Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Tiba-tiba suara gaduh terdengar diluar ruangan.
Akhirnya Jordan mengurungkan niatnya untuk menyerahkan racun itu, mengingat racun itu sangatlah ampuh untuk membunuh tanpa meninggalkan jejak.
Jika Gricelin mati dengan racun itu, tes apapun tidak akan bisa mendeteksinya.
Dokter itu pun memilih untuk segera pergi meninggalkan ruangan Gricelin dari jendela.
Tak berselang lama, pintu ruangan dibuka.
Seorang perawat wanita nampak masuk.
"Nona, apakah terjadi sesuatu?" Tanya perawat itu.
Wajah perawat itu terlihat sangat panik dan pucat.
Gricelin hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala, mengingat sekarang dia belum bisa berbicara.
Perawat itu pun melirik ke arah pintu, karena Rava memang berdiri dari balik pintu.
Ia belum berani masuk, mengingat kata dokter masih membutuhkan waktu sampai keadaan Gricelin lumayan stabil.
Baru, Ia bisa menemui Gricelin dan bisa mengajaknya bicara.
"Apakah Anda mau tidur Nona?" Tanya perawat itu dengan penuh kelembutan.
Gricelin mengangguk.
Setelah mendengar jawab Gricelin, perawat itu pamit, lalu meninggalkan Gricelin yang sendirian dikamar.
Gricelin sekarang merasa sangat gelisah dan tidak tenang, padahal sejak masuk rumah sakit ini.
Dia merasa tubuhnya jauh lebih tenang, tapi kepanikan, rasa takut yang mendalam sekarang kembali merasuk dalam pikirannya.
Sementara Rava yang masih menatap Gricelin dari kaca dibalik pintu bertanya pada perawat yang barusan keluar.
"Bukankah harusnya dia tenang dan bisa tidur nyenyak? Kenapa dia sangat gelisah?" tanya Rava dengan tatapan tajam.
Auranya sungguh sangat menakutkan.
Perawat itu menjawab dengan nada sedikit tergagap. "Maaf Tuan, tadi Nona memang sudah sangat tenang! Tapi saya tidak tahu, alasannya kenapa Nona bisa jadi seperti ini! Mungkin ini efek obatnya Tuan, kita tunggu saja besok pagi."
Melihat wajah perawat itu yang tidak nyaman, bahkan sangat ketakutan.
Rava mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.
Sementara itu, perawat itu yang sebelumnya ingin menanyakan perihal dokter pria yang barusan berkunjung mengurungkan niatnya.
Takut akan amarah Rava, mengingat dirinya memang baru saja meninggalkan Gricelin untuk buang air besar dikamar mandi.
Sementara itu disebuah kamar hotel.
"Kak Harley, aku sangat mencintaimu!" kata Diandra yang memeluk Harley dari belakang.
Sementara itu, Harley ingin melepaskan pelukan Diandra.
Karena ibunya sebelumnya menyewa seorang hacker dan agen, untuk menyelidiki kasus Gricelin.
Hacker itu membobol CCTV rumah Gricelin, karfna ibunya Aurora yakin kalau Gricelin memang tidak bersalah.
Nyatanya, semua informasi yang didapatkan hacker maupun agen intelijen menunjukkan fakta jika Gricelin tidak bersalah.
Malah selama ini, Gricelin-lah yang menjadi korban.
Sebenarnya sekarang ini, Harley setuju saat Diandra ingin bertemu dengannya didalam hotel, karena Diandra mengirimkan pesan kalau sekarang dia dalam keadaan bahaya.
Harley kuatir dan ia pikir, saat bertemu dia ingin memberitahu Diandra, jika pertunangan mereka harus batal.
Mengingat hati Harley memang untuk Gricelin.
Diandra dengan kurang ajar meraba-raba tubuh Harley.
Dengan nada dingin, Harley berkata, "Diandra. tolong hentikan! Bukankah kalau sikapmu seperti ini, kamu mirip seperti jalang?"
"Walaupun jalang tapi aku masih suci, sedangkan Gricelin, dia sudah tidur dengan tiga pria sekaligus," kata Diandra seolah-olah enggan melepaskan pelukannya.
Sementara Harley bingung, tubuhnya memanas bahkan dia merasa terangsang dengan apa yang dilakukan oleh Diandra.
Diandra tersenyum miring, mengingat wewangian sensual yang dia taruh didalam kamar hotel benar-benar ampuh.
Harley tidak bisa mengendalikan tubuhnya akhirnya melakukan persetubuhan dengan Diandra.
Keesokan paginya.
Perawat nampak panik, kala melihat Gricelin yang mengiris pergelangan tangannya sendiri dengan pisau buah.
Ntah darimana datangnya pisau buah itu.
Napas Gricelin terengah-engah.
Rava yang baru bangun tidur langsung menuju ke rumah sakit, setelah mendapatkan kabar pesan dari perawat yang dia tugaskan menjaga Gricelin.
Sementara Harley yang ingin menemui Gricelin untuk meminta maaf, saat sampai dirumah sakit dengan keadaan terkejut.
Baru saja masuk ke area rumah sakit, Rava dihampiri Angel dengan seragam dokternya. "Rava, ayo temani aku sarapan!" kata Angel dengan suara manis dan lembut, dia terus berjalan mendekati Rava.
"Angel, maaf aku sedang sibuk," kata Rava cuek terus melangkahkan langkah kakinya meninggalkan Angel.
Angel berjalan cepat dan menghadang langkah kaki Rava.
"Rava, kemarin kamu gak menjemput ku di bandara. Aku marah, kamu melupakan janjimu pada kedua orang tuaku." Angel mulai terisak.
Rava menghembuskan napas kasar, dia pun mengirimkan pesan pada asisten pribadinya untuk memantau pertolongan pertama pada Gricelin.
"Hanya sarapan saja bukan? Ayo jangan nangis!" Rava tentu tidak tega melihat Angel menangis.
Sementara itu, di UGD.
Gricelin mendapatkan perawatan dari Jordan.
Karena semua dokter di rumah sakit sibuk dan beberapa ada yang belum datang.
"Luka mu masih kurang dalam untuk mati," kata Jordan.
Gricelin mendongak, menatap dokter yang menggunakan masker.
"Ini adalah racun, sekali teguk kamu bisa langsung mati," kata Jordan menyerahkan botol kecil itu.
Gricelin hanya diam, wajahnya nampak berpikir.
"Terimalah, aku memberikannya gratis. Daripada kamu menderita didunia ini," kata jordan lalu buru-buru pergi.
Sementara Gricelin nampak memandang obat yang ada ditangannya dengan tatapan dalam.
"Gricelin!" terdengar suara yang tak asing ditelinga Gricelin.
"Kak Harley," sahut Gricelin, dia reflek menyembunyikan obat itu disaku baju rumah sakit.
Harley dengan tatapan penuh bersalah memegang pergelangan tangan Gricelin, "aku minta maaf karena tidak percaya sama kamu. Aku sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Gricelin mencubit pahanya, ingin memastikan ini mimpi atau bukan.
Nyatanya pahanya sangat sakit.
Ini bukan mimpi.
"Kak Harley, aku memaafkan mu!" Bagiamana pun hubungan selama bertahun-tahun dengan Harley tidak akan semudah itu untuk dilupakan.
Secercah harapan terlihat dari kedua bola mata Gricelin.
Harley pun memegang pergelangan tangan Gricelin, "aku akan membantu memulihkan nama baikmu ... "
Ucapan Harley terhenti, kala Diandra datang bersama dengan ayahnya dan juga Marina.
"Harley kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan padaku semalam, kalau gak. Video kita saat berhubungan badan akan aku sebar," ancam Diandra.
"Nak Harley, kamu sudah merenggut kesucian Diandra. Dia adalah tunanganmu sekarang, dan dia wanita yang akan mengandung anakmu, kamu tidak bisa membersihkan nama Gricelin dengan mempermalukannya," ucap Marina.
Harley ingin marah pada Diandra tapi akhirnya mengurungkan niatnya.
Dia dilema.
"Kak Harley, apakah yang mereka katakan itu benar?" Tanya Gricelin, binar dibola matanya langsung lenyap.
Berubah menjadi kekecewaan yang mendalam.
Harley diam, tak berselang lama kedua orang tuanya juga datang.
Sebelum mereka bisa mengucapkan sepatah kata, Marina dan ayah Diandra Gunawan pun langsung menceritakan semua hal yang terjadi semalam.
Gricelin merasa tubuhnya yang baru diangkat dengan harapan setinggi langit, sekarang seperti sedang dijatuhkan.
Sangat sakit.
Dia putus asa.
Lantas dia pun meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi.
Dalam kamar mandi, dia memilih meminum racun itu dalam sekali teguk.
"Ayah, aku akan menyusulmu! Tidak ada orang didunia ini yang menginginkanku," kata Gricelin dengan air mata yang menetes.
Dia pun pingsan.