Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Pagi-pagi sekali Rowan sudah bangun, ia tengah duduk diatas ranjang sambil memangku laptop. Masih pukul 5 pagi dan Rowan sudah berkutat dengan pekerjaan, karena siang nanti dia harus terbang ke kota S untuk menghadiri pertemuan rapat penting yang diselenggarakan oleh jajaran para pebisnis sukses dari berbagai negara setiap setahun sekali dan malam nya ia juga harus menghadiri undangan ulangtahun pernikahan rekan bisnisnya.
Rowan melirik jam digital yang ada diatas nakas samping ranjangnya, pukul 7 pagi dan pekerjaannya sudah selesai. Rowan menutup laptopnya lalu turun dari ranjang. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan bergegas turun kelantai bawah.
Dilihatnya para maid sudah melakukan pekerjaan mereka masing-masing, Rowan berjalan untuk mengambil air minum dilemari pendingin setelah itu ia menaiki anak tangga menuju lantai dua tempat dimana kamar Cala berada.
"tuan.." sapa para maid yang berpapasan dengannya
Rowan hanya membalasnya dengan deheman.
Sesampainya didepan pintu kamar Cala, Rowan langsung meraih handle pintunya.
"Ceroboh", lirih Rowan saat mendapati kamar Cala tidak terkunci
Rowan mendorong pintu kamar tersebut hingga terbuka sebagian, matanya langsung tertuju pada ranjang tempat dimana Cala masih bergulung dengan selimut dan menikmati tidur pulasnya.
Kemudian, Rowan berjalan kearah balkon dan membuka gorden tirai itu lebar-lebar. Seketika sinar matahari pagi langsung menebus celah-celah gorden tersebut.
"Eughh..." Cala melenguh saat cahaya matahari itu terasa menyilaukan mata. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya.
"Apa kau sedang menikmati peran mu menjadi nyonya Pradana?"
Mendengar suara sarkas dan berat itu seketika membuat Cala menoleh kearah sumber suara, sontak kesadarannya langsung terkumpul semua. matanya membulat saat melihat Rowan tengah duduk dikursi dekat balkon sambil bersedekap dada dan tanpa mengenakan kaos, Cala bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh atletis Rowan yang begitu menggoda. Dada nya yang bidang dan perutnya yang berbentuk kotak-kotak itu sangat mirip dengan roti sobek.
Lelaki itu menatap Cala dengan dingin dan wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.
"K-kenapa kamu bisa masuk kedalam kamarku?" ujar Cala kebingungan
"Ini rumah ku, apa aku perlu meminta izin jika ingin masuk kamar mu?!" Sahutnya ketus
Cala tak menggubrisnya, ia lalu menurunkan kakinya dari atas ranjang tapi suara teriakan Rowan yang memanggil Pak Seto terdengar begitu menggelegar dan memekakan telinga.
"Pak Setooo!!!" teriaknya
"Ya tuan ?" Terdengar sahutan dari Pak Seto, pria paruh baya itu berlari tergopoh-gopoh menuju kamar Cala.
Tak berselang lama, Pak Seto datang dan segera masuk kedalam kamar Cala. Nafas pria itu terengah-engah karena berlari.
"Ya tuan, anda memanggil saya ?" tanya Pak Seto sopan
"Hmm.. Ambilkan baju itu". Titah Rowan
Pak Seto mengangguk, kemudian ia berbalik badan dan segera mengambilkan apa yang diminta oleh majikannya tersebut.
Tak butuh waktu lama, Pak Seto kembali masuk kedalam kamar Cala seraya menenteng sebuah baju yang masih ada didalam plastik.
"Ini tuan", ucapnya lalu memberikan baju itu pada Rowan.
Rowan menerima barang tersebut, setelah itu ia berdiri dari duduknya kemudian melemparkan baju itu diatas ranjang samping Cala duduk.
"Pakai baju itu, mulai hari ini tugas mu membantu para maid mengurus mansion ini.." Tukas Rowan
Cala menatap baju itu dan suaminya bergantian.
"Tapi aku harus bekerja di cafe pak-"
"Saya tidak mau tau atau.. "Rowan berjalan mendekati Cala, ia menumpukkan sebelah lututnya ditepian ranjang. Tangan besarnya langsung meraih dagu Cala dan mencengkeramnya,"saya akan melaporkan dan menjebloskan keluarga mu kepenjera karena kasus pembunuhan dan penggelapan dana", ancamnya tak main-main
"P-penggelapan dana ?"
"Ya, apa kau tidak tau jika papa mu menggelapkan dana perusahaan sebesar 2 milyar? atau kau tidak ikut menikmati uang nya ?", Rowan menyindir dengan nada suara yang terdengar meremehkan
Cala menggelengkan kepalanya.
"Gak, gak mungkin papa berbuat seperti itu.. "sangkal Cala berusaha tidak mempercayai ucapan suaminya.
Rowan tersenyum miring, ia melepaskan cengkeraman tangan itu lalu menurunkan kakinya dari ranjang dan berdiri tegak. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana.
"Jangan membuang waktu ku Cala, cepat bersihkan dirimu dan kenakan baju itu, Setelah itu buatkan aku sarapan. Satu jam lagi aku harus berangkat ke kantor. Jika kau sampai membuatku terlambat, kau harus menerima hukumannya Cala", Setelah mengatakan itu Rowan langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar Cala dan tak menghiraukan istrinya itu yang hendak protes.
Sepninggalan Rowan pergi, Cala menatap kembali baju seragam maid itu, ia menghela nafas panjang lalu meraih seragam tersebut. Kemudian, Cala bergegas turun dari ranjang dan segera membersihkan diri.
.
.
30 mnenit berlalu dan Cala sudah selesai membersihkan diri, stelah itu ia segera turun kelantai bawah dan langsung menuju dapur.
"Nona.. " sapa para maid yang juga tengah berkutat didapur hendak membuatkan sarapan untuk Rowan
"Bi, biar saya saja yang masak". Kata Cala
"Tapi nona-"
"Mulai hari ini Cala yang akan ambil alih urusan dapur dan kalian bisa kerjakan pekerjaan yang lain", ucap Rowan dari arah belakang maid.
Terlihat lelaki itu sudah rapi dengan setelan jas mahalnya yang sudah dipasangi pin badge atau yang biasa disebut lencana lambang perusahaan PRADANA CORP yang terpasang dijas bagian kiri, lebih tepatnya diatas saku dan dibawah kerah.
"Tapi tuan kami-",
Rowan langsung mengangkat tangannya memberikan isyarat agar maid yang bernama Irma itu untuk diam dan tak melayangkan protes.
"Pak Seto.. " teriak Rowan memanggil kepala pelayan
"Ya tuan ", sahut Pak Seto dan berlari mendekati Rowan
"Mulai hari ini, urusan dapur adalah tanggungjawab Cala dan alihkan tugas tiga maid ini pada pekerjaan yang lain". Titah Rowan tegas
Pak Seto mengangguk, "baik tuan .. Ayo", ajaknyan pada ketiga maid tadi
Irma menatap tajam kearah Cala sebelum melangkahkan kakinya pergi menyusul kedua temannya yang sudah lebih dulu mengikuti langkah kaki Pak Seto. Ditatap seperti itu oleh Irma, Cala hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan ia tak ingin ambil pusing. Dia sudah biasa mendapat tatapan seperti itu dari orang-orang, Cala juga bisa merasakan jika Irma itu tidak menyukai kehadirannya.
"Jangan buang waktu mu Cala cepat buatkan saya sarapan, saya hampir terlambat ke kantor". Perintah Rowan
"ah ya maaf", Cala tersadar dari lamunan nya. Setelah itu, ia segera membuatkan sarapan untuk suaminya.
.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk Cala membuatkan sarapan untuk Rowan. Sepotong sandwich sudah tersaji hadapan lelaki itu.
"what's just this ?" ujar Rowan menatap Cala dengan alis yang saling bertaut
"Ya", jawab Cala
"Apa kau tidak pandai memasak? kenapa hanya membuatkan ku sandwich?". Kritik Rowan
"Bisa tap-"
BRAAKK..
"Aahh .. "Cala memekik terkejut, ia sampai memejamkan kedua matanya .
Rowan membanting kuat piring berisi sandwich itu diatas meja, ia lalu berdiri dari duduknya.
"kau memang tidak becus menjadi istri, kau membuat selera makan ku hilang!".
.
.
.
To be continue ...
jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen.. terima kasih♥️🌹
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..