NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Dekat sekali!" batin Lyra lalu menutup matanya erat-erat. Suara napas Adrian terdengar jelas di telinganya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Adrian masih memegangi tangan Lyra. Kaos putih yang dikenakannya kini kotor oleh noda cairan merah yang keluar dari jari Lyra.

"Y–ya. Kau sudah bisa melepas tanganku," ucap Lyra seraya menarik kembali tangannya dari genggaman Adrian. Pria itu menarik tangan istrinya dan mengobatinya tanpa bicara apa pun.

"Sial! Jantungku rasanya hampir meledak," batinnya seraya menyentuh dadanya.

Setelah jarinya terobati, Lyra kembali memasak dan menghidangkan beberapa makanan di meja makan. Awalnya Adrian menatapnya ragu, namun pada akhirnya memakannya dengan lahap.

*

*

*

Keesokan harinya, keduanya berangkat kerja seperti biasa. "Terima kasih sudah mengantarku," ucap Lyra lalu melepaskan sabuk pengamannya.

"Kau melupakan bekal makan siangmu," balas Adrian seraya menggeser matanya ke arah bungkusan di kursi belakang.

"Itu untukmu. Aku pergi dulu," ujar Lyra lalu turun dari mobil. Suara hentakan sepatunya yang beradu dengan keramik lantai menemani langkahnya menuju ruang kerja.

"Lyra!" seru Sena dari meja kerjanya. Wanita itu selalu penuh semangat tiap harinya.

Lyra melambaikan tangan, lalu mendekati meja kerjanya. "Ada kabar baik apa hari ini?" tanyanya pada wanita yang duduk di sebelahnya.

"Tadi pagi aku tidak sengaja mendengar sebuah rumor. Katanya perusahaan X akan memberi kita proyek kompleks apartemen yang ada di daerah Y," bisik Sena.

"Ternyata Adrian menerapi janjinya," pikir Lyra, sudut bibirnya sedikit terangkat membuat senyuman samar di wajahnya.

"Apa tim perancangannya sudah di bentuk?" tanya Lyra sembari menarik kursi dan perlahan menurunkan tubuhnya.

Sena hanya menggeleng dengan dua tangan terangkat. "Mungkin akan diumumkan ha—"

"Perusahaan ini tidak akan memilih sembarangan orang untuk menangani proyek sepenting itu," potong Tasya, sebelah sudut bibirnya terangkat.

"Ya. Perusahaan juga tidak akan memilih orang yang tidak mampu membaca skala, Tasya," celetuk Juan dengan segelas kopi di tangannya. Pria itu berjalan dengan tenang menuju ke kursinya tanpa melirik ke arah tiga wanita itu.

"Kau— aku tidak bicara denganmu!" balas Tasya, giginya menggeretak.

"Mereka juga tidak bicara denganmu," ucap Juan seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Tasya tak mampu menjawab, kepalanya tertunduk menyembunyikan wajahnya yang merah padam karena menahan malu.

Tak lama setelah perdebatan kecil itu, seseorang yang ditunjuk sebagai ketua dari tim perancangan mengumumkan anggota tim yang akan merancang proyek kompleks apartemen itu bersamanya.

"Kita terpilih, Lyra!" ucap Sena lalu menautkan jari-jarinya dengan jari tangan Lyra. Senyumannya merekah, membuat matanya menyipit.

"Pak, tolong cek sekali lagi. Apa tidak ada nama Tasya di dalam daftar?" pinta Tasya dengan wajah penuh harap.

Rio, ketua dari tim perancangan terdiam sejenak. Matanya menelusuri baris demi baris, mencari keberadaan nama Tasya. "Tidak ada," ucapnya menggeleng pelan.

"Boleh tolong cek sekali lagi? Mungkin saja ada baris yang terle—"

"Tidak ada, Nona Tasya. Saya sudah memeriksa setiap baris dengan teliti, mustahil ada yang terlewat," potong Rio.

Tasya menggigit bibir bawahnya, "Paman ... aku harus menanyakan ini pada paman," batin wanita itu. Tangannya mencengkram erat roknya hingga gemetar.

Jam istirahat akhirnya tiba, Lyra membuka kotak bekal makan siangnya lalu menyantapnya sambil menonton film melalui komputernya.

Sedangkan Tasya langsung berlari kecil ke arah ruang project manager dengan wajah masam. Ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu seperti sudah terbiasa melakukan hal ini.

"Paman! Kenapa namaku tidak da dalam tim perancangan kompleks apartemen di kota Y?" tanya Tasya seraya berjalan mendekat dengan membanting langkahnya.

"Jaga tingkah lakumu, Tasya. Ingat, kita ada di kantor sekarang," ucap Evan datar, menatap Tasya dingin.

"Tapi kenapa?! Nama Lyra ada sedangkan namaku tidak?"

"Tasya, proyek itu adalah proyek yang sangat penting. Kemampuanmu belum cukup untuk mengemban tugas seberat itu." Evan memijat pelan pelipisnya, dahinya berkerut seolah sedang menjaga kata-katanya.

"Tapi paman, aku ingin proyek itu! Aku bisa belajar seiring berjalannya wak—!"

Brak!!!

Evan menggebrak meja dengan tangannya. Suara gebrakan yang menggelegar di ruangan itu membuat Tasya terdiam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!