NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Api kecil di tungku rumah keluarga An menyala tenang, memantulkan cahaya jingga di dinding kayu. Malam itu, setelah semua anggota keluarga tidur, hanya tiga orang yang masih terjaga di ruang obat, Lian, Yuyan, dan Chen Yun. Di atas meja, gulungan kain ramuan terbuka, berbagai botol kecil tersusun rapi, dan aroma herbal memenuhi ruangan.

Lian duduk dengan wajah serius. Tangannya yang ramping meramu dedaunan hijau tua, menumbuknya dengan hati-hati. Sesekali ia menatap ke arah pintu kamar tamu, tempat pria misterius itu beristirahat.

“Dia bukan orang biasa,” bisik Lian pelan, seolah sedang bicara pada dirinya sendiri.

Yuyan menoleh cepat. “Maksud nona… pria itu?”

Chen Yun yang bersandar di tiang kayu ikut menatap tajam. “Kau pasti sudah tahu sesuatu, Lian. Dari cara kau membawanya, cara kau melindunginya, jelas sekali dia lebih dari sekadar pasien yang kau temukan di hutan.”

Lian terdiam sebentar. Ia tidak bisa sembarangan membuka rahasia. Tapi Chen Yun terlalu tajam untuk dibohongi, dan Yuyan terlalu polos untuk diajak ikut menyimpan misteri tanpa penjelasan sedikit pun.

Akhirnya ia mendesah. “Kalian berdua sahabatku… keluargaku. Baiklah, aku akan katakan sedikit. Tapi kalian harus berjanji tidak membocorkannya pada siapa pun. Bahkan pada Ayah dan Ibu.”

Yuyan mengangguk cepat, matanya bulat. “Aku bersumpah, nona.”

Chen Yun tidak langsung menjawab. Ia menatap Lian lama, lalu berkata dingin, “Kalau rahasiamu membahayakan keluarga An, aku sendiri yang akan menghentikannya.”

“Kalau sampai itu terjadi, aku sendiri yang akan menanggungnya,” jawab Lian mantap.

Hening sesaat. Baru setelah itu ia melanjutkan. “Pria itu… seorang kaisar. Dari negeri jauh. Ia dikhianati adiknya sendiri, ditikam orang-orang kepercayaannya. Ia kehilangan segalanya.”

Yuyan ternganga, hampir menjatuhkan cawan ramuan dari tangannya. “K-Kaisar?!” bisiknya keras, lalu buru-buru menutup mulut dengan kedua tangan.

Chen Yun mengerutkan kening. “Kaisar dari negeri lain? Bagaimana kau bisa tahu?”

Lian menunduk, berpura-pura sibuk menumbuk ramuan. “Anggap saja aku… punya firasat. Intinya, ia memang bukan orang sembarangan. Dan kalau aku benar, mereka yang mengkhianatinya tidak akan diam. Mereka akan mencarinya.”

Chen Yun mengepalkan tangan. “Kalau begitu, seharusnya kau segera mengusirnya dari sini, bukan malah membawanya ke rumahmu!”

“Chen ge!” Yuyan menegur pelan.

Namun Lian tetap tenang. Ia menoleh, menatap Chen Yun dalam-dalam. “Kalau aku mengusirnya, dia akan mati. Luka dalamnya terlalu parah. Dan kalau dia mati di tanah kita, justru bahaya besar akan datang. Mereka akan memanfaatkan mayatnya untuk alasan perang. Setidaknya, kalau dia hidup… kita punya kesempatan mengubah sesuatu.”

Chen Yun terdiam. Kata-kata Lian menusuk logikanya.

“Jadi,” lanjut Lian sambil menaruh ramuan dalam wadah bambu, “aku sudah memutuskan. Aku akan menyembuhkannya. Dan lebih dari itu aku akan membantunya bangkit kembali.”

Yuyan menatap Lian seolah sedang melihat cahaya. “Nona… kau sungguh berani.”

Chen Yun menghela napas panjang, lalu duduk di kursi dengan wajah masih muram. “Kau gila. Itu bukan urusanmu. Kita punya toko kain, toko perhiasan, rumah tabib. Kenapa harus menyeret diri ke dalam urusan kerajaan asing?”

Lian tersenyum miring. “Karena aku tidak tahan melihat orang baik dijatuhkan oleh pengkhianat. Kau tahu sendiri aku membenci orang-orang munafik yang hanya menginginkan kekuasaan. Kalau kau di posisinya, Chen ge, apakah kau ingin orang lain berpaling begitu saja?”

Chen Yun terdiam. Untuk pertama kalinya, ia tidak bisa membantah Lian.

---

Malam itu mereka bertiga mulai menyusun rencana kecil.

Pertama, Lian akan fokus menyembuhkan luka dalam pria itu dengan ramuan khusus yang memperkuat organ dalam. Yuyan akan membantu menyiapkan bahan-bahan, sementara Chen Yun meski dengan wajah tidak rela akan berjaga di sekitar rumah, memastikan tidak ada orang asing yang masuk.

Kedua, mereka akan mengumpulkan informasi. Lian tahu pengkhianatan sebesar itu pasti mengguncang negeri asal pria itu, dan kabarnya bisa saja sampai ke negeri mereka. Yuyan yang pandai berbincang akan mencari tahu gosip di pasar, sementara Chen Yun bisa menyelidiki jalur pedagang asing.

Ketiga, Lian punya ide gila, membangun kembali kekuatan dengan orang-orang baru. “Kalau ia ingin merebut takhta, ia tidak bisa bergantung pada menteri-menteri lamanya. Mereka sudah berkhianat. Ia butuh pasukan baru, orang-orang yang benar-benar setia.”

Chen Yun menepuk meja. “Lian, kau sadar kan? Kau baru saja mengucapkan kalimat yang bisa membuat seluruh keluargamu dieksekusi kalau terdengar orang istana!”

“Aku sadar,” jawab Lian ringan. “Itulah kenapa aku hanya membicarakannya dengan kalian berdua. Karena aku percaya pada kalian.”

Yuyan menggenggam tangan Lian, matanya berkaca-kaca. “Aku bersamamu, nona. Sampai akhir.”

Chen Yun menghela napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan wajah berat. “Baik. Kalau kau memang keras kepala, aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian. Aku akan jadi pedangmu. Tapi kalau terjadi apa-apa pada keluargamu, kau harus siap menanggungnya.”

Lian tersenyum tipis. “Aku siap.”

---

Keesokan paginya, rencana pertama dimulai.

Pria misterius itu masih lemah, tapi sudah bisa duduk bersandar di ranjang. Ia menatap Lian yang datang membawa ramuan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

“Kau sibuk sekali untuk orang asing sepertiku,” katanya pelan.

Lian meletakkan mangkuk ramuan di hadapannya. “Aku tabib. Tugas tabib adalah menyembuhkan. Minumlah.”

Pria itu menatap ramuan, lalu menatap Lian lagi. Senyumnya samar. “Kalau aku bilang aku tidak percaya padamu, apa yang akan kau lakukan?”

Lian mengangkat alis. “Aku akan menuangkannya ke tenggorokanmu dengan paksa.”

Pria itu terkekeh, lalu akhirnya meneguk ramuan. Pahitnya membuatnya meringis, tapi tatapannya tidak lepas dari Lian.

Dan dalam hatinya, ia kembali mendengar suara batin Lian yang jujur,

“Cepatlah sembuh. Kau tidak boleh kalah hanya karena luka. Dunia masih membutuhkanmu.”

Tangannya yang memegang mangkuk sedikit gemetar. Tidak ada seorang pun yang pernah berkata begitu padanya sejak ia jatuh. Semua orang meninggalkannya. Hanya gadis ini yang bicara dengan tulus meski tanpa sadar.

---

Setiap pagi, Lian dan Yuyan menyiapkan ramuan, lalu membantu pria itu berlatih berdiri. Setiap sore, Chen Yun mengajarinya gerakan pedang sederhana, sekadar agar ototnya kembali terbiasa.

Kadang-kadang, mereka berdebat.

“Jangan paksa dirimu!” teriak Lian ketika pria itu mencoba mengangkat pedang kayu.

“Seorang pria tidak bisa hanya duduk di ranjang,” jawabnya sambil terengah.

“Kau akan mati konyol kalau memaksa!” ujar Lian

“Lebih baik mati berjuang daripada hidup tak berdaya!” ujar pria itu

Chen Yun menonton dari samping sambil memutar mata. “Aku tidak tahu mana yang lebih keras kepala, kau atau dia.”

Yuyan hanya menutup mulut dengan tangan, menahan tawa.

Namun di balik semua keributan itu, satu hal jelas: ikatan mulai terbentuk. Bukan hanya antara Lian dan pria itu, tapi juga antara mereka bertiga sebagai tim kecil.

---

Suatu malam, setelah semua orang tidur, Lian kembali ke ruang obat. Ia membuka gulungan kain tua yang berisi catatan kuno miliknya tentang tanaman obat langka. Matanya serius, jari-jarinya menelusuri tulisan kuno.

“Kalau aku bisa menemukan akar Giok Merah… ramuan itu bisa menyembuhkan luka dalam dengan cepat,” gumamnya.

Namun dalam hati, ia melanjutkan:

“Bukan hanya untuk menyembuhkan. Dengan ramuan itu, ia bisa kembali kuat. Ia bisa memimpin lagi, merebut takhta yang direbut darinya. Dan aku… aku akan berada di sisinya.”

Dari kamar tamu, pria misterius itu terdiam, mendengar suara hati itu. Senyum kecil terbit di bibirnya.

Untuk pertama kalinya, ia merasa takdir memberinya harapan.

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!