Reinkarnasi Menjadi Murid Suamiku

"Yuda..." panggil Rasti lirih. Ia merasa perubahan lelaki yang dipanggilnya sudah tak tertolong. Rasti benar-benar harus melakukan sesuatu.

Rasti memutuskan pulang. Dia kembali memikirkan rencananya sekarang. Sebagai orang yang pernah menjadi pengacara di kehidupan sebelumnya, Rasti akan menjunjung keadilan terlebih dahulu.

"Pertama, orang seperti Fatma dan gengnya harus diadili!" Rasti menarik sudut bibirnya ke atas. Dia sudah memikirkan sesuatu agar dirinya bisa melaporkan gadis seperti Fatma.

Rasti berniat akan bicara pada sang ayah. Mengajak ayahnya untuk mencari pekerjaan lain. Namun sayangnya Rizal menolak dengan mimik wajah menenangkan. Lelaki paruh baya itu bahkan tertawa kecil.

"Keluarga kita memiliki hutang jasa yang banyak pada keluarga Herlangga. Apa kau tahu? Ayahnya Fatma yang memberikan rumah yang kita tinggali sekarang ini," ujar Rizal.

"Benarkah?" Rasti menciut. Kini dia paham kenapa pemilik tubuhnya tidak pernah mencoba melawan orang yang membulinya.

Rasti kembali ke kamar. Dia berdiri di depan cermin. "Oke, kalau begitu aku tidak punya pilihan lain selain melawan. Kalau nanti dia membuliku lagi, maka aku tidak akan tinggal diam," ucapnya. Dia duduk ke tepi ranjang dan meneruskan, "Tidak peduli bagaimana keadaanku, sepertinya dari sekarang aku harus berusaha mendekati suami dan kedua anakku. Waktu sangat berharga."

***

Satu malam terlewat. Rasti bangun pagi-pagi sekali. Dia berniat melakukan joging agar bisa menurunkan berat badan.

Rasti sengaja memilih taman kota sebagai tempat untuk joging. Dia tahu Yuda sering joging di sana.

Karena lelah, Rasti beristirahat sejenak. Dia memegangi dada seraya mengatur nafas.

"Hah... Hah... Capek banget..." desah Rasti.

Dari kejauhan, Rasti bisa melihat Yuda. Wajah lelahnya seketika berubah menjadi senyuman cerah. Dia langsung berdiri.

"Mulai sekarang aku tidak mau malu-malu lagi. Aku akan tunjukkan kalau kau bisa bahagia lagi, Yud!" seru Rasti. Dia buru-buru mengejar Yuda.

Tetapi karena tubuh gemuknya, Rasti jadi kesulitan mengejar Yuda. Padahal lelaki itu berlari cukup santai.

"Pak Yuda!" panggil Rasti. Membuat Yuda langsung reflek menoleh.

"Rasti?" dahi Yuda mengerucut heran. Dia membiarkan Rasti berlari menghampirinya.

"Bapak olahraga juga?" tanya Rasti berbasa-basi.

"Bukankah sudah jelas?" tanggap Yuda.

"Olahraga bareng yuk!" ajak Rasti dengan senyuman penuh semangat.

"Enggak." Yuda menjawab dingin. Dia segera meninggalkan Rasti.

"Tunggu, Pak! Aku belum selesai bicara." Rasti berusaha mengejar. Bahkan sampai memaksakan diri. Karena kekuatan tubuh tidak mendukung, Rasti tidak bisa mengejar Yuda.

"Aku harus lakukan sesuatu agar Yuda mau membantuku menurunkan berat badan. Persis seperti yang pernah dilakukannya untuk Farah," gumam Rasti. Dia duduk menghempaskan diri ke tanah. Mengatur nafas sedemikian rupa, kemudian pulang.

Selain berolahraga, Rasti juga menjaga pola makan. Dia hanya makan sepotong roti sebelum pergi ke sekolah.

Di sekolah, para guru mendadak menyuruh semua murid berkumpul di lapangan. Yuda yang baru saja datang juga dibuat bingung akan hal itu.

Afwan segera mengajak Yuda bicara empat mata. Keduanya sudah berada di tempat sepi.

"Apa yang terjadi?" tanya Yuda.

"Ada orang tua murid yang mendadak melapor kalau anaknya hilang!" jawab Afwan.

"Benarkah?" mata Yuda membulat sempurna.

Afwan mengangguk. "Aku sekarang percaya padamu. Rudi sepertinya memang melarikan diri dari penjara!" ungkapnya.

Yuda mengepalkan tinju di kedua tangan. Sungguh, dia sudah mengerahkan semua tenaga untuk menguak keterlibatan Rudi. Akan tetapi tidak ada satu orang pun yang percaya. Hingga sekarang, masyarakat terap percaya kalau Rudi masih di penjara.

...____...

*Guys, aku mau promosi novel temanku. Pokoknya dijamin seru!

Ketik nama Auraliv atau judul novel di pencarian ya... Makasih...