Seorang inspektur kepolisian yang jujur dibuat pusing dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan para pejabat negara. Abimanyu yang ternilai teliti dipermainkan dengan permainan pelaku yang sangat pintar dalam menyembunyikan jejak. Di tengah pemecahan kasus pembunuhan berantai, Abimanyu mendapatkan tugas untuk melatih anggota baru kepolisian, dan disinilah dia bertemu dengan Gaurav yang merupakan anak sebatang kara dari kota Jaipur.
- Update seminggu sekali, setiap hari kamis.
- Follow @mommess__ dan @flowersmommess__ untuk mendapatkan informasi mengenai update terbaru 'Last Punishment : DEATH'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MOM MESS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENERIMA STATUS
Sekitar pukul 11 malam, Rasika terbangun dari tidurnya. Dia terkejut mendapati Abimanyu tidak ada di kamar. Dia juga mengecek jam, dan dia semakin panik setelah tau jam sudah begitu larut. Dia segera turun kebawah untuk memeriksa Apakah semua sudah makan, atau menunggunya makan. Namun saat di bawah, dia tidak melihat siapapun kecuali Abimanyu yang tertidur di meja makan. Melihat itu, Rasika perlahan mendekati Abimanyu dan membangunkannya.
“Abi, bangunlah!”
“Rasi?” Ucap Abimanyu samar-samar karena sedikit mengantuk.
“Kau pindah tidur ke kamar sana, “ ucap Rasika.
“Apa kau sudah makan?” Tanya Abimanyu.
“Belum, “
“Aku ketiduran di sini karena menunggumu untuk makan. Aku tau pasti kau akan bangun karena kelaparan, duduklah!” Mendengar itu Rasika terdiam dan mulai duduk
“Kau belum makan?” Tanya Rasika saat melihat piring Abimanyu masih bersih.
“Belum. Ibu mengatakan kau memasak untukku. Jika aku makan duluan tanpa mu, maka kau tidak akan pernah tau apakah masakanmu ini enak atau tidak, “ jawab Abimanyu sembari menuangkan sayur ke piring Rasika. Abimanyu mulai menyantap masakan yang di masak oleh Rasika.
“Bagaimana?”
“Enak, sangat enak, “ jawab Abimanyu sambil terus menyuapkan satu persatu makanan ke dalam mulutnya. Melihat Abimanyu yang lahap menyantap masakannya, membuat Rasika senang dan mulai mencicipi masakannya sendiri. Namun saat Rasika memakan masakannya sendiri, dia merasa keasinan.
“Abi kau berbohong, “
“Apanya yang bohong. Masakan ini sangat enak, “
“Abi ini tidak enak, “ sahut Rasika sambil mengambil piring makanan Abimanyu.
“Keluarga ku memakannya tanpa mengeluh soal rasa masakan itu, kenapa aku tidak bisa?” Jawab Abimanyu yang mengambil piringnya kembali. “Lagipula apapun yang di masak istriku, jika dengan cinta pasti rasanya tetap enak, “ sambung Abimanyu. Rasika yang awalnya resah karena rasa masakannya, kembali tersenyum dengan gombalan singkat dari Abimanyu. Tak mau merusak momen, Rasika pun makan bersama Abimanyu sembari menceritakan kegiatan mereka sehari-hari. Setelah selesai makan, Abimanyu membersihkan meja makan, dan Rasika mencuci piring.
“Euhm Rasi, “
“Iya?”
“Besok-besok. Jika kau meminta ku untuk pulang cepat, jangan mengirim pesan. Aku jarang membuka pesan. Jadi kau langsung saja menelponku.” Mendengar itu, Rasika teringat akan pesan yang tidak jadi dia kirim tadi. Hal itu membuatnya merasa malu dan mulai salah tingkah.
“Dan satu lagi.. My husband.. kau menulis kata my dengan husband secara di sambung. Tolong pisahkan saja, tidak enak dibaca dalam keadaan jauh.” Rasika semakin malu dan salah tingkah, sampai dia diam-diam tertawa saat jalan masuk ke kamarnya. Kedekatan antara Abimanyu dan Rasika sejak saat itu mulai terjalin. Abimanyu sampai mengambil cuti di hari weekend untuk menghabiskan waktu bersama Rasika. Begitu juga Rasika, jika dia tidak ada kelas, dia selalu datang ke kantor Abimanyu untuk makan siang bersama. Karena Rasika yang selalu datang ke kantor, banyak anggota kepolisian yang mulai akrab dan dekat dengan Rasika. Jika dulu Rasika malu-malu pada Abimanyu, sekarang Rasika sudah mulai terbuka tentang hal apapun itu. Rasika yang dulunya hanya menyambut Abimanyu di kamar. Sekarang setiap Abimanyu pulang kerja, Rasika akan menyambutnya di ruang tamu dan langsung memeluknya.
“Kau memperlakukanku layaknya seorang istri di saat aku belum bisa menerimamu sebagai suamiku. Dan sekarang… aku akan memperlakukanmu layaknya seorang suami, untuk menerimamu sebagai suamiku, “
“Mulai sekarang, aku adalah Rasika Bhomareddy Kanwar mu, “ sambung Rasika. Mendengar itu, Abimanyu tersenyum dan membalas pelukan Rasika. Pelukan itu di lepas, dan mereka pun pergi ke kamar untuk beristirahat. Saat Abimanyu sedang mandi, handuknya tertinggal di luar.
“Rasi, bisa tolong ambilkan handukku? Aku lupa membawanya, “
“Baiklah.” Rasika mengambilkan handuk untuk diberikan kepada Abimanyu. Saat handuk itu telah dipegang Abimanyu, tiba-tiba tangan Rasika di tahan oleh Abimanyu. “Bagaimana caranya aku percaya kalau kau sudah menerimaku sebagai suamimu?” ucap Abimanyu dengan tatapan intensnya. Rasika paham dengan apa yang Abimanyu katakan. Dia tersenyum dan perlahan masuk ke kamar mandi. Satu persatu kain bajunya mulai ia lepas di hadapan Abimanyu. Ciuman di awali dengan Abimanyu yang mengecup lembut kening Rasika, dan berpindah ke bawah bibir Rasika yang ranum. Ciuman itu perlahan menimbulkan gairah panas dalam diri mereka masing-masing, hingga membuat keduanya hanyut dalam permainan panas di kamar mandi. Sakit yang dirasakan Rasika, makin lama makin menikmatkan. Rasika sampai tak tahan jika semenit saja Abimanyu menghentikan permainannya. Hal itu membuat Abimanyu sangat bersemangat dalam melanjutkan permainannya.
...***...
Keesokan paginya, Abimanyu baru beres mandi pagi. Dia mendekati Rasika yang sedang merias diri di depan cermin. Rasika tersenyum saat melihat Abimanyu berada di belakangnya. Begitu juga dengan Abimanyu yang langsung mengecup kening Rasika.
“Terima kasih, “ ucap Abimanyu sambil memeluk Rasika.
“Bukankah itu adalah tugasku sebagai istrimu, “
“Bukan yang semalam, terima kasih sudah menerima hubungan ini dan bersedia menjadi istriku. Aku mencintaimu, “ ucap Abimanyu sambil berisik manis di telinga Rasika. Mereka kemudian kembali bersiap dan turun untuk sarapan pagi bersama.
...***...
Singkat cerita, setelah mengantarkan Rasika ke kampus, Abimanyu seperti biasa pergi ke kantornya. Di kantor, Abimanyu kebingungan melihat adanya 2 bis dari kepolisian kota Jaipur parkir di kantornya. Dari balik bis, terlihat sekelompok barisan para polisi junior yang sedang berbaris dipimpin oleh Prathap. Abimanyu yang bingung mendekati mereka dan memperhatikannya satu persatu.
“Ah perkenalkan. Dia adalah senior kita, Inspektur Abimanyu Kanwar, “ ucap Prathap.
“Ada apa ini?” Bisik Abimanyu pada Prathap.
“Pak Prasad mengatakan bahwa mereka adalah anggota baru kepolisian. Mereka baru bergabung menjadi anggota polisi dua minggu yang lalu. Jumlah mereka ada 20 orang, kau harus memilih 10 orang diantara mereka untuk mendapatkan pelatihan di sini. Sisanya Pak Prasad akan mengantarkan nya ke kota Kashmir, “ perjelas Prathap. Mendengar itu Abimanyu lalu mengambil alih pimpinan.
“Selamat pagi semuanya, “
“Pagi Sir, “ jawab mereka serentak.
“Sebelum bergabung, sekali lagi saya ingin memperjelas kepada kalian semua. Bahwa di setiap profesi apapun itu pasti ada yang namanya. Guru bertugas mengajar murid, dokter bertugas mengobati pasien, dan koki bertugas menyiapkan makanan, “
“Begitu juga polisi yang mempunyai tugas sebagai memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dan juga─”
“Jika polisi bertugas menegakkan hukum, kenapa pejabat korup masih berkeliaran?” ucap seseorang dari barisan anggota kepolisian junior.
“Suara siapa itu?” Tanya Abimanyu. Seseorang perlahan mengangkatkan tangannya, dan terlihat jelas oleh Abimanyu. Pria berbadan kekar, tinggi, dengan wajah penuh keseriusan. Abimanyu berjalan mendekati pria tersebut.
“Siapa namamu?”
“Gaurav Sir, “
“Pejabat mana yang kau maksud?”
“Mereka yang memakai uang rakyat untuk membeli mansion mewah seharga 4 triliun, menggusur tanah warga yang kurang mampu guna membangun properti untuk kepentingan pribadi. Mereka yang menggunakan kekuasaan untuk melecehkan para gadis di bawah umur sampai ke dewasa. Mereka yang menggunakan keamanan polisi untuk membangun pasar ilegal di negara kita tercinta, “ perjelas Gaurav. Mendengar itu, Abimanyu teringat dengan 4 pejabat yang tewas secara mengenaskan. Bahkan juga dalam kematian mereka telah ditemukan rekaman kejahatan mereka yang sesuai dengan apa yang Gaurav katakan.
“Dari mana kau tau itu semua?”
“Bukankah masyarakat tau lebih dulu dari polisi?” mendengar itu Abimanyu hanya diam dan kembali ke barisannya.
good job💯👍👏