Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Terima kasih
“Pak,aku mau ke kamar mandi..”
Pria yang sibuk menjelaskan di depan menghentikan kalimatnya dan melihat ke arah tangan yang terangkat.
“Masih 10 menit di kelas sudah ke kamar mandi aja..”jawab pria yang sering siswa dan siswi panggil dengan sebutan pak Theo.
“Tadi nggak sempat pak..”
“Iya sudah 5 menit.”
Fathan pun berdiri dari duduk nya lalu melangkah kan kaki meninggalkan kelas.
“Wanginya calon pacar gue…”ujar Aurel setelah fathan melewati mejanya.
“Baik sekarang kalian buka halaman….”
Fathan melangkah kan kakinya menuju toilet pria yang bersampingan dengan toilet wanita.
Tidak ada seorang siswa atau siswi di sana,hanya dirinya.
“Tolong….tolongg aku…”
Fathan mengerutkan keningnya, dia melihat ke arah kamar mandi perempuan,setelah mendengar suara itu.
Langkahnya terhenti,dia mencoba menunggu mendengar lagi,siapa tahu dia salah dengar.
“To-tolong…”
Akhirnya Fathan pun melangkah kan kakinya menuju sumber suara.
“Apa ada orang?”
“Tolongg..tolongg aku di sini..”suara itu sedikit lebih cepat,tidak seperti tadi,lemah dan gemetar.
Fathan membuka semua pintu kamar mandi,dan semuanya berhasil,setelah itu dia sudah sampai di sebuah pintu yang terkunci.
Tok…
Tok…
“Apa ada orang di sini?”
“Tolong…”lemah dan hampir tidak terdengar..
Fathan pun segera mencoba membuka pintu,tapi tidak bisa.
“Gue dobrak ajaa..”
Satu kali dan dua kali pria itu mencoba membentrok kan tubuh nya ke pintu kamar mandi.tidak berhasil juga namun ke tiga kalinya,pintu itu pun langsung terbuka.
“Kaira?”ujar Fathan terkejut melihat tubuh Kaira yang sudah basah bahkan bau lumpur duduk di sudut kamar mandi dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Fathan bingung,bagaimana ia membawa gadis itu,jika ia menggendongnya,pastinya badannya akan bau dan basah.
Fathan segera keluar dari dalam kamar mandi dan melangkah menuju tempat satpam.
“Pak..tolong ada siswi yang pingsan di toilet.”ucap Fathan kepada satpam yang baru saja ingin duduk di atas kursi.
Satpam itu segera berdiri dari duduknya.”siapa? Kok bisa?”
Tidak ada jawaban dari Fathan,ia terus melangkah,dia juga tidak tahu kenapa Kaira bisa berada di kamar mandi.
“Loh kamu kan bisa angkat dia,kamu lebih muda dari pada saya,pinggang saya mana sanggup bawa tubuh Kaira.”satpam itu sepertinya sudah mengenal Kaira.
“Tapi pak..”
“Tidak ada tapi tapian,cepat bantuin bawanya..”
Akhirnya Fathan pun terpaksa menggendong tubuh gadis itu menuju unit kesehatan sekolah.
“Langsung ke rumah sakit aja,bu yuni dan Bu desi nggak masuk sekarang,mereka lagi pergi ke pusat kesehatan kota.”
Fathan menghentikan langkahnya.”gue nggak bawa mobil pak,tapi motor,gimana mau bawa ke rumah sakit?”
Satpam itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”tunggu sebentar di sini saya pinjam mobil pak suhen.”
Fathan belum menjawab,satpam itu sudah tergesa gesa melangkah ke arah ruang guru.
Fathan menatap wajah Kaira,benar kata Rian,di tatap dekat,ada bekas luka di kening gadis itu, bahkan tangannya ada memar memar yang sudha hampir sembuh.
Bibir Kaira begitu pucat,tubuhnya sangat dingin.
“Cepat pak!”spontan Fathan mengucapkan kalimat itu,lalu dia melangkah menuju mobil yang di tunjukkan sang satpam.
Fathan memasukkan Kaira ke dalam mobil lalu dengan cepat dia membawa mobil itu meninggal kan parkiran sekolah.
“Lahh aku nggak ikut nih?”saat satpam itu ingin membuka pintu mobil,mobil itu sudah melaju.
.
“Suster…tolong teman saya..”
Beberapa suster akhirnya membantu Fathan mengangkat kaira dan meletakkan tubuh gadis itu di atas brangkar dan mendorongnya menuju IGD.
Fathan duduk di kursi tunggu,pria itu terdiam tapi kepalanya berisik dengan beberapa pertanyaan tentang Kaira.
.
“Udah 10 menit Fathan belum balik balik,kemana sih tuh anak.”bara berbisik kepada Rian dan kemudian Rian juga mengangguk kan kepalanya.
“Gue juga nggak tahu,apa dia BAB ya?”
“BAB kok lama banget sih Rian, ini udah 10 menit loh..”
“Heyy kalian berdua! Berbisik bisik aja,cepat maju ke depan,bara kamu kerjain soal nomor 3 dan kamu Rian,kerjakan soal nomor 2 cepat!”
Kedua pria itu akhirnya pasrah saling melihat.otak mereka tidak akan sanggup mengerjakan soal di depan.
“Lo sih..malah ngajak gue ngomong”ucap Rian kesal kepada Bara.
“Lah kok gue?”
“Rian,Bara! Jangan sampai saya marah ya.”
Akhirnya keduanya pun berdiri dari duduknya lalu berjalan ke depan ruangan kelas.
Sedangkan Maya,terus melihat ke arah pintu masuk,kenapa sahabat nya itu lama sekali datang nya,sebanyak apa pekerjaan yang di berikan wali kelas mereka hingga sampai sekarang Kaira belum balik balik juga.
Itulah saat ini isi pikiran gadis itu.
.
Bau bau obat menelusuk ke Indra penciuman,cahaya lampu dan plafon putih,adalah hal yang pertama di lihat oleh mata.
Ceklek…
Pintu ruangan rumah sakit terbuka,yang membuat Kaira melihat ke arah pintu.
Selang oksigen masih menempel di hidung gadis itu.
“Kok lo-“
“Iya gue di sini..”jawab Fathan sembari duduk di atas kursi yang tersedia di sana.
Pria itu membawa sebungkus bubur,dia membuka makanan itu dan memasukkannya ke sebuah mangkok yang ia minta kepada suster.
Sebenarnya pihak rumah sakit menyediakan makanan untuk para pasien,tapi ini belum waktunya makan siang dan para pekerja dapur rumah sakit belum menyiapkan makanan.
Jadi Fathan di sarankan membeli bubur dari restoran di depan rumah sakit.
“Ini makan dulu..”ujar pria itu dimana,dia juga sudah membantu tempat tidur gadis itu duduk.
Kaira masih melihat pria itu.”tadi lo ya yang nolongin gue..”setelah beberapa saat terdiam,suara yang masih lemah itu kembali berbunyi.
“Hmm iya,makan dulu..”ulang pria itu lagi.
“Makasih..”jawab Kaira sembari menikmati bubur itu,perutnya memang sudah lapar.
“Kenapa lo bisa ada di kamar mandi?”
Fathan bertanya dengan nada penasaran.
Kaira melihat ke arah pria itu.lalu Kaira tersenyum tipis.”biasa di bully..”ucapnya sembari masih mengunyah bubur yang hangat itu.
“Sama siapa?”
“Sama orang yang nggak suka sama gue..”
“Siapa orangnya?”
“Emang kalau gue ngasih tahu ke lo,gue nggak akan di bully lagi di sekolah?”gadis itu tersenyum tipis,dia merasa tidak ada gunanya ia memberitahu kepada pria itu.”nanti lo juga bakal tahu.”ucapnya lagi sembari memasukkan satu suap bubur ke dalam mulutnya.
Fathan hanya diam,dia bisa melihat gadis itu seeprtinya sudah terbiasa dengan bahan bullyan,bahkan Fathan mengingat ucapan sahabatnya tadi tentang gadis itu.
Ceklek…
Pintu ruangan terbuka seorang pria yang sedikit sudah ber umur menggunakan blazer berwarna putih mendekat ke arah Kaira.
“Setelah makan minum obat sama vitaminnya ini ya,nanti kalau mau pulang,suster akan mengantar obat dan vitamin yang akan kamu konsumsi di rumah.”
Kaira mengangguk kan kepalanya.”iya dokter,terima kasih ya..”
“Iya,kalau boleh kamu harus teratur makan,kamu masih muda,penyakit lambung kamu sudah mulai parah.”
Kaira hanya tersenyum tipis dan mengangguk kan kepalanya.
“Kalau begitu saya permisi,mari…”dokter itu meninggalkan ruangan,dan Kaira juga sudah selesai menyantap buburnya.
Gadis itu pun menuruti perintah dokter,ia meminum obat dengan memasukkan terlebih dahulu ke dalam mulutnya lalu meminum air putih.
“Apa tidak pahit?”
“Lebih pahit perjalanan hidupku”jawab Kaira tanpa melihat pria itu.
Fathan melihat sorotan mata gadis itu menyimpan banyak beban,dan perlahan dia merasa bersalah karena tadi mengambil bekal gadis itu begitu saja,mungkin tadi juga Kaira belum saparan.itulah isi pikiran Fathan.