cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
matahari telah keluar dari peraduannya memaksa seluruh insan yang di sapanya untuk segera melanjutkan aktifitasnya masing masing
Di rumah emak ranti sedang di lakukan bersama sama karena hari ini ketiga anak abah sodiq libur tidak pergi ke kebun tengah hutan
Setelah selesai sarapan yuda dan lia segera berpamitan dengan kedua orang tuanya serta abang abangnya untuk berangkat ke sekolah
Setelah kedua anak abah sodiq berangkat sekolah mereka di kejutkan dengan kehadiran suara sepeda motor yang berhenti di depan rumah mereka
"siapa yang datang ya bah" ucap daus
"tidak tau nak coba kamu liat ke depan" sahut abahnya
Daus segera berdiri dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu ke rumah nya di pagi hari
"bah yang datang wak jamal sama istrinya" kata daus setelah melihat siapa yang datang
"oh segera kamu ke belakang beri tahu emakmu ada tamu dan sekalian bikinkan minum untuk tamu kita" perintah abah sodiq
"baik bah"
daus berjalan menuju belakang rumah untuk memberitahu emaknya bahwa ada tamu yang berkunjung
Setelah mendengar penuturan anaknya emak ranti segera membuat minum untuk tamunya dan segera menuju ke ruang depan untuk menemui tamunya
"eh ada wak jamal dan istri, ada perlu apa ya wak" tanya emak menyapa tamunya
"saya kesini mau mengantar motor milik yanto yang kemarin telah membeli motorku, tadinya mau aku antar sore kemarin tapi hujan deras jadi aku antar sekarang" jelas wak jamal kepada semua anggota keluarga abah sodiq
"kamu beli motor nak" tanya abah sodiq kepada yanto
"iya bah kemarin kan yanto dapat rejeki lebih dan kebetulan wak jamal punya motor yang tidak di pakai ya yanto beli aja bah, kan kalau ada motor kita bisa pulang pergi dari kebun jadi tidak perlu menginap lagi" tutur yanto panjang lebar kepada anggota keluarganya
"yeyyy abang beli motor nanti ajak kita jalan jalan ya bang" cerocos adi
"iya"
Setelah beramah tamah cukup lama akhirnya wak jamal dan istri berpamitan pulang setelah menyerahkan kunci motor serta surat surat kelengkapan motor
Cerita sekarang menuju kota tempat andi diah tinggal bersama pasangannya masing masing
Siang itu ketika lagi istirahat makan siang andi mengajak diah untuk berbicara tanpa pasangan mereka masing masing kebetulan alya dan suaminya diah sedang meting bersama klien di luar kantor
"kenapa abang mengajakku makan disini" tanya diah heran dengan abangnya karena mengajak makan di kafe depan kantor
"abang ingin berbicara sesuatu" sahut andi
"bicara apa bang" tanya diah dengan penasaran
andi menarik napas dalam dalam sebelum mengucapkan kata katanya
"apakah sekarang kamu tau kabar keluarga kita di kampung"tanya andi dengan suara yang berat
" aku juga tidak tau bang kabar mereka semua terakhir sekitar 1 tahun yang lalu aku sengaja bertanya kepada temanku sekolah waktu smp yang ada di kampung sebelah, bukannya dia menjawab pertanyaanku tapi justru aku mendapat caci maki bang dia bilang kita ini anak durhaka karena tidak pernah mau tahu tentang keluarga kita"sahut diah sambil terisak
"tapi memang benar kata teman kamu itu kita memang anak durhaka demi kita bisa hidup enak kita melupakan perjuangan orang tua yang telah membesarkan kita bahkan kita belum pernah memberi mereka uang walaupun itu hanya 1 perak" andi ikut menimpali dengan suara parau menahan sesak di dada
"abang benar kita anak durhaka makanya kita sudah berumah tangga selama 5 tahun tapi kita belum di kasih momongan mungkin ini hukuman dari Allah karena kita tidak menghargai jerih payah orang tua kita jadi Allah tidak mau menitipkan anak pada kita" cetus diah
"kamu benar diah tapi abang sudah mulai berpikir jika alya tidak mau mengakui kedua orang tua kita maka aku akan menceraikannya walaupun bukan untuk saat ini" jelas andi lagi
"kenapa abang sepemikiran denganku" diah heran kenapa mereka bisa punya pemikiran yang sama
"tapi kita harus menyimpan uang gaji yang kita dapatkan saja dan kita pisahkan dengan uang dari mereka terlebih dahulu jadi kalau suatu saat mereka tetap tidak mau menerima keluarga kita maka kita bisa pergi tanpa membawa sepeserpun uang milik mereka" andi menjelaskan rencananya beberapa bulan ke depan pada adiknya
"iya bang aku juga setuju tadinya aku berencana sebelum bulan puasa aku akan berbicara sama abang jadi lebaran tahun depan kita bisa pulang kampung" cetus diah
"ya sudah yang penting rencana kita jangan sampai ada yang tahu kita diam diam saja dan jangan melakukan hal yang membuat mereka curiga" andi kembali mengingatkan adiknya itu
"iya bang, ayo kita kembali ke kantor bang jam istirahat sudah mau habis" ajak diah pada abangnya itu
"ayo"
Biarpun andi adalah suami dari ceo perusahaan tempat tersebut tapi andi hanya bekerja sebagai staf biasa begitupun dengan diah yang punya posisi yang sama seperti abangnya
Gaji andi dan diah pun hanya umr provinsi tempat mereka bekerja itupun separuh dari gaji mereka masih di ambil oleh pasangan mereka masing masing jadi setiap bulan mereka berdua hanya memegang uang sebesar 1,5juta saja untuk mereka pegang sebulan
Pasangan mereka masing masing bilang kalau setengah gaji mereka saja tidak akan cukup untuk menikmati semua fasilitas di rumah mereka
Awal awal pernikahan memang mereka senang dengan tinggal di rumah mewah mobil mewah tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah karena ada pembantu yang mengerjakan semuanya
Akan tetapi setelah bertahun tahun menikah andi dan diah seperti bosan dengan keadaan tersebut karena mereka hidup mewah bukan dari hasil kerja sendiri
tetap semangat thor...