"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Kring kring kring
Bunyi notifikasi panggilan masuk diponsel Lada. Gadis itu langsung tersenyum dan dengan bersemangat menggeser tombol hijau, saat melihat nama si penelpon.
"Assalamualaikum..!"
"Wa'alaikumsalam, kak gimana kabarmu..? Sekarang kakak dimana..? aku tadi ketempat kakak bekerja, tapi ternyata kakak libur."
Lada terkekeh "aku harus jawab yang mana dulu..?"
Vinder menatap Lada penuh selidik, dengan raut wajah kembali menahan amarah.
"Is, kakak....!"
Lagi, Lada terkekeh dan itu menambah kadar kemarahan Vinder.
"Kabarku sangat baik, kamu tidak perlu cemas. Kalau kabarmu sendiri gimana...? ayah dan ibu...?"
"Kabarku baik, begitu juga dengan ayah dan ibu. Kak....!! Maaf."
"Maaf untuk apa...? kamu tidak melakukan kesalahan."
"Tapi semua yang terjadi itu karenaku, karena pernikahanku dan Abian. Aku juga tidak membela kakak didepan ayah."
"Umbra, semua tidak ada hubungannya denganmu atau pernikahanmu. Ini murni kesalahanku, semua juga terjadi karena kesalah pahaman, kamu tidak perlu cemas, oke."
Pada akhirnya raut wajah yang semula mengeras itu mulai melembut, sorot mata tajam juga sudah tak ada lagi. Vinder tersenyum sembari menggelengkan kepala kala menyadari kekonyolannya.
Vinder menjalankan mobil sembari mendengarkan Lada bertukar suara dengan adiknya. Setelah tiga puluh menit sambungan telepon itu baru terputus.
"Kenapa tidak memberi tau kamu tinggal dimana sekarang..?" tanya Vinder.
"Aku tidak mau Umbra datang berkunjung, karena pasti nanti ayah akan marah." jawab Lada dengan mendung yang kembali menyelimuti wajahnya.
"Apa ada cara agar ayahmu mau memaafkan dan menerimamu lagi...?"
"Ada, tapi cara itu mustahil." jawab Lada pesimis.
"Kenapa mustahil...?"
"Kalau ada lelaki berpendidikan, dari keluarga baik-baik, pekerjaannya jelas, ilmu agamanya juga ibadahnya bagus mau menikahi aku, mungkin ayah mau memaafkan aku. Setidaknya mau merestuiku"
Vinder membisu barang sesaat "kalau begitu menikah saja."
"Mana ada sih lelaki mapan seperti itu mau menikah dengan gadis seperti aku...?." jawab Lada.
"Memangnya kamu kenapa...?"
"Kampungan, kuper, kolot. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari perempuan seperti aku" jelas Lada tanpa ada raut kesedihan sama sekali.
Ya, gadis itu sudah terbiasa dengan penghinaan dan penolakan. Bahkan dia amat sadar akan kekurangan yang dimiliki.
Sedangkan Vinder memang sengaja memantik obrolan yang sudah jelas ia tau permasalahannya. Vinder hanya ingin mendengar bagaimana jawaban juga reaksi Lada.
"Lada...!" seru Vinder tak suka.
Hening untuk sesaat.
Vinder melihat benda penunjuk waktu yang melingkar dipergelangan tangannya. "Oke, sekarang masih ada waktu."
Vinder membelokkan mobilnya yang membuat Lada bertanya-tanya.
"Apartemennya disana Vin..!" kata Lada sembari menunjuk gedung apartemen dibelakang sana.
"Siap untuk begadang malam ini..?"
"Vin...!" kesal Lada.
"Iya aku tau apartemen disana. Aku tanya, kamu siap begadang malam ini...?"
"Pertanyaan macam apa itu...?" sungut Lada.
Vinder terkekeh "oke, berarti siap begadang.!"
"Jangan aneh-aneh Vin..!"
"Siapa yang mau aneh-aneh...?" sangkal Vinder "lagian memangnya kamu mau aku ajak aneh-aneh..?"
"Vinder...!" kesal Lada memukul lengan Vinder yang disambut gelak tawa pemuda itu.
"Oya, lukamu gimana Vin, masih sakit...?"
"Sedikit...!"
"Tadi pagi seharusnya diobati dan ganti perbannya setelah kamu mandi." kata Lada.
"Nanti saja, lagian tidak pakai perban tapi pakai plester anti air. Jadi tidak harus pagi dan malam diganti."
"Aturan dari mana itu...?"
"Aku...!"
"Ternyata kamu itu sangat menyebalkan ya Vin..?" ucap Lada heran.
Pasalnya pemuda didepannya ini selalu memasang datar, bersikap acuh, tak perduli pada sekitarnya, irit bicara, tidak pernah ada senyum apalagi tawa.
"Ternyata kamu itu cerewet sekali ya...?" balas Vinder terkekeh.
Satu bulan sudah mereka saling mengenal dan masa dua hari ini ternyata banyak sisi berbeda yang ditunjukan keduanya.
Bisa dibilang mereka memiliki banyak kesamaan dalam sifat dan sikap, hanya sedikit saja perbedaan karena mau bagaimana pun mereka dua mahluk yang berbeda jenis pula.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠