Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab acak
"Jangan berisik, kau tidak tahu kalau dia sekarang lagi tidur," ucap Sonia dengan tatapan nyalang.
Sejenak pria itu langsung menelisik ke arah ruang kerja Sonia dan di situ dirinya mendapati sang anak yang begitu nyenyak tidur diatas sofa, akan tetapi masih belum bisa meredam emosinya.
'Hah tidur! Padahal dia jarang sekali tidur siang, tapi tetap sKa wanita ini sudah lancang,' batin Juna.
"Sejak kapan dia tertidur?" tanya pria itu yang akhirnya membuka suaranya.
"Dari siang tadi," sahut Sonia.
"Kenapa kau membawanya tanpa memberi tahuku dan kamu harus tahu aku tidak suka dengan orang yang lancang seperti ini," cetus Juna.
Kau ini ngomong apa? Seharusnya kau mendengar dulu penjelasanku baru kau bisa menuduhku semaunya yang kau mau," balas Sonia tak kalah menohok nya.
"Masih saja berkilah," timpal Juna.
"Aku tidak sengaja ya bertemu dia di akang-akang penjual es di depan sekolahnya tadi, dan kebetulan dia yang memanggilku dan meminta untuk ikut denganku, dan dia memintaku untuk menghubungi mu hanya saja karena kesibukanku yang padat akhirnya aku lupa, dan aku akui aku salah, tapi aku tidak egois sepertimu, yang main menyalahkan sepihak saja, padahal sudah jelas-jelas kamu yang telat menjemput anakmu," pungkas Sonia.
Sejenak pria itu mulai menurunkan egonya dan memang kesalahan ini terjadi juga dari pihaknya yang terlambat menjemput, rasanya dia begitu malu apalagi sudah berani menyalahkan dan membentak wanita hamil di panggilan teleponnya tadi.
"Ya sudah kalau begitu aku bawa pulang dulu anakku," ucap Juna.
"Silahkan," ujar Sonia.
Saat ini Juna mulai masuk ke ruang kerja Sonia yang terlihat begitu adem, dan tenang, pantes saja anaknya itu betah berada di sini, akan tetapi ketika tangan kokoh itu ingin menyentuh tubuh kecil itu tiba-tiba saja Cleo mulai membuka matanya.
"Papa, Cleo gak mau pulang," celoteh anak itu.
"Kamu ngelantur ya," ucap Juna.
"Tante, Sonia besok jemput aku lagi ya," pinta anak itu.
"Iya Sayang, tapi kamu harus pulang dulu ya, sama Papa," ucap Sonia.
"Janji ya, besok jemput aku," pinta anak itu sekali lagi, dan Sonia pun langsung melirik ke arah Arjuna.
"Gimana anakmu, minta aku jemput?" tanya Sonia.
"Terserah saja," sahut Arjuna dengan nada datarnya, karena sebenarnya pria itu tidak punya pilihan lain selain mengiyakan pertanyaan wanita paruh baya itu.
Sonia pun hanya bisa menatap punggung pria dewasa yang sedang menggendong anaknya itu dari kejauhan.
*******
Sesampainya di rumah, Juna pun langsung menggendong tubuh anaknya itu, rupanya Cleo masih tertidur kembali, bahkan Juna pun merasa sedikit bersalah karena sudah mengganggu tidur anaknya itu.
"Sayang, maafkan Papa ya, sudah ganggu tidur kamu," ucap Juna sambil menidurkan tubuh anaknya di tengah ranjang.
Setelah menidurkan anaknya Juna mulai menelisik wajah sang anak yang begitu tenang, sejenak angannya mulai menelisik ke belakang, pria ini tidak pernah menyangka kalau dirinya akan setegar ini hidup hanya berdua dengan anak pertamanya tanpa wanita terkasihnya.
"Devina, semoga kau bahagia di sana bersama dengan anak kita, lihat di sini anakmu begitu pintar dan begitu pemilih, paling jika kau masih ada mulutmu akan mengoceh setiap hari karena ulahnya," ujar Juna sambil menggusar rambutnya dengan kasar.
Tidak mudah bagi Juna untuk menghapus bayangan Devina begitu saja dalam hidupnya, wanita yang menemaninya selama 6 tahun itu harus berpulang setelah melahirkan anak perempuannya yang juga sama-sama menghembuskan nafas terakhirnya.
Tidak bisa dibayangkan pada waktu itu hancurnya perasaan Juna dan juga Cleo yang pada waktu itu masih kecil.
"Sayang, aku akan menjaga anak kita sampai dia menjadi lelaki yang sukses dan bertanggung jawab, seperti yang kamu inginkan," janji Juna.
*********
Hari demi hari sudah terlewati begitu saja tanpa terasa saat ini usia kandungan Sonia sudah menginjak 9 bulan bahkan tinggal menghitung hitungan hari saja kelahiran putri keduanya yang begitu dia nanti-nanti.
Selama 4 bulan ini hubungan Sonia semakin akrab dengan anak kecil yang bernama Cleo itu, bahkan sekarang supir Juna sendiri yang langsung mengantar Cleo ke outlet Sonia setelah pulang sekolah, seperti sekarang ini.
"Assalamualaikum Tante," sapa Cleo dengan nada cerianya.
"Walaikum salam Sayang," sahut Sonia, meskipun sedang sibuk akan tetapi Sonia menyempatkan untuk menghampiri anak itu terlebih dahulu.
"Tante, jangan kerja terus, aku gak mau Tante dan dedek bayi kenapa-napa," ucap anak itu yang dihantui rasa khawatir.
Terus terang saja Sonia merasa tersentuh selalu mendapatkan perhatian kecil dari anak kecil itu, kehadiran Cleo menjadi obat tersendiri untuk dirinya yang masih belum bisa bertemu dengan sang anak yang mungkin saat ini sudah lulus SMA di 4 bulan terakhir ini.
Tanpa terasa sudah 4 bulan Kenzie pergi tanpa kabar, hati Sonia bagaikan kapas yang diterpa badai, melayang tanpa bisa melawan karena sebagian tenaganya sudah habis untuk memikirkan sang anak, beruntung badai itu segera berhenti dan Allah menggantikan sosok malaikat kecil yang bisa mengobati rasa rindunya meskipun tidak sepenuhnya rasa rindu itu terobati.
"Sayang, pekerjaan Tante ini tidak berat, jadi gak apa-apa jika Tante masih harus bekerja seperti ini," jelas Sonia.
"Tapi aku gak mau lihat Tante kecapekan nantinya," ucap bocah kecil itu dengan cemas.
"Sayang, makasih ya sudah peduli sama Tante dan dedek bayi," ungkap Sonia.
"Iya Tan, karena Tante dan dedek bayi merupakan teman Cleo yang paling Cleo sayangi," ujar anak itu.
Sejenak Sonia langsung menyuruh karyawannya untuk melayani tamu kecilnya yang setiap hari selalu siap menengok dirinya yang memang begitu membutuhkan hiburan.
"Tante, nanti kalau dedek bayi sudah lahir ayahnya datang gak?" pertanyaan anak itu sungguh menyayat hati perempuan paruh baya itu.
"Tante gak tahu Sayang," sahut Sonia apa adanya.
"Ya sudah kalau memang gak datang, biar Papa Cleo saja yang menemani persalinan Tante nanti," ucap anak itu.
"Sayang, gak usah seperti itu Tante gak mau ngerepotin Papa kamu," cegah Sonia.
"Sudah jangan terlalu memikirkan itu, ingatlah dedek bayi akan aku anggap seperti adikku sendiri," ucap anak itu yang terlintas seperti orang dewasa.
Sonia merasa senang dengan celotehan anak kecil yang selalu menemaninya setiap saat ini, bahkan dirinya tidak pernah menyangka ketika dekat dengannya Cleo menjadi anak yang nurut dan tahu waktunya tidur dan juga belajar, bahkan kata pembantu yang menjaga Cleo anak itu sudah mulai berkurang bermain handphone nya, mungkin perhatian yang diberi Sonia membuat anak kecil itu merasa terarah dan diperhatikan.
'Ya Allah terima kasih banyak sudah menghadirkan anak kecil ini di dalam kehidupanku,' batin Sonia.
semangat thor...