NovelToon NovelToon
Mon Chéri [Sayangku]

Mon Chéri [Sayangku]

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:726
Nilai: 5
Nama Author: Pricilia Gabbie

Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.

Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?

Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Penasaran

Ansel tentu saja terkejut melihat Danis yang pingsan tiba-tiba.

Tanpa pikir panjang Ansel langsung menggendong tubuh Danis, dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.

Danis segera mendapatkan penanganan.

Syukurlah tidak ada keluhan serius, hanya keluhan asam lambung.

Tapi karena kondisi tubuhnya lemas, pihak Rumah Sakit menahan Danis untuk dirawat di IGD dalam 1x24 jam.

Saat kesadarannya kembali, Danis paham bahwa saat ini dia sedang berada di Rumah Sakit. Aroma khas Rumah sakit, tirai putih, dan tangannya yang sedang diinfus.

Besok paginya Danis menerima panggilan telepon dari kakaknya Viona.

“Nis, kamu bikin khawatir kakak aja deh. Gimana kondisi kamu?”. Suara kakak Viona yang khawatir.

Semalaman Viona begitu mencemaskan keadaan Danis. Sepertinya kontak batin antara kedua kakak beradik itu sangat kuat. Entah feeling atau apa, yang pasti Viona merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Danis.

“Udah lebih baik kak, cuman aku masih rasa lemes dikit aja”. Jawab Danis memberi tahu kondisinya saat ini.

“Makanya jangan telat makan dong, dijaga dong makannya. Untung aja ada teman kamu. Kalau enggak gimana? Ahh kamu ini!”

“Iya,,, iya,,, maaf… bawel ihhh!”.

Obrolan mereka berakhir.

Danis yakin pasti yang membawanya ke Rumah Sakit adalah Ansel.

Ternyata sedari tadi Ansel mendengar obrolan Danis dan kakaknya itu.

Ansel juga ternyata semalam tetap berada di Rumah Sakit dan memilih menunggu di Lobby.

“Hai… gimana keadaan kamu?.”

ansel mendekat ke arah Danis yang sedang duduk bersandar.

“Yaa,,, lumayanlah. Udah gak sakit lagi perut aku”.

“Sorry ya, semalam kakak kamu menelepon dan aku yang menjawabnya. Kakak kamu kayaknya khawatir banget”.

“It’s ok. By the way trimakasih ya kamu udah anterin aku ke Rumah Sakit. Eh maaf, maksudku, makasih ya kak”. Danis merevisi ucapannya.

“Udah gakpapa, panggil nama aku aja”.

“Gak sopanlah, masa aku panggil nama doang sama kakak sepupu dari sahabat aku”.

“Kan kamu bukan adik sepupu aku, udah panggil nama aja”.

Walaupun usia Danis dan Ansel berjarak enam tahun, Ansel lebih nyaman mendengar Danis memanggil dengan namanya saja.

Saat mereka berdua sedang ngobrol, masuklah Mario dan Hanna.

“Cong… maafin kita berdua ya”. Kata Mario.

Danis mengalihkan pandangannya, pura-pura bete.

“Iih Danis…”. Ucap Hanna sambil menggoyang-goyang tangan kanan Danis.

“Aw… aw… aw… sakittt!”, seru Danis kesakitan karena tangannya yang sedang diinfus di goyang-goyang Hanna.

“Ahh… aaa… sorry… sorry…”. Hanna yang sadar langsung menyingkirkan tangannya.

“Cong, jangan marah ya… nanti cantiknya berkurang. Lagian kamu gak bilang kalo kamu sakit”. Ucap Mario

“Eh, aku udah telepon kalian ya berkali-kali, tapi gak diangkat yaa. Bener-bener deh!”

“Hehehe… maaf, maaf. Untung ada si ganteng”. Ucap mario sambil memandang Ansel, kemudian mengedipkan sebelah mata menggoda.

“Makasih kak, udah nganterin Danis kesini”. Ucap Hanna.

Ansel mengangguk sambil menunujukkan senyumannya.

Beberapa jam kemudian dokter memeriksa kembali kondisi Danis dan dirasa sudah aman untuk pulang.

Dokter juga meresepkan beberapa obat dan vitamin untuk diminum Danis dirumah.

Ansel mengantar mereka bertiga kembali ke villa.

Setibanya di villa, Hanna dan Mario langsung masuk ke dalam villa.

Danis yang sebenarnya juga akan menyusul Mario dan Hanna masuk, menghentikan langkahnya dan berbalik menuju ke arah mobil Ansel.

Mengetuk pelan kaca mobil depan.

Ansel pun menurunkan kaca yang ada disisinya.

“Sekali lagi, makasih banyak ya buat kemarin dan hari ini. Maaf juga karena udah buat kamu harus menunggu semaleman di Rumah Sakit”.

“Iya sama-sama, kan tadi kamu udah bilang makasih dan maaf. Jadi gak perlu diulang-ulang”. Jawab Ansel dingin.

“Soalnya aku jadi gak enak”.

“Udah… beneran gakpapa kok.

Oyah,,, Besok kalian pesawat jam berapa?”.

“Jam setengah enam sore deh kayakanya”.

“Oke nanti aku jemput dan anter kalian ke bandara. Masuklah…! Jangan lupa obat dan vitaminnya diminum”, Ansel mengingatkan.

“Baiklah… aku masuk yah”. Ucap Danis

“Iya, aku pergi dulu”, Ansel langsung menyalakan mesin mobil kemudian pergi dari villa itu.

Danis pun langsung masuk ke dalam villa.

Setelah mandi dan berganti pakaian Danis bergabung dengan Hanna dan Mario di ruang tengah yang sedang asik menonton salah satu Film di Net flix.

Danis langsung duduk disebelah Mario dan menyandarkan kepalanya di bahu Mario.

Sesaat kemudian Danis melontarkan beberapa pertanyaan kepada Hanna yang duduk di sofa yang lain sambil mengunyah cemilan.

“Han, Ansel umur berapa sih?”.

“29 masuk 30 deh kayaknya”, jawab Hanna sambil terus mengunyah cemilan.

“Pekerjaan Ansel apa Han?”,

“Pengusaha! Setahu aku kak Ansel punya bisnis perhiasan dan beberapa restaurant Jepang di Bali, Jakarta dan Surabaya. Itu setahu aku yah, soalnya aku udah gak pernah nanya lagi”.

Ansel dan Hanna memang dilahirkan dari keluarga yang mempunyai Perusaahan di bidang properti dan real estate.

Selain tampan, Ansel juga adalah pria yang pintar dan pekerja keras.

Makanya dia juga menduduki jabatan sebagai Finance Manager di perusaahan milik keluarga mereka itu.

“Udah punya pacar?”, tanya Mario yang sedari tadi fokus menonton.

“gak tahu deh! Tapi gak mungkinlah cowok seganteng dan semapan dia gak punya pacar”. Hanna juga penasaran

“Emang kamu gak pernah ketemu sama pacarnya Ansel?”, Danis melanjutkan pertanyaannya.

Hanna yang awalnya menjawab semua pertanyaan sambil mengunyah dan tiduran di sofa, langsung membenarkan posisinya dan menoleh ke arah Danis. Menyipitkan matanya dan menggoda Danis.

“Kamu penasaran ya? Jangan-jangan kamu suka yaa sama kak Ansel?”.

“Ihh apaan sih cong, Cuma nanya doang! Emang gak boleh!”.

“Boleh-boleh aja. Tapi baru kali ini seorang Danica Teressa tertarik bertanya tentang profile seseorang”. Hanna masih menggoda Danis dengan kedua tangannya menyilang di dada.

Danis menarik nafas dalam, memutarkan kedua bola matanya seolah-olah bete.

“Enggak cong! Aku serius…”

Kemudian Hanna mendekat ke arah Danis.

Kedua tangannya meraih pinggang Danis dan menggelitiknya.

“Kamu suka yaa… jujur aja deh… kamu suka kan? hahaha…”. Goda Hanna.

“Hahaha… Enggak!

Hanna stop! Hahaha…

Hanna geli…! Hahaha”, Danis sangat merasa kegelian.

Setelah tangan Hanna terlepas dari pinggangnya, Danis langsung berlari menjauh.

Terjadilah aksi kejar-kejaran dan lempar-melempar bantal diantara mereka bertiga.

Suara tawa dan teriakan mereka memenuhi villa yang cukup luas itu.

1
Mèo con
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
Pricilia Gabbie: apakah masih ngikutin update ceritanya? bagaimana tanggapannya?/Smile/
Pricilia Gabbie: terimakasih banyak buat supportnya 🙏🏻 semakin semangat buat update 🥰
total 2 replies
Pricilia Gabbie
/Kiss/ sabar ya sayang nunggu updatenya 🤏🏻
Muriel
Ga sabar buat kelanjutannya!
Pricilia Gabbie: udah baca updatenya?? /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!