Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Banyak para tetangga Romli yang penasaran dan ingin melihat situasi di rumah Romli, tapi mereka tidak berani mendekat dan hanya melihat dari kejauhan.
"Beli sepeda motor baru Kang Romli 'tanya salah satu pria yang ada agak jauh di tepi jalan berteriak keras.
Sedangkan Romli yang ada di dalam rumah langsung bergegas keluar....
"Eeh...iya kang, mari silahkan masuk" sahut Romli yang justru mempersilahkan orang orang itu mendekat kerumah nya sambil melambaikan tangan.
Ketiga pria itu saling tatap dan akhir nya saling menganggukan kepala.
Ketiga pria itu bergegas melangkah memasuki halaman rumah Romli....
Sesampai nya di depan pintu...
"Eem...rumah nya masih berantakan kang" ujar Romli sungkan....
"Walah Rom, uang mu banyak sekali Rom, sudah bangun rumah, beli motor, di tambah lagi ini, tumpukan keramik banyak sekali". Ujar pria itu tidak menjawab basa basi Romli dan justru menelisik isi rumah Romli.
"Aaah...sampean bisa saja Di" jawab Romli malu malu.
Pria yang di panggil Di oleh Romli ini sahabat kecil Romli saat mereka masih sama sama bermain....
"La iyo Rom, kita seumuran, aku masih tetap begini begini saja, kamu sudah bisa sekaya ini,
kamu sudah bisa bangun rumah, beli sepeda motor, beli semua nya, lah aku!!, hidup saja masih numpang di rumah orang tua" sahut pria itu dengan keluhan nya.
"Sabar Di, mungkin belum saat nya, kalau sudah rejeki, pasti akan datang sendiri pada masa nya nanyi Di" sahut Romli dengan senyum ramah nya.
"Aah...kamu bisa ngomong begitu karna kamu sekarang punya banyak uang Di" sahut pria itu yang keukeuh dengan keluhan nya.
Romli pun akhir nya mengalah dan hanya tersenyum sambil mengangguk kepalanya
"Eeh ada akang akang"sapa Nur yang baru keluar dari dapur.
"Iyo ini lo yu Nur, kami penasaran,"sahut salah satu pria itu tanpa ragu.
"Silahkan kang, ini es teh nya" ujar Nur lagi menawarkan minuman yang ia buat.
Ketiga pria itu saling menelan ludah dan saling tatap...
"Ini gorengan nya juga masih ada kang" sahut si pekerja sambil mengangkat kresek putih berisi pisang goreng dan mendoan.
Ketiga pria itu semakin menelan ludah....
"Ayo kang, jangan ragu" ujar si pekerja itu, dan ketiga pria itu saling tatap....
"Ayo Di, gak usah sungkan, kayak sama siapa lo kamu ini" ujar Romli sambil menyodorkan kresek berisi gorengan itu....
"Eem..malah ngrepoti to Rom" ujar pria itu basa basi.
Romli hanya mengulaskan senyum ramah nya dan ketiga pria itu ragu ragu mengambil gorengan dari dalam kresek putih itu....
"Pisang nya manis ya Rom" ujar salah satu pria itu dengan mulut penuh pisang goreng.
"Hem, ambil lagi Di, masih banyak kok" sahut Romli sambil mengulas senyum.
Ketiga nya dengan lahap memakan gorengan sampai tinggal satu mendoan yang tersisa.
"Minum nya Di" ujar Romli sambil menyodorkan teko tempat es buatan Nur.
Setelah meminum es itu...
"Aduhh....kenyang Rom" ujar pria yang di panggil Di oleh Romli itu.
'Ya kenyang, setengah kresek kalian habiskan bertiga" batin si tukang menggerutu.
"Eem...Rom, trimakasih ya, kalau Syukuran sepeda motor, jangan lupa undang undang ya Rom" ujar pria itu tanpa ragu.
Romli hanya mengangguk sambil mengulas senyum....
"Kami permisi mau pulang ya Rom, sungkan ganggu orang lagi kerja" ujar pria itu sambil mencolek teman nya untuk di ajak pulang.
"Oh iya Di, kalau mau main gak usah sungkan ya Di, datang saja, kita kan teman" jawab Romli dengan senyum ramah nya.
"Iya Rom, kapan kapan kami main lagi, kita kan Teman ya Jan" ujar Pria itu sambil pelan pelan melipir keluar dari rumah Romli.
Setelah ketiga pria itu berlalu....
"Eeh kang, apa sampean tahu..."ujar salah satu kuli yang di suruh Romli beli gorengan itu.
Semua orang yang ada di dalam rumah itu serempak menggeleng pelan....
"Ya mereka bertiga itu tadi yang menggunjing sampean pas saya beli gorengan, yang teman nya Kang Romli tadi...??" adu si kuli itu dengan semangat nya bercerita.
Semua orang mengangguk...
"Ya dia yang paling semangat kalau Kang Romli kata nya punya pesugihan, dia bilang, dia sudah kenal Kang Romli sejak kecil, semua keluarga Kang Romli miskin, dari mana kang
Romli dapat harta banyak kalau gak muja, begitu dia bilang " lanjut nya panjang lebar si kuli itu mengadu.
Romli hanya menelan ludah saat mendengar aduan sang kuli pekerja nya itu.
"Hus, kamu itu, kalau ngomong jangan mengada ada" tegur sang kepala tukang karena sungkan dengan Romli.
"Loh bener kok pak, dia sama dua teman nya tadi yang ngomong, aku berani sumpah loh" sahut nya Keukeuh dan juga yakin dengan apa yang ia dengar saat membeli gorengan diwarung.
Kepala tukang itu salah tingkah dengan aduan anak buah nya.
Begitu pun Romli, Romli merasa apa yang di katakan sang kuli benar ada nya, kalau dia memang memiliki pesugihan.
"Sudah ayo balik kerja, biar besok kita sudah bisa ganti kerjaan" ujar si kepala tukang dan ke empat anak buah nya mengangguk patuh.
Para pekerja itu kembali berkutat dengan pekerjaan masing masing.
Nur dan Romli saling tatap.....
Romli mengkode Nur mengajak nya keluar kebelakang rumah....
Nur mengangguk mengikuti sang suami....
Sesampai nya mereka di belakang rumah....
"Kang, bagaimana ini kang??
Mereka tahu kalau kakang muja" ujar Nur gelisah.
"Sudah gak usah di pikirkan Nur, mereka cuma menebak saja, mereka gak bakal berani menggeledah rumah kita, yang penting kita santai, jangan terpancing emosi saat mereka membicarakan kita, kita berusaha sabar dan senyum saja' jawab Romli menenangkan sang istri.
"Begitu ya kang" jawab Nur sambil mencicit, dan Romli pun mengangguk pelan.
"Eem kang" panggil nya menggumam.
"Apa??" Jawab Romli sambil menoleh menatap sang istri.
"Eem..apa kamu bisa naik sepeda motor??"
Tanya Nur ragu ragu.
"Yaa....ya belajar dulu, kakang kan bisa naik sepeda ontel pas masih muda dulu" jawab Romli menjawab dengan malu malu.
"Ontel sama sepeda motor ya beda kang, ontel cuma modal dikayuh, la ini kan sepeda motor pake mesin kang, ya jauh beda nya lah" sahut Nur keukeuh.
"Tadi Karyawan dealer nya bilang, kata nya kalau sudah bisa naik sepeda ontel, pasti gampang bisa naik sepeda motor Nur, kata nya tinggal puter gini, trus ngengg... pelan pelan, gitu karyawan dealer tadi bilang nya" jawab Romli bercerita sambil mempraktekan apa yang di contohkan pekerja dealer itu.
"Kata nya kata nya, ngomong nya gampang, praktek nya kakang bisa gak!!" Sahut Nur mendebat sang suami sambil mendengus kesal.
"Alaaah....nanti juga bakal bisa, sudah gak usah di risaukan" pungkas Romli.
Nur hanya menghela nafas panjang karna sudah tidak ada kata kata untuk mendebat sang suami lagi.
"Trus tadi yang kayak tungku tapi tipis itu apa kang?? Sama yang bulat ijo itu apa??"
Tanya Nur penasaran.
"Itu nama nya kompor, kayak punya orang-orang di kota kota Nur, trus yang Hijau itu gas nya" jawab Romli.
"Kok apik yo kang, bulat koyok balon lo kang" sahut Nur sambil tersenyum.
"Trus pake nya gimana kang??" Tanya Nur penasaran,.
"Nanti kalau dapur nya sudah selesai, biar kakang pasangkan, kakang sudah di ajari yang punya toko tadi" jawab Romli sambil mengulas senyum. "kayak orang kaya saja kita kang" sahut Nur.
Kedua nya berbincang dan saling menimpali candaan.
Hingga sore hari dan para pekerja pun pulang kerumah masing masing....
"Nuuuur... Nur!!, kemari" pekik Romli dari dapur.
"Apa sih kang??" Sahut Nur saat sudah sampai di pintu dapur....
"Bagus sekali kang" pekik Nur saat melihat ke adaan dapur nya. Dapur modern seperti di kota
Kota besar....
Selama renovasi, tak sekali pun Nur memasuki bagian dapur, dan Nur sangat terkejut dan kagum melihat kondisi dapur nya saat ini.
"Gimana Nur?? Apa kamu suka??" Tanya Romli sambil mengulas senyum.
Nur hanya mengangguk sambil tersenyum girang.
Nur berjalan mengelus setiap dinding di dapur nya itu, bahkan tanpa ragu, Nur mengelap meja kompor menggunakan rok yang ia pakai.
"Trus itu eem...apa itu kang" ujar Nur menggumam sambil mengingat benda yang di beli sang suami.
"Apa??' Tanya Romli sambil memicingkan mata nya...
"Eem... itu lo kang, yang bulat koyok balon itu lo'jawab Nur sambil mendengus karena Nur benar benar lupa.
"Ooh, kompor??, "jawab Romli dan Nur mengangguk dengan semangat nya.
"Sebentar biar kakang yang pasang" lanjut Romli, dan lagi lagi Nur hanya mengangguk
perlahan.
"Hati hati ya kang" ujar Nur mengikuti sang suami...
Romli berkutat memasang selang dan menempatkan tabung gas itu di bawah meja kompor.
"Naaah, coba kamu putar" ujar Romli sambil mundur dan mempersilahkan Nur mencoba kompor baru nya....
"Bagaimana kang??, aku gak bisa" ,jawab nya perlahan.
"C'eklek"
"begini lo Nur" jawab Romli sambil memberi contoh.
"Klek"
"Sekarang kamu coba" ujar Romli lagi mempersilahkan Nur.
"Kakang saja ya nanti yang nyalakan, aku gak berani kang" jawab Nur keukeuh karna memang tidak bisa dan tidak berani.
"Owalah, kamu ini, nanti enak, gak usah cari kayu bakar" ujar Romli.
"Em...begitu ya kang, trus itu gak bisa habis??' Tanya Nur bertanya, Nur benar benar tidak paham, karena seumur umur baru kali ini Nur melihat kompor gas, yang Nur tahu, hanya kompor minyak tanah, itu pun milik orang yang paling kaya di desa nya.
"Kalau habis kita beli di kota" jawab Romli.
"lah kok jauh kang??'
Suami istri itu sampai malam di dapur hanya membicarakan mengenai kompor dan juga tabung gas.....