------...

Bersambung....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!