CINTA Yang SALAH

empat orang laki-laki berkelas, sedang menatap seorang gadis yang terlihat gugup di atas pembaringan rumah sakit,mereka berada di sisi ranjang, sambil menatap serius pada gadis cantik bertubuh sintal tersebut,entah apa yang ada di pikiran para pria berkelas itu,mungkin mereka bertanya-tanya di dalam hati,bagaimana gadis ini bisa berada di dalam hutan sendirian.

Kakek tersenyum pada gadis itu,

"siapa namamu nak?",berucap dengan hati-hati membuat yang lainnya heran,baru kali ini mereka mendengar Kakek berbicara hati-hati.

dengan bibir gemetar gadis itu menjawab "Elena Shirley".

Wajah Kakek berubah suram,dia tidak bertanya lagi,matanya berkaca-kaca,mungkin dia kenal dengan gadis ini atau ada sesuatu dengan nama ini.

"hum, bagaimana kamu bisa berada di tengah hutan sendirian?,apa kau berbuat kesalahan pada orang-orang yang mencari mu tadi?",Denis bertanya dengan ragu,tetapi dia tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.

Max menyenggol siku Denis,"maksud kami apa kau tersesat?".

gadis itu menggelengkan kepala dia terdiam sejenak,mungkin dia bingung harus memulai dari mana, "aku melarikan diri,mereka mengurungku di kandang anjing selama bertahun-tahun,ayah bilang mention itu adalah milikku,tetapi setelah kepergiannya paman bilang seluruh harta ayah adalah miliknya",air mata Elena mulai membasahi pipinya,sejak tadi dia hanya bisa menangis dan ketakutan.

mereka saling melirik,berarti gadis ini lari karena di perlakukan dengan jahat oleh keluarganya,meskipun Elena tidak menjelaskan secara detail tetapi mereka sudah bisa menangkap jika paman Elena itu adalah orang jahat yang menguasai harta peninggalan orang tua Elena.

Mereka tidak bertanya lagi,hanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing,begitu juga dengan Arion,dia sama sekali tidak bertanya apa pun pandangannya hanya lurus ke arah dinding,entah mengapa Kakek juga terdiam suaranya seakan hilang,padahal biasanya dialah orang yang suka usil dan tidak bisa berdiam diri.

Tak lama kemudian Elena terlelap,wajah damainya terlihat sangat anggun,dia wanita yang berkelas dan elegan,siapa pun Elena pastilah dia juga dari keluarga terpandang dan kaya, terlihat dari gaun yang telah di ganti suster tadi,gaun itu terbuat dari kain berkualitas dengan harga yang lumayan mahal.

Mereka duduk di sofa sembari berbincang,bagaimana selanjutnya,apa yang harus mereka lakukan untuk melindungi Elena.

Sedangkan di tempat lain saat ini Tara dan tuan Jona sedang bersenang-senang di apartemen milik Tara.

"Om,aku sudah sangat muak berumah tangga dengan Arion,aku lebih senang hidup bersama Om Jona,bagaimana jika aku bercerai dengan Arion?".Tara sedang membelai tubuh tuan Jona.

Tuan Jona memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Tara"apa dendam mu sudah terbayar selama ini?".

"aku sudah puas membuatnya sakit hati,sepertinya laki-laki ini tidak punya rasa sakit,aku sudah banyak mengeruk hartanya saat bercerai nanti aku juga meminta separuh harta kekayaan Arion menjadi milik ku",Tara tersenyum licik.

"hum,bagaimana jika kita masih menikmati permainan ini?,buat dia makin menderita hingga membunuh dirinya sendiri".

"itu tidak perlu Om,nanti orang-orang akan mencari tahu sebab Arion bunuh diri,kita sudah membunuh ayah dan ibunya,kurasa itu cukup untuk membalas dendam atas kematian ayahku", Tara mendongakkan kepala menatap tuan Jona yang lebih tinggi darinya.

"tetapi aku belum puas Tara,dia adalah benih cinta dari Kakak ku Abraham dan Madonna esme cinta pertama ku".tuan Jona membelai tubuh Tara yang ramping.

Tara meringis menahan sakit di perutnya,

"ya baik lah,aku akan menunggu om,setelah itu kita akan bersama selamanya,om juga harus meninggalkan istri Om yang sudah tua itu".

"tentu sayang,setelah ini kita akan hidup bahagia bersama",tuan Jona dan Tara tertawa mereka sama-sama merasa bahagia karena dendam,meski dalam kesakitan Tara tetap mengabaikan rasa sakitnya,tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang mengawasi mereka lewat kamera,semalam seseorang dari kelompok Arion sedang menyamar menjadi petugas kebersihan meletakkan perekam,dia merekam video percakapan mereka lewat CCTV canggih yang dia letakkan dalam kamar Tara.

dia mengambil potongan video mengirimnya pada Arion yang saat ini sedang di rumah sakit menunggu Elena sadar.

Arion sama sekali tidak menyadari ada notifikasi pemberitahuan,karena saat ini mereka sedang terlelap di atas sofa.

Hanya Denis yang masih berjaga,dia terbiasa menghabiskan malam dengan bermain game atau pergi ke klub malam.

Mata Elena perlahan terbuka,dia melirik ke arah empat orang yang sedang menunggunya hingga beberapa di antara mereka kelelahan dan tertidur di sana.

"Kakek, Max,Arion bangunlah Elena sudah sadar",Denis menepuk tiga temannya.

Mereka menggosok mata,agar pandangan mereka jelas dan sempurna.

Elena memaksa dirinya untuk duduk,kakinya terasa sangat sakit karena baru saja di jahit,efek bius sudah hilang sehingga menimbulkan rasa perih yang luar biasa,tetapi Elena tetap harus pergi,dia tidak ingin melibatkan orang-orang yang telah membantunya ke dalam masalah yang akan membahayakan diri mereka.

"Elena kamu sudah sadar nak?",ucap Kakek lembut pada Elena dia berdiri di sebelah Elena,sambil melihat cairan infus yang masih menetes.

Elena mengangguk,"tuan, terima kasih telah menolong saya, terima kasih telah membawa saya pergi jauh dari hutan itu,jika tidak aku pasti sudah di tangkap para pesuruh Paman,mereka pasti akan menghukum ku lebih berat lagi,aku harus pergi",Elena menarik slang infus dengan kasar sehingga cairan darah keluar dari tangannya.

Kakek yang melihat itu segera mengambil kapas untuk menekan bekas infus tangan Elena,Denis berteriak memanggil suster untuk menghentikan darah Elena.

Mereka semua panik, kecuali Arion dia menarik tangan Elena dengan kasar meraih kapas dan plaster untuk luka menekan pembuluh darah dengan kapas dan plaster hingga darah berhenti keluar .

"dasar tidak tahu diri,sudah di tolong malah tambah menyusahkan",rahang Arion mengeras,membuat Elena takut untuk menatap wajah Arion.

Arion sangat tidak suka dengan wanita lemah,"duduk diam di situ atau kau akan ku antarkan lagi ke hutan,jangan membuat kami tambah terbebani".

Max dan Denis menyenggol lengan Arion agar berhenti berkata sesuatu yang makin membuat Elena bersedih.

"aku mempunyai banyak rumah dan villa silakan kalian pilih mana yang bagus untuk menempati Elena".ucap Max dia menunjukkan ponselnya foto-foto estetik perumahan elite miliknya.

Denis tidak terima jika Elena tinggal di perumahan milik Max,dia menggelengkan kepalanya "aku tidak setuju,Max hanya mencari peluang supaya bisa berdekatan dengan Elena".

"niatku baik Denis!",Max mengerutkan keningnya.

"aku juga punya rumah-rumah yang bagus di daerah sini,Elena bisa memilih mana yang dia sukai,emangnya kau saja yang kaya raya".Denis melotot ke arah Max,mereka saling tatap seakan musuh besar,Kakek dan Arion yang melihat itu makin jengah,ada saja yang mereka rebut.

Aiden mengacak rambutnya,"diamlah!!,kalian seperti agen properti saja".

"sudah-sudah jika begini kita tidak bisa membiarkan Elena menjadi rebutan mereka berdua,Max dan Denis akan berperang nanti",Arion juga pasti akan kesulitan jika dia membawa Elena ke rumah-rumah yang dia miliki,pasti akan ada wartawan yang selalu mengawasi gerak-gerik Aiden menyangka Arion menyimpan seorang wanita simpanan.