NovelToon NovelToon
Suara Dari Bayangan

Suara Dari Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Romansa / Pembantu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: MOM MESS

“Aku dibesarkan oleh seorang wanita yang tubuh dan jiwanya hancur oleh dunia yang tak memberinya tempat. Dan kini, aku berdiri, tak hanya untuk ibuku… tapi untuk setiap wanita yang suaranya dibungkam oleh bayangan kekuasaan.”

Mumbai, tengah malam. Di ruang pengadilan yang remang. Varsha memandangi tumpukan berkas-berkas perdagangan manusia yang melibatkan nama-nama besar. Ia tahu, ini bukan hanya soal hukum. Ini adalah medan perang.

Di sisi lain kota, Inspektur Viraj Thakur baru saja menghajar tiga penjahat yang menculik anak-anak perempuan dari desa. Di tangannya, peluru, darah, dan dendam bercampur menjadi satu.

Mereka tidak tahu… bahwa takdir mereka sedang ditulis oleh luka yang sama–dan cinta yang lahir dari pertempuran panjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MOM MESS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Pertempuran.

Tanpa berpikir panjang, Viraj langsung mengejar pria itu. Namun karena situasi jalanan ramai membuat Viraj kesulitan untuk menyebrang. Dan pada saat dia mendapatkan peluang untuk menyebrang, pria itu sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil sedan hitam.

"Sial!" Ketus Naashir yang langsung masuk ke dalam mobil, di susul oleh Varsha yang juga masuk. Mereka berhenti dan meminta Viraj untuk segera masuk. Viraj masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa.

"Cepat kejar! Dia baru saja masuk mobil hitam—arah barat, lewat Al Wasl!"

Mobil melaju cepat menembus kepadatan jalan Dubai. Kamera drone mengikuti dari atas, memperlihatkan kontras antara pengejaran senyap dan kehidupan kota yang tetap berjalan seperti biasa.

Sementara itu – Di dalam mobil pria itu.

Pria itu menerima panggilan dari Devraj.

"Apa kau dapat barangnya?"

"Dapat Tuan."

"Baguslah. Kau tau aku baru saja melihat iklan gelang kaki di TV. Bisakah kau singgah dan membelikan gelang kaki untuk Mahi?"

"Baik Tuan.

Dia memberi tahu sopir untuk berhenti di toko emas di sekitar Bur Dubai. Sementara Viraj, masih terus mengikuti mobil pria tersebut.

Dari kejauhan, Viraj melihat mobil pria itu berhenti di depan toko emas. Ia langsung membuka pintu mobilnya, bersiap turun dengan pistol tersembunyi di balik jaket. Namun sebelum ia melangkah, tangan Naashir menghentikannya.

"Wait. Are you crazy?"

Viraj terdiam keheranan.

"Kalian datang secara ilegal, dan berniat membuat keributan di sana?"

"Apa kau tidak lihat. Polisi dengan senjata tinggi menjaga toko itu. Jika kau gegabah, kau akan di tangkap. Dan setelah tau kau warga India. Tanpa visa. Kalian akan di pulangkan."

"Dan Mahi... Lupakan!"

Viraj menggertakkan giginya kesal. Dia kembali memasukkan pistol kebelakang jaketnya.

"Yang di bilang Naashir itu benar. Kalau kita sampai ketangkap, bagaimana dengan Mahi?" ucap Varsha lembut namun tegas.

Viraj terdiam, napasnya berat. Hatinya menggelegak, tapi pikirannya tahu Varsha benar. Viraj menutup matanya sebentar, lalu berkata, "Baiklah. Kita tunggu di sini."

Singkat cerita setelah beberapa menit menunggu di luar. Pria itu keluar dari toko dengan kotak kecil di tangan. Ia kembali masuk ke mobil dan menyuruh sopir melaju ke arah timur, menuju wilayah yang lebih sepi.

"Ayo cepat!"

Naashir langsung tancap gas mengejar mobil tersebut. Cukup jauh mereka mengikuti mobil tersebut, hingga berhenti di pinggir jalan sempit.

Pria itu keluar, menoleh ke sekeliling, lalu masuk ke semak-semak. Di balik semak, tampak jalur setapak yang menuju ke arah hutan kota yang nyaris tak terjamah. Tidak mau kehilangan jejak, mereka bertiga bergegas turun dari mobil dan mengejar pria tersebut. Mengikuti jejak kaki yang baru saja terinjak di tanah berpasir.

Langit mulai mendung. Udara kering gurun berubah sedikit lembap. Setelah menempuh jalur hutan kecil Di kejauhan, mereka melihat bangunan megah tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan. Gerbang besi besar berdiri kokoh. Mereka langsung bersembunyi di balik semak. Memperhatikan aktifitas di markas itu. Tempat itu terlihat aman, tidak ada penjagaan ketat. Tapi sayangnya pintu gerbang hanya bisa di buka otomatis menggunakan kartu akses. Saat hendak menutup kembali, Viraj melempar pistolnya ke sela pintu. Suara CLANG! membuat gerbang berhenti.

Gerbang baja raksasa yang semula nyaris tertutup kini terhenti oleh hentakan pistol yang dilempar Viraj. Logam beradu logam. Bunyi nyaringnya menggema dalam keheningan hutan Dubai yang menyembunyikan markas tersembunyi milik Devraj.

"Ayo! Kita harus cepat. Sebelum sistem mendeteksi gangguan!"

Naashir dan Varsha ikut berlari menembus celah sempit. Begitu mereka masuk, Viraj memungut kembali pistolnya.

Gerbang itu terbuka perlahan secara otomatis. Nampak sangat mudah, tapi juga sangat sepi. Naashir kebingungan sampai-sampai mengerutkan dahinya.

"Kenapa sepi sekali?"

"Bukan kah ini bagus?"

"Tidak. Sepertinya ada jebakan di sini." Naashir mencoba mengamati tanah dan beberapa menara. Tiba-tiba sekelompok penembak di atas menara muncul dan mengarahkan laser merah ke arah mereka bertiga.

"Shit. VIRAJ, LINDUNGI VARSHA!"

DORRR!

Satu peluru melesat nyaris mengenai kepala Varsha. Ia jatuh tersungkur. Mereka keluar gerbang dan berlindung di balik dinding benteng. Naashir dari sisi berlawanan, langsung mengeluarkan dua pistolnya. Tanpa aba-aba, Naashir langsung kembali menyerang menembaki mereka satu persatu. Tidak ada peluru yang meleset. Tembakan dari atas menara berhamburan. Bunyi logam, jeritan burung-burung hutan, dan desing peluru membelah udara. Semua tepat sasaran mengenai kepala, dan dada musuh. Dan Naashir pun berhasil menjatuhkan dua sniper dari menara.

"Viraj. Keluarlah! Kita aman.."

Viraj dan Varsha keluar drai persembunyian mereka.

"Ini baru permulaan. Salah satu dari mereka berhasil menekan tombol tanda bahaya. Kita harus tetap waspada. Kau fokus jaga Varsha dan selamatkan Mahi. Aku yang akan menangani mereka."

Viraj memanjat salah satu menara, dan mengambil senjata tersebut. Ia lalu mengajak mereka untuk kembali masuk melewati pintu gerbang kedua.

...----------------...

Gerbang kedua.

Gerbang otomatis terbuka perlahan di depan mereka, mengarah ke sebuah ruangan raksasa seperti hanggar bawah tanah. Begitu mereka masuk, bau pelumas, darah kering, dan bubuk mesiu langsung menusuk hidung. Suara gemeretak senjata. Cahaya dari lampu industri memperlihatkan pemandangan mengerikan. Puluhan, bahkan ratusan pria, berdiri mengelilingi mereka. Sebagian membersihkan senjata tajam—parang, pisau panjang, kapak. Sebagian lagi merakit senapan, cekikikan seperti tak ada aturan yang membatasi mereka.

Salah satu pria besar dengan tato ular di wajahnya maju ke tengah. Pria itu menyeringai menatap mereka bertiga. "Apakah kalian datang membawa makanan. Atau... Kalian lah makanannya?"

Mereka semua tertawa. Viraj menunduk sebentar lalu ikut tertawa bersama mereka. Semuanya berhenti ketawa dan menatap Viraj keheranan.

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak. Aku... Aku hanya merasa lucu saja."

"Apanya yang lucu?"

"Seekor kelinci meminta makanan pada singa. Lucu bukan?"

"Pft." Naashir ikut tertawa lirih mengejek mereka. Mereka semua tersinggung.

Pertarungan meledak

Teriakan meletus.

Anak buah Devraj menyerbu dari segala arah. Peluru mulai berhamburan. Darah menyembur. Teriakan kematian bercampur dengan suara senapan dan pisau tajam. Naashir bergerak seperti bayangan. Dua pistolnya menyapu kiri dan kanan. Namun peluru Naashir habis lebih cepat. Ia dengan cepat melawan musuh dengan tangan kosong dan merampas senjata mereka. Viraj juga kehabisan peluru, tapi dia memutuskan untuk bertarung dengan tangan kosong.

 Ditengah kekacauan itu, Varsha terancam. Seorang pria tinggi dengan bekas luka di wajahnya mencoba meraih tangan Varsha.

Pria itu mulai mencekik Varsha dengan sangat kuat. Varsha hampir tak bisa bernafas. "Vi... Viraj... VIRAJ." Viraj mendengar itu. Dalam sekali gerakan, ia melempar pisau besar dari tangannya. Pisau itu menancap tepat di pergelangan tangan si pria. Darah muncrat, tangan itu terlepas, jatuh di depan Varsha.

Varsha membeku melihat cairan merah tepat di wajahnya. Dia menatap Viraj diam. Viraj hanya diam, dan lanjut bertarung. Dalam pertarungan itu, Naashir dan Viraj mulai kalah jumlah.

Walaupun keduanya melawan dengan sengit, jumlah musuh terlalu banyak. Mereka mulai terkepung.

Tiga pria memegangi tangan dan kaki Viraj. Naashir dibekuk dari belakang dan dibanting ke lantai. Tubuh Naashir juga ikut di dipegangi oleh beberapa pria. Viraj sekuat tenaga berusaha melepaskan diri. Namun bukan cuma tiga, melainkan sepuluh orang sudah memegangi tubuhnya.

Viraj dan Naashir mulai kehabisan tenaga. Pergelangan kaki kiri Naashir di lumpuhkan. Naashir menjerit kesakitan. "Beraninya kau mematahkan tulangku, idiot!" ketus Naashir.

1
chan @eenusxn
.🩷🩷
Aisyah Suyuti
menarik
sknrts
heh??? daddy??😭🙏🏻
angradarma
Dek. lu masih ingat gua gak?
angradarma
KEJUTAN ANJAY
Yeonjun’s wife
HERNANDES IS BACK
Yeonjun’s wife
WHAT— ini serius atau borongan?!??
Yeonjun’s wife
Langsung ingat karakter Arjun Sarkar😭🙏
Yeonjun’s wife
Ceritanya seru, aku suka banget terutama untuk karakter Varsha😍👍keren abizzzzz, btw semangat buat author udh buat karya sekeren ini. Tetap jaga kesehatan tor, wi lop yu 😘🔥
angradarma
Sejauh ini ceritanya seru banget. Penulisan rapi, dan mudah di mengerti. Tinggal typonya aja yang di perbaiki lagi ya tor😁btw suka juga sama alur ceritanya yang menceritakan tentang wanita2 hebat♥️semangat terus tor.
angradarma
makin seru aja nih. lanjut dong tor🙏
angradarma
LANJUT PLEASE. MANA BOLEH LAGI SALTING GINI DI POTONG!🙄
satya
Good job👍🔥
Doni Nanang
keren lanjutkan..
jangan lupa mampir ya kak...
Yeonjun’s wife
LANJUT PLEASE
Yeonjun’s wife
KETEN BANGET🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!