NovelToon NovelToon
Bukan Cinta Pengganti

Bukan Cinta Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:32k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Dijebak oleh sahabat dan atasannya sendiri, Adelia harus rela kehilangan mahkotanya dan terpaksa menerima dinikahi oleh seorang pria pengganti saat ia hamil. Hidup yang ia pikir akan suram dengan masa depan kacau, nyatanya berubah. Sepakat untuk membalas pengkhianatan yang dia terima. Ternyata sang suami adalah ….

===========

“Menikah denganku, kuberikan dunia dan bungkam orang yang sudah merendahkan kita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29 ~ Mencintaimu

Bab 29

 

‘Bangs4t,’ ump4t Abi dalam hati. Kalau tidak sabar, rasanya ingin sekali menguak rahasia siapa ia sebenarnya. Namun, masih ditahan. Harus ada rencana dan lakukan dengan elegan, agar mengena dan tepat sasaran.

Berencana menemui Kemal, berkali-kali dihubungi tidak dijawab.

“Hah, kemana ini orang,” gumam Abi sambil melangkah keluar dari lift.

Alih-alih meninggalkan kantor, Abi malah naik menuju lantai khusus direksi. Termasuk ruangan dimana Indra berada. Sempat dihentikan oleh petugas keamanan yang berjaga di lantai tersebut. Tidak sembarangan orang bisa beraktivitas di sana.

“Saya di tunggu Kemal, Pak Kemal,” ralat Abi.

“Ada urusan apa OB menemui asisten presdir. Jangan mimpi kamu Bi.”

“Ya anggap aja saya lagi mimpi,” seru Abi. Sungguh ia malas berdebat. Beruntung Kemal muncul sambil tergesa.

“Izinkan Pak, saya yang panggil dia,” ujar Kemal. Abi pun mengikuti Kemal. “Udah tahu gue sibuk, ganggu aja sih.”

Abi mengabaikan Kemal yang mengoceh, langkahnya pasti menuju ruangan di mana Indra berada.

“Nggak usah ikut masuk, gue mau ngomong serius.” Tangan Abi sudah menekan handle pintu, tapi menahan karena Kemal berada di belakangnya.

“Harus, gue nggak tahu kalian buat kesepakatan apa.”

“Ck, kepo banget sih.”

“Maaf pak, yang ini susah diusir,” ujar Kemal saat memasuki ruangan dan Abi tanpa salam apalagi permisi langsung duduk di depan meja Indra.

Pria paruh baya itu melepas kaca mata dan meletakan di atas meja. “Ribut saja kalian.”

“Aku sudah resign jadi OB, desakan dari Zahir,” tutur Abi.

“Udah gede masih ngadu,” ejek Kemal dan mendapatkan decakan dari Abi.

“Baguslah, seharusnya kamu lakukan itu sejak lama. Jadi, mau mulai kapan?”

“Terserah, aku pengangguran sekarang.”

“Kemal, atur semuanya. Pastikan bocah ini siap di waktu yang tepat,” tunjuk Indra ke arah Abi.

“Sudah siap semua, pak. Tinggal mulai saja."

“Bisa mulai hari ini juga, jangan menunda kebaikan.” Nasihat Indra yang menyandarkan punggung pada kursi kerja.

“Tapi pagi dan sore aku harus antar jemput Adel, tidak bisa diganggu gugat.”

“Biar aku urus, nanti ada yang handle.”

“Nggak bisa, harus aku sendiri yang antar dan jemput Adel,” cetus Abi dan Indra hanya menggeleng pelan mendapati perbuatan putra serta asistennya.

“Mau diantar pake apa, motor?” tanya Kemal.

“Nggak masalah, justru lebih romantis. Naik motor bisa nempel sambil peluk. Coba naik mobil, yang ada kita terpisah karena beda jok.”

“Sudah, tidak usah berdebat. Terserah kamu selama hasilnya sesuai yang papi harapkan. Jadi, kapan bawa istrimu temui papi?”

“Beres, tidak akan mengecewakan. Nantilah, sabar. Semua akan indah pada waktunya,” ujar Abi sambil melirik Kemal dan menaik turunkan alisnya. “Bukan begitu, bapak Kemal.”

“Terserah kamu saja. Ayo, ikut aku!”

Abi sudah beranjak hendak meninggalkan ruangan mengikuti Kemal.

“Abimanyu.”

Abi pun berbalik dan menatap Indra.

“Terima kasih. Terima kasih sudah mau memaafkan dan kembali pada Papi.”

“Aku hanya ikuti perintah mami, meski terlambat dan jangan senang dulu. Kalau papi tidak berubah dan masih memberi celah pada ul4r derik itu, aku akan hancurkan kalian dengan tanganku sendiri.”

“Tidak akan, papi janji.”

***

“Hati-hati,” ujar Abi saat Adel turun dari motor lalu melepas helm. “Ingat, jangan capek-capek. Nggak usah dengar apa kata Mona, bentar lagi juga dia gil4.”

“Iya, aku sih udah bodo amat. Mau dia teriak, menggonggong. Ya … gimana dia aja.”

“Nah gitu.” Abi mengulurkan tangannya. “Salim dulu.”

Adel tersenyum dan menyambut tangan suaminya, mencium dengan takzim.

“Jangan telat makan ya,” ujar Abi.

“Iya, mas Abi juga. Tapi, aku boleh tanya?”

“Tanyalah.”

Abi mematikan mesin motor Adel, karena tidak memungkinkan menggunakan motornya mengantar jemput sang istri yang sedang hamil.

“Mas Abi kemana beberapa hari ini. Maksud aku, walaupun belum dapat kerja nggak usah kelayapan. Tunggu aja di rumah, aku dan papa ngerti kok.”

Abi tersenyum mendengar kekhawatiran Adel terhadapnya. “Aku kerja, tapi masih freelance. Yang jelas kerja halal. Nanti juga kamu tahu.”

“Kalau berat nggak usah diteruskan, cari yang lain lagi. Ah, iya. Mas Ari bilang di kantornya ada lowongan. Aku hubungi ya untuk lebih jelas.”

“Tidak usah, sayang,” sahut Abi. Adel mendengar kata sayang mendadak wajahnya merona bahkan ia mengulum senyum. “Aku kerjakan ini dulu ya, semoga kamu tidak kecewa dengan hasilnya.”

“Aku selalu dukung mas Abi.”

“Nah gitu dong. Ya udah sana masuk, aku langsungan ya.”

Adel mengangguk dan melambaikan tangan hendak berlalu, tapi tangannya kembali ditarik Abi untuk mendekat.

“Kenapa mas?” tanya Adel heran karena Abi terlihat menatap sekeliling. Mereka berada di parkiran basement mengarah ke lift. Tidak mengantar di lobby, khawatir Adel menjadi bahan pembicaraan.

Abi mencondongkan wajah lalu mendaratkan bibirnya pada pipi Adel.

“Lumayan, mood booster.”

“Ish, Mas Abi.”

Abi tergelak dan menggerakan tangannya seakan mengusir Adel. Kelamaan dia malah berulah lebih dari cium pipi. Masih berada di atas motor menunggu sampai Adel masuk ke dalam lift. Ponsel di kantong celananya bergetar, ternyata panggilan dari Kemal.

“Jangan telat, lo lagi training. Ngapain juga mesra-mesraan di basement,” ujar pria itu di ujung sana. Abi hanya berdecak dan menatap sekitar. Mungkin Kemal baru datang atau berada di salah satu mobil yang ada di sana dan menyaksikan interaksinya dengan Adel.

“Bilang aja iri.”

“Ibu Murni sudah menunggu Pak Indra di atas. Lo nggak niat ke atas ‘kan?” tanya Kemal.

“Nggak, gue percaya papi bisa atasi itu.”

“Oke.”

Sedangkan di tempat berbeda, Murni menunggu di ruang khusus tamu Indra Daswira. Sekretaris pria itu sudah menjamu dengan minum karena datang sejak tadi. Ada notifikasi pesan dari Zahir.

[Pak Indra sudah naik. Pastikan bertemu dengannya. Lakukan apapun demi aku]

Murni menarik nafas setelah membaca pesan itu. Bersiap melakukan rencananya. Tidak lama terdengar suara berbincang. Rupanya Indra didampingi dua orang, entah siapa. Mungkin pengawal atau supirnya, pikir Murni.

“Indra,” panggil Murni.

Langkah Indra pun terhenti, menatap Murni yang melangkah mendekat. Diakui meski sudah paruh baya, penampilan Murni masih elegan. Namun, dia tidak akan dan tidak ingin tergoda lagi.

“Murni,” sapa Indra.

“Susah sekali bertemu denganmu. Bisa kita bicara?”

Indra menghela nafasnya lalu mengangguk dan menunjuk sofa yang tadi ditempati Murni.

“Kita bicara di sana.”

“Berdua saja,” ujar Murni. “Ada hal penting dan rahasia yang harus kita bicarakan.”

“Sepuluh menit lagi aku harus temui klien. Kita bicara di sini saja.”

Murni memegang lengan Indra saat melewatinya menuju Sofa.

“Di ruanganmu, ini penting,” ucap Murni dengan nada menekan.

Indra menggerakan tangannya agar terlepas dari cengkraman Murni.

“Kita bicara di sini atau kamu bisa pergi. Aku sibuk.”

“Indra, kamu berubah.”

“Tidak ada yang berubah, aku hanya sadar kalau dulu aku salah. Jangan bicarakan dan ungkit lagi masa lalu. Hentikan rayuanmu karena aku tidak akan terbujuk.”

“In-dra.”

“Maaf Pak Indra, anda sudah ditunggu,” ujar Kemal yang baru tiba.

“Oke,” sahut Indra. “Temani ibu Murni ke lobby dan pastikan orang yang menemuiku sudah buat janji.”

Indra ditemani Kemal meninggalkan Murni yang hendak menyusul, tapi ditahan oleh sekretaris dan pengawal Indra.

“Indra!” teriak Murni. “Aku mencintaimu. Indra!"

Namun, teriakan Murni sia-sia karena Indra mengabaikannya dan sudah menghilang dibalik pintu ruang kerja.

“Mari Bu, ke arah sana!”

“Hah, lepas!” teriak Murni saat diarahkan menuju lift.

 

1
sunshine wings
Zahir akan masuk RSJ tertekan kerna terlalu ambisius mau jadi pak dirut.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️😂😂😂😂😂
sunshine wings
Malunya.. Zahir.. 😏😏😏😏😏
sunshine wings
Kok mikirnya sampe kesitu Adel..
Lagi bucin²nya suamimu..
🥹🥹🥹🥹🥹
Sunaryati
Membiayai anak dari hasil selingkuh ya mau hasil seperti apa, Murni? ya itu hasilnya , tidak menghormatimu dan berbuat salah, namun tidak mau disalahkan, dan Murni tega membunuh bayi hasil jebakan putranya
Nurminah
mantap keturunan pelakor lahirnya anak iblis
Quinza Azalea
next
Felycia R. Fernandez
wow 😳😳😳😳
anak yang terlahir dan dididik dari seorang pelakor mank beda yaaaa...
ngeri bener...gak takut dosa ke orang tua...
ya mau gimana lagi,sepak terjang emaknya aja dia tau,jadi ya hilang rasa hormat anak ke ibunya...
Iccha Risa
Del jgn dong masa mw cerai mas Abi dah cinta, tuh si pengacau kayaknya Kalak telak si janin yg mw jadi senjata malah gugur mungkin tau yg jdi bpakny licik ga ketulungan....
Nurminah
ah seneng banget si anak laki-laki laknat mampus walaupun tidak berdosa anak tersebut tapi anak itu dijadikan bapaknya buat meras orang menunggu kehancuran pelakor peot dan laki-laki iblis
Felycia R. Fernandez
gagal me lobby ya Zahir 😆😆😆😆
ayooook cari cara lain lagi ...
yang lebih dahsyat rencana nya...
yang bisa sekali tepuk kamu dan moda langsung ikutan modar
Felycia R. Fernandez
naaah kan ,baru juga denger udah sakit hati, gimana kamu bakalan rela Abi ganti istri...
ada aja ya pemikiran mu Del 😆😆😆
Purnama Pasedu
pak indra udah tahu,yg asli
Quinza Azalea
emang bener bener be dhe bah si zahir
Sunaryati
Kau akan masuk lubang yang kau gali sendiri, Zahir. Pak Indra sudah bertaubat dan akan membahagiakan Abi, apalagi ibumu berkali- kali mendatanginya untuk minta jabatan untukmu, beliau sudah tidak akan percaya padamu.
Kas Mi: zahir..kapan tobatmu/Grin/
total 1 replies
Sunaryati
Adek pamali istri minta cerai padahal suami baik- baik, tidak mempunyai kesalahan
mmh nengmuti
walah zahir maling teriak.maling ini mh
mmh nengmuti
walah zahir maling teriak.maling ini mh
LikCi Vinivici
baru sadar, minta bercerai.. ada2 aja si adel
LikCi Vinivici
aldo si HRD g terkejut??😄😄
LikCi Vinivici
g emak g anak produk gagal jd Sultan 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!