setelah berusaha ikhlas melepas nya,aku merasa bahwa aku selama ini seperti di butakan oleh cinta, selalu menuruti kata-kata nya,tunduk padanya,dan setelah ku bayangkan ternyata aku seperti hidup dalam penjara,dan sekarang baru bisa keluar dan menghirup udara segar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryasakdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.11
Aku menghubungi sepupunya Sahril,namun aku tidak menelponnya aku hanya menghubunginya melalu pesan, karena saat ini aku tidak akan mampu berbicara dengan tenang,hanya jariku yang bisa bergerak walaupun gemetar
"Hay Arini apa kabar?" ku kirim pesan itu
Dia langsung membacanya
"baik kak",tumben kakak chat aku biasanya aku duluan yang nge chat kk"
"ya nggak apa-apa sih,aku cuma kesepian Ja lagi nggak ada kerjaan." jawabku
"hubungan kakak sama kak Sahril gimana?" tanyanya tiba-tiba,
" ya biasa aja nggak gimana-gimana,"
" aku dengar-dengar kakak udah mau nikah sama kak Sahril,apa itu benar?,kakak yakin mau nikah sama kak Sahril?" kok pesannya jadi seperti ini ya ,tadinya aku yang mau cari tahu namun ini dia menampakan kecurigaanku.
"kamu dengar dari mana?,kamu kan di kampung sebelah masa gosipnya sampai di sana sih"aku mengikuti permainannya
"yah kan aku keluarga kak Sahril jadi aku tau dong"
Sebenarnya aku sudah mengetahui bahwa si Arini ini adalah istrinya Sahril yang dia nikahi secara sirih beberapa bulan yang lalu,namun aku mengetahui semua ini dengan pasti seminggu yang lalu,bahkan orang tua Sahril tidak percaya dengan semua yang terjadi,mereka sangat kecewa dengan perbuatan Sahril,Bahakan Sahril di usir dari rumah,
Orang tua Sahril ingin menikahkan Sahril denganku yang sudah bertahun-tahun pacaran.mereka tidak menyukai wanita yang Sahril nikahi walaupun masih ada ikatan keluarga.
"kalau Sahril ingin menikah denganku secara sah agama dan hukum aku mau sih,yang tidak aku harapkan adalah menikah sirih"jawabku pada Arini yang sedikit menyinggungnya.
" jadi Kakak mau menerima lamaran ka Sahril?"tanyanya lagi,, sepertinya dia memang ingin sakit hati,namun tidak seberapa dengan sakit hatiku yang aku pendam selama ini.
"ya insa Allah aku akan menerima lamaran dari Sahril,karena kami memang sudah cukup lama berpacaran,jadi apa salahnya aku menerima lamaran dari orang yang aku cintai yang aku impi-impikan dari dulu". sepertinya kompor ini semakin panas saja,
"kalau misalnya kak Sahril sudah ada hubungan lain selain kakak bagaimana?"tidak berhenti dia bertanya,dia berpikir bahwa aku tidak mengetahui hubungan mereka
"hubungan seperti apa ya maksudnya memangnya kamu tau siapa yang ada hubungan dengan Sahril selama ini?"tanyaku pura-pura bodoh
"ikatan pernikahan dengan wanita lain" katanya terus terang, sepertinya dia tidak mau aku ada di antara mereka,
""yah aku juga pernah dengar sih kalau Sahril itu udah menikah sirih dengan seseorang,namun aku tidak peduli, mereka kan hanya nikah sirih,sedangkan aku bakalan di nikahi secara sah agama dan hukum,jadi akulah pemenangnya"jawabku sambil tertawa sendiri membayangkan kemarahan wanita itu.
"saran aku ya kak lebih baik kakak cari saja orang yang lebih peduli sama kakak,dia udah nggak sayang lagi sama kakak,kalau dia memang sayang ngapain dia nikah sama orang lain"
"kamu nyuruh aku buat lupain Sahril ada apa ya?, kok aku jadi curiga sama kamu?"
" ya nggak kak aku cuma kasi saran saja sama kakak,kakak itu orang baik masa Kaka hanya jadi istri kedua sih,"
"mo istri ke dua ke 2 ,ke 3 aku nggak masalah sih,yang penting bisa sama orang yang aku cintai"
"besar juga ya pengorbanan kakak buat kak Sahril"
"yah kalau tidak berkorban itu bukan cinta namanya,,nanti kamu bakalan aku undang ke nikahan aku sama kakak sepupumu itu,"
" tanpa di undang aku akan datang kak,"
Sepertinya dia tidak mengakui dirinya sebagai istrinya Sahril ada apa yaa?
