NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 4

Setelah penolakan cinta yang Teresa dapat, dia menjadi orang yang pendiam. Wajahnya terlihat lesu tak bersemangat, bahkan dia sudah tiga hari tidak masuk sekolah karena mendadak terkena demam cukup tinggi. Entah semua ini berhubungan dengan penolakan cinta itu atau tidak, yang jelas Teresa benar-benar sakit.

“Minum obatmu dan cepat bantu adikmu mengerjakan tugasnya!” Ucap ibu Teresa yang bernama Diana. Dia melemparkan obat keatas kasur Teresa begitu saja.

Teresa bangkit dari tidurnya dengan lemas, wajah pucatnya terlihat sangat menyedihkan. Dia meraih gelas di atas nakas dengan susah payah, meminum obatnya dengan sekali teguk lalu kembali berbaring.

“Aku benar-benar sakit sekarang. Tapi ibuku tetap memintaku mengajari adikku” ucapnya sembari menatap langit-langit kamarnya.

Dengan terpaksa, Teresa bangun dari tidurnya. Dia berjalan lemah perlahan keluar dari kamarnya. Dia melihat ibunya yang sedang fokus dengan banyak dokumen di tangannya, sementara ayahnya yang bernama Tao fokus dengan laptopnya.

“Cepat bantu adikmu!” Ucap Tao dengan tatapannya yang tajam.

“Iya ayah” jawab Teresa lemah.

Tidak ada yang menanyakan kondisinya setiap dia sakit, Teresa selalu merasakan sakit seorang diri, dia tidak pernah mengeluh atau merengek kepada ayah dan ibunya. Karena itu adalah sesuatu pantangan yang harus dia patuhi, karena Teresa adalah anak adopsi.

Ya, Teresa adalah anak yang di adopsi oleh keluarga Tao.

Keluarga kaya yang memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang wisata. Ayah Tao dan ibu Diana adalah sepasang suami istri yang awalnya sulit memiliki momongan. Mereka mengadopsi Teresa hanya untuk sebuah pancingan agar mereka cepat mempunyai anak.

Dan ternyata benar, selang 2 tahun setelah Teresa diadopsi, Diana langsung mengandung seorang anak. Dan sejak saat itu, keberadaan Teresa hanyalah sebuah bayangan. Dia tidak benar-benar terlihat dimata mereka, kasih sayang orang tua hanyalah sekedar memberikan biaya hidup dan kewajiban bersekolah untuk menjadi orang yang berguna bagi mereka di kemudian hari.

Karena Teresa harus membalas budi!

“Rara, Kaka masuk” ucap Teresa sebelum dia masuk kedalam sebuah kamar dengan ukuran besar yang mewah.

Dan terlihatlah seorang anak kecil kelas 1 SMP sedang tersenyum kearahnya, Tere membalas senyuman itu dan menutup pintunya. Rara adalah orang yang paling baik terhadapnya di rumah besar ini, dia menghormati Teresa layaknya kakak kandungnya sendiri.

“Maaf kak Tere, gara-gara aku kakak harus membantuku belajar, padahal sedang sakit” ucapnya.

“Tidak masalah, aku harus banyak bergerak agar cepat pulih” ucap Teresa duduk disamping adiknya yang sedang belajar.

Mereka menghabiskan waktu sore hari bersama, berkutat dengan banyak buku pelajaran diatas meja belajar. Teresa menjadi guru les pribadi bagi Rara, dia juga mengajari Rara bagaimana cara menyelesaikan sebuah ujian dengan sikap tenang.

“Kak” panggil Rara saat Teresa terdiam termenung.

“Ah iya?” Ucap Tere tersadar.

“Kakak tidurlah diatas tempat tidur ku, wajah kakak pucat sekali” ucap Rara dengan raut wajah kawatir.

“Tapi bagaimana jika ibu dan ayah melihatnya?” Ujar Teresa cemas.

Rara langsung bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju pintu kamarnya. Dia menguncinya dari dalam, lalu tersenyum lebar kearah Teresa. Dia seperti mengatakan ‘Tenang saja, semuanya baik-baik saja’.

Teresa tersenyum melihat perhatian Rara kepadanya, dengan langkah yang lemas Teresa merebahkan dirinya diatas tempat tidur Rara yang jauh lebih empuk dibandingkan dengan tempat tidur miliknya. Rasa panas dan pusing menjalar di tubuhnya, Teresa benar-benar merasakan sakit yang cukup serius.

•••

Keesokan harinya….

Hari ini Teresa memaksakan dirinya untuk berangkat sekolah, walaupun kondisinya masih belum juga membaik, tapi dia tetap memaksakan diri untuk tetap bersekolah. Mengingat sudah tiga hari dia absen, dan Teresa tidak bisa ketinggalan pelajaran terlalu lama. Baru saja dia memasuki gerbang utama sekolah, dirinya langsung di sambut dengan tatapan tak biasa dari banyak orang. Bisik-bisik yang menyebut namanya juga mulai terdengar jelas di telinga Teresa.

“Dia Teresa, murid baru yang di tolak Prince”

“Murid baru itu berteriak dengan lantang menyatakan cintanya pada pangeran es”

“Dia benar-benar bernyali besar berteriak kepada Prince”

“Apa dia tidak tau bahwa Prince tidak bisa di dekati?”

Teresa bisa mendengar ucapan itu, dia hanya terus melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya. Helaan nafas panjang terdengar, saat Teresa menatap anak tangga yang harus dia lewati untuk pergi ke kelasnya yang berada di lantai tiga. Saat dia menoleh bermaksud untuk menaiki lift, langkahnya terhenti saat melihat jumlah antrean panjang yang membuatnya semakin sakit kepala.

“Andai saja ada yang menggendongku!” Ucap Teresa sedikit keras.

“Oh! Teresa?” Ucap seseorang yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya. Membuat Teresa menoleh melihat orang yang telah memanggil namanya dengan sangat akrab.

“Bimo? Apa ini benar Bimo yang aku kenal?” Ucap Teresa saat bertemu dengan teman dari sekolah lamanya.

“Aku baru pindah ke tempat ini! Orang tuaku pindah bekerja, jadi aku harus ikut dengan mereka! Wah aku tak menyangka bisa bertemu denganmu di sini!” Ujar Bimo sangat antusias.

Teresa hanya membalas ucapan teman lamanya dengan senyuman yang tipis. Sebetulnya dia sedang merasa pusing karena terlalu lama berdiri. Rasa mual mulai terasa di dalam perutnya. Pandangan matanya juga semakin kabur.

“Apa kau sakit?” Tanya Bimo menyadari wajah pucat Teresa.

“Sebagai teman lama, bisa kau gendong aku ke lantai tiga?” Ucap Teresa memasang ekspresi memohon pada Bimo yang syok.

“Lantai tiga? Aku menggendongmu?” Ucapnya tak percaya.

“200 ribu, aku akan memberikanmu uang sebanyak itu untukmu!” ucap Teresa.

“Siap!!! Cepat naik ke punggungku!” Ucapnya mendadak sangat bersemangat.

Teresa mulai naik ke punggung Bimo, dia tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang melihat kearahnya. Yang dia pedulikan sekarang hanyalah rasa sakit yang dia rasakan di tubuhnya. Karena Teresa tidak mungkin menaiki anak tangga satu persatu dalam keadaan sakit seperti ini.

Bimo yang bertubuh sedikit gemuk itu terkadang kelelahan, membuatnya berhenti sejenak mengatur nafasnya. Sementara Teresa mengayunkan kakinya, dia merasa nyaman dengan gendongan ini. Karena dia sudah membayar mahal untuk jasa menaiki anak tangga ke lantai tiga.

“Berapa berat badanmu Teresa? Kenapa kau sangat ber—“

“Diam!! Jangan katakan kalimat selanjutnya!” Ucap Teresa berhasil membungkam Bimo.

Setelah banyaknya drama, akhirnya mereka sampai di lantai tiga. Bimo mengantarkan Teresa melewati koridor kelas, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Banyak juga bisikan yang mereka dengar dari orang-orang yang sudah di lewati. Tapi Teresa tidak peduli, karena rasa sakit di kepalanya semakin menjadi setiap Bimo melangkahkan kakinya.

“Sudah sampai Tere!” Ucap Bimo berhenti di depan kelas Teresa.

“Tolong antarkan aku sampai ke kursiku, aku benar-benar tak karuan seperti ingin melayang” ucap Teresa, Bimo yang melihat wajah pucat Teresa hanya bisa menuruti kemauannya.

Bimo membuka pintunya, bunyi pintu terbuka berhasil membuatnya menjadi pusat perhatian. Apalagi saat semua orang di dalam kelas melihatnya membawa Teresa di gendongannya, mereka semakin tertarik untuk memperhatikannya.

Saat Bimo membawa Teresa menuju kursinya, waktu seperti berjalan lebih lambat dari biasanya. Mata Teresa langsung bertemu dengan Prince, seorang lelaki yang sudah menolak cintanya. Mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Wajah Prince terlihat terkejut saat melihat Teresa di gendong oleh orang lain. Bahkan dia sampai bangkit dari duduknya untuk menatap kearah Teresa dan Bimo tanpa berkedip.

Prince membeku di tempatnya, napasnya memburu. Rahangnya mengatup kuat, tangannya juga mengepal begitu kuat. Ia tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Setelah melihat semuanya, dia melangkah keluar dari ruang kelas dengan tatapannya yang menusuk.

‘BRAKK!!

Prince menutup pintunya dengan kuat sampai menimbulkan suara keras yang mengejutkan. Dia melangkah keluar dengan langkah kaki yang cepat tanpa arah tujuan, kemarahan masih terlihat jelas di wajahnya.

“Dia menyatakan cinta padaku beberapa hari yang lalu! Tapi sekarang? Dia justru bermesraan dengan orang lain!” Ucapnya, hidungnya kembang kempis menahan emosi yang hampir meledak.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!