Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 20
"Sudah merasa lebih tenang?." Tanya Indra setelah cukup lama.
"Iya kak, kak Indra mau pulang?." Jawab Dinda dan balik bertanya pada Indra yang duduk di sampingnya.
"Sebentar lagi, Papa kamu mungkin juga sudah di perjalanan pulang, tunggu Papa kamu sampai baru aku pulang." Kata Indra memberikan perasaan lega didiri Dinda.
Jujur saja, ia merasa takut sendirian saat ini, dia merasa Yuda bisa datang kapan saja.
"Maaf yah jadi merepotkan kak Indra." Ucap Dinda merasa tidak enak, ia tau Indra lelah bekerja seharian tapi ia juga takut jika ditinggal sendirian dirumahnya.
"Merepotkan dari mananya, justru aku yang lebih merepotkan kamu hari ini." Jawab Indra yang merasa justru dirinya yang banyak dibantu oleh Dinda hari ini.
Mereka terdiam lagi, ruangan menjadi hening, Ciara pun nampak tertidur pulas dalam timangan Ayahnya.
"Mamanya kak Indra pulangnya kapan?." Tanya Dinda ditengah keheningan mereka.
"Mungkin lusa baru pulang." Jawab Indra, Dinda pun menatap Ciara yang tertidur di timangan Ayahnya disampingnya.
"Terus besok yang jaga Ciara siapa?." Tanya Dinda lagi, ia merasa khawatir Ciara tidak ada yang menjaganya besok.
"Besok aku tidak ada meeting, jadi mungkin aku bawa Ciara ke kantor." Kata Indra yang juga sudah memikirkan sejak tadi dikantornya bagaimana Ciara besok.
"Kak Indra pernah bawa Ciara ke kantor?." Pertanyaan Dinda terus keluar dari mulutnya membuat Indra merasa sedang di interogasi.
"Belum pernah, besok pertama kali." Jawab Indra singkat.
"Kalau kak Indra mau, biar aku bantu jaga Ciara lagi besok." Kata Dinda menawarkan bantuannya menjaga Ciara lagi besok.
"Aku tidak enak Dinda kalau merepotkan kamu terus." Indra merasa berat jika harus meminta bantuan Dinda untuk menjaga anaknya lagi.
"Tidak apa-apa kak, kasihan juga Ciara kalau harus dibawa ke kantor, takutnya juga dia tidak nyaman." Ucap Dinda yang sama sekali tidak merasa direpotkan.
"Mau bagaimana lagi, aku juga tidak mau kalau Ciara dijaga oleh orang lain seperti suster atau mbak, aku sulit percaya sama orang Dinda." Jelas Indra menghela nafasnya berat.
Mendengar perkataan Indra membuat Dinda sedikit senang, ia berpikir secara tidak langsung perkataan Indra barusan mengatakan ia percaya pada Dinda.
"Berarti kak Indra percaya sama aku?." Tanya Dinda tersenyum menatap Indra.
"Sangat percaya, aku yakin kamu orang yang sangat baik." Jawab Indra menatap balik Dinda.
"Makanya titip Ciara saja lagi besok, aku juga tidak ada kegiatan sampai jadwal sidang akhirku keluar kak." Kata Dinda dengan tatapannya yang terlihat sangat tulus dimata Indra.
Indra menatap Dinda lama, tidak percaya orang asing yang baru beberapa kali ia temui ini memiliki hati yang begitu baik.
"Kamu tidak keberatan?." Tanya Indra memastikan.
"Sama sekali tidak, aku juga senang main sama Ciara." Sorot mata Dinda tidak berbohong, ketulusannya bisa dirasakan dengan jelas oleh Indra.
"Tapi aku takut kalau kamu sendirian disini jaga Ciara, orang itu bisa datang kapan saja." Ucap Indra seketika teringat situasi tadi.
Dinda berpikir sejenak, ia pun setuju dengan perkataan Indra, Yuda bisa datang kapan saja dan mengancam dirinya, kalau sendiri mungkin Dinda tidak masalah, Dia bisa lari atau pergi kemana pun, kalau Ciara bersamanya ia takut akan membuat Ciara dalam bahaya.
"Iya juga kak, aku tidak berpikir sampai kesana." Kata Dinda baru memikirkan masalah tadi.
"Kalau kamu mau dan bisa, kamu bisa ke rumahku saja besok. Kamu juga bisa beristirahat disana tanpa takut orang itu tau keberadaan kamu, lagi pula ada tidak nya Ciara kamu tetap sendiri dirumah, sama-sama tidak aman untuk kamu." Tawar Indra yang hanya bisa memberikan solusi yang menurutnya terbaik untuk keamanan Dinda dan putrinya.
"Kalau begitu aku jaga Ciara dirumah kak Indra saja besok." Ucap Dinda memutuskan.
"Besok aku jemput kamu." Kata Indra kemudian setelah mendapat keputusan dari Dinda.
"Tidak perlu kak, aku bawa mobil saja sendiri besok, lagi pula rumah kita tidak searah, malah jadinya kak Indra kerepotan sendiri." Jawab Dinda yang mengerti bagaimana kerepotan Indra nantinya kalau masih harus menjemput dirinya.
"Ya sudah, nanti aku kirimkan alamatnya ke kamu yah." Ucap Indra kemudian mengalah.
"Iya kak."
Suara pintu depan yang terbuka dan kehadiran Ayah Dinda mengalihkan perhatian mereka berdua.
"Loh ada nak Indra." Kata Ayahnya begitu masuk ke dalam rumah.
"Selamat malam Om, maaf saya masuk ke rumah om lagi saat om tidak ada." Sapa Indra sembari memberikan permintaan maafnya karena ia masuk ke rumah Ayahnya Dinda lagi kali ini.
"Tidak apa-apa." Jawabnya tidak keberatan sama sekali.
Ayah Dinda berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
"Loh Dinda, ada tamu kok tidak diberi minum atau apa begitu." Tegur Ayahnya, Dinda pun baru menyadarinya.
"Astaga Dinda sampai lupa Pa, sebentar yah kak Indra. Kata Dinda yang langsung berdiri berniat ingin ke dapur tapi Indra langsung berdiri juga dan mencegatnya.
"Tidak usah repot-repot Dinda, Aku sama Ciara langsung pulang saja." Kata Indra yang tidak ingin merepotkan Dinda lagi hari ini.
"Maaf yah kak, sampai lupa kasih kak Indra air minum." Ucap Dinda merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, kalau begitu aku pulang dulu yah." Jawab Indra sembari berpamitan.
"Terima kasih kak Indra sudah temani aku dari tadi." Ucap Dinda lagi.
"Aku juga terima kasih kamu sudah jaga Ciara untuk aku." Indra pun turut berterima kasih atas bantuan Dinda hari ini untuknya.
Ayah Dinda memperhatikan Putrinya dan Indra secara bergantian, ada perasaan aneh melihat kedekatan mereka berdua.
"Om Saya pamit pulang dulu." Kata Indra berpamitan pada Ayahnya Dinda.
"Ah iya nak Indra, hati-hati dijalan yah." Jawab Ayahnya Dinda berpesan.
"Iya Om, permisi."
Indra pun beranjak pergi dari sana membawa putrinya pulang.
***
Setelah Indra pulang, tinggal Dinda dan Ayahnya berdua saja disana. Ayahnya menatapnya dengan tatapan menyelidik, Dinda yang menyadarinya langsung menatap balik Ayahnya heran.
"Papa kenapa melihat Dinda seperti itu?." Tanya Dinda bingung.
"Kamu ada hubungan apa sama Indra?." Tanya Ayahnya balik penasaran.
"Hubungan?, tidak ada Pa. Dinda cuma bantu jaga anaknya saja karena Mamanya tiba-tiba harus pergi ke Surabaya, terus tadi waktu kak Indra mau jemput Ciara, Kak Indra bantu Dinda lepas dari Yuda." Jawab Dinda, Ayahnya pun terkejut dengan jawaban putrinya.
"Yuda datang lagi?." Tanyanya merasa marah.
"Iya Pa, untung kak Indra datang tepat waktu." Jawab Dinda.
"Papa jadi takut kalau kamu sendirian dirumah." Ucap Ayahnya khawatir.
"Papa tidak usah khawatir, Dinda bisa jaga diri." Dinda pun meyakinkan Ayahnya agar tidak terlalu khawatir padanya.
"Atau kita lapor polisi saja?." Tanya Ayahnya memberi usulan.
"Tidak perlu Pa, aku tidak mau berurusan dengan Yuda lagi, nanti kalau dia capek tidak mendapat respon dari Dinda juga pasti berhenti sendiri." Tolak Dinda tidak ingin berurusan lebih jauh lagi dengan Yuda.