Keluarga Grand Duke Chamberlain yang hidup dalam keharmonisan dikejutkan dengan kedatangan Putri asli setelah 20 tahun usai insiden yang menewaskan Amrielle, Grand Duchess Chamberlain sebelumnya.
Kedatangan Calista otomatis mengusik Faelynn, Sang Putri palsu yang selama ini di besarkan tanpa kekurangan apapun.
"Apa Kau tidak merasa janggal dengan dirinya yang tiba-tiba ada di Kediaman ini ? Putri asli yang muncul setelah sekian lama, kira-kira apa pemicunya ? Kita tidak akan tahu sampai Dia bertindak. Aku bahkan tidak mendapat gambaran sedikit pun untuk masa mendatang. Calista itu terlalu tenang. Terlalu sunyi. Terlalu tersembunyi. Dia bermain terlalu rapi." —Putra Mahkota, Davendra Czar Aberstwyth
“Jangan sentuh Aku dengan tangan kotor Mu! Ayah tidak mungkin memihak Mu hanya karena hal yang terjadi malam ini!” —Faelynn Lirael Chamberlain
“Tapi Kau di tampar ‘Hanya karena’ hal yang terjadi malam ini Faelynn, sebanyak dua kali malah. Huhuhu," —Calista
=> Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Elisha sudah melangkah dan langsung duduk diatas kasur tanpa keraguan.
“Uwaah... Aku sudah bersama Mu sejak lama, tetapi kemampuan acting Mu sungguh membuat Ku takjub Calista. Untuk sesaat, Aku hampir menangis saat Kau berada di pelukan Tuan Count.”
“Huhuhu... Kalau saja Kau menangis, Aku akan langsung tertawa di tempat.”
“Dasar pembohong. Tetapi Aku sungguh kagum pada perkiraan Mu. Faelynn benar-benar mencari racun lewat Eva. Tindakannya terlalu gegabah.”
“Tentu sangat gegabah. Dia tidak tahu bagaimana bersikap dengan hati-hati, Elisha.”
“Dia membeli racun gadungan. Karena racun yang bisa membuat tubuh Mu berbusa seperti itu, hanya racun yang Kau buat sendirikan ‘Peracik handal’ ?”
“Umm, tebakan Mu benar. Aku harus memasukan racun lain ke dalam sup, jika tidak tubuh Ku tidak akan bereaksi. Ahhh, Aku sangat bahagia! Faelynn pasti sudah mendapat hukuman saat ini. Hal yang sama juga pasti terjadi pada Fiorrela, sang Nyonya Duchess.”
“Lalu apa lagi langkah Mu selanjut Nya ? Kau terlalu banyak merahasiakan banyak hal dari Ku, Calista.”
“Bukankah sudah jelas ? Kita harus memanfaatkan hal ini agar kota Wheatley yang diledakkan bisa cepat pulih.”
“Lewat Tuan Duke ?”
“Umm, Kau benar lagi Elisha.”
“Tetapi apa Kau yakin ? Tuan Duke saja membela Faelynn mati-matian di hadapan Tuan Count, apa Dia bisa membantu ?”
“Dia akan, Elisha. Aku sangat yakin dengan hal ini. Oh, bagaimana dengan Deri ? Dia pasti sangat merindukan belahan jiwa Nya ini.”
“Kau benar. Dia sudah mengirimkan surat, menyuruh Ku untuk pulang. Tidak masuk akal sekali.”
“Sudah larut, pergi ke kamar yang sudah di siapkan pelayan kediaman ini untuk Mu. Karena hanya diri Ku yang sejak tadi tertidur.”
“Umm, Aku juga sudah mengantuk.. Hoaamm, Aku akan kesulitan untuk terlelap karena bantal peluk Ku tidak ada.”
“Kau dan Deri sama saja ternyata.”
“Hehehe.”
Elisha pun mengambil gelang yang di gantung di gagang pintu, kemudian keluar dari kamar Calista.
Klek
“Haahh..” Usai menghembuskan nafas panjang, Calista turun dari tempat tidur dan berjalan ke teras kamarnya di lantai dua. Setelah kedua tangan bertumpu pada pagar yang tingginya seperut, Calista menengadah ke langit dan menatap bintang-bintang.
Menurut dongeng yang Dia dengarkan sejak kecil saat hidup berpindah-pindah, orang yang meninggal akan menjadi bintang untuk menerangi langit malam. Cahaya bintang akan memberikan ketenangan pada keluarga yang di tinggalkan.
Calista tau itu pasti tidak masuk akal, namun Dia tetap menengadah, menganggap bahwa saat ini diri nya tengah bertatapan dengan sang Ibu, Amrielle Tran Wheatley lewat taburan bintang-bintang.
“Walau tadi hanya acting, Aku bersungguh-sungguh pada beberapa hal.... Ibu, Aku merindukan Mu.” Bisik Calista dengan lingkar mata yang memerah.
...•••...
...“Tolong tetap hidup, Nak.”...
...“Balaskan perbuatan Mereka, Nona. Nyonya memang tidak bisa, tetapi Anda pasti bisa.”...
...•••...
“...” Perkataan di masa lalu itu terlintas sejenak di benak Calista. Dia langsung berbalik dan berjalan masuk ke kamar dengan jemari tangan yang diremas kuat. Ingatan sekilas itu kembali mengingatkan Calista, bahwa Dia punya tujuan yang sangat jelas dengan berada di sini ataupun di kediaman Chamberlain.
...***...
Memperhitungkan penyembuhan yang normal, tubuh Calista akan di nyatakan sembuh total empat hari. Namun untuk menuangkan minyak tanah ke dalam api rasa bersalah milik Jarrel dan Jayendra, Calista menyuruh Elisha untuk mengirim kabar pada Tuan Duke bahwa Calista sudah sembuh total selama dua hari tinggal di kediaman Count Wheatley.
Dikediaman Chamberlain yang sudah menerima surat dari Elisha.
“Anak itu sudah sembuh total. Dari bilang perkiraan nya itu dapat sembuh pada hari keempat. Tapi lihat ini, hanya dua hari saja Dia sudah sembuh. Aku menginginkan Putri Ku kembali..” Tutur Jarrel sambil meremas surat kertas dengan erat.
Sedetik kemudian datanglah Jayendra yang menerima kabar bahwa surat terkait informasi kesehatan Calista sudah sampai. Dia langsung bertanya dan tersenyum lebar saat mengetahui bahwa Calista sudah sembuh.
“Syukurlah Calista sudah sembuh. Ayah, ayo Kita jemput Calista. Ayo bawa Dia kerumah ini.” Ucap Jayendra dengan sangat antusias.
“Kau yakin ? Kita langsung pergi setelah mendapat kabar nya?”
“Apalagi yang Ayah tunggu ? Ayah ingin waktu berlalu lagi dan membuat Kita di kelilingi rasa penyesalan ?”
“Stevan, Kami siapkan kereta. Kita akan pergi menjemput Calista dengan Kereta kuda terbaik.”
“Baik, Tuan Duke.” Jawab Stevan sambil menunduk hormat.
Satu jam kemudian, tiga kereta dengan lambang ‘Chamberlain’ sudah menuju ke Kediaman Count. Satu kereta berisikan Grand Duke Chamberlain beserta Putra sulung nya. Sedangkan dua kereta kuda yang lain berisi hadiah-hadiah yang di bawakan Khusus untuk Calista.
Faelynn melihat kepergian Ayah dan Kakak nya dari jendela sambil menggigit ibu jari. Semua kuku jari nya sudah Dia gigit saat berusaha memunculkan ide agar kesalahannya dapat di cabut.
“Mau taruh di mana wajah Ku setelah masa skors berakhir ? Aku di kenal sebagai Putri Grand Duke yang paling di sayangi, lalu sekarang Aku mendapat hukuman Skors yang di sertai dengan berbagai macam larangan ? Bahkan saat memberi hukuman pada Calista saja Ayah tidak menyertai banyak larangan. Pilih kasih! Mereka mulai pilih kasih setelah Putri Asli Mereka muncul...”
“...Padahal selama ini Aku... Aku yang hidup bersama Mereka. Aku yang tertawa bersama Mereka. Bahkan belum sebulan semenjak kedatangan Calista di kediaman ini, tetapi Aku sudah diperlakukan dengan tidak adik. Ughh..”
PRANGG!!
Lagi, suara pecahan barang terdengar dari dalam kamar. Satu pelayan diijinkan masuk untuk membersihkan pecahan kaca itu.
“Kenapa Dia tidak mati ? Kenapa Dia tidak mati ? Kenapa Dia tidak mati saja bersama Ibu nya ?!”
Faelynn mengalihkan atensi nya ke arah pelayan wanita yang tengah membersihkan pecahan vas bunga. Wajah pelayan itu asing, Dia merindukan Eva, Fani, Vanya dan Reni yang selalu ada untuk nya bahkan memberikan masukan-masukan yang sesuai dengan kemauan nya. Tapi Mereka berempat juga kena hukuman, selama sebulan penuh akan mengerjakan pekerjaan paling berat di dapur.
Sedangkan pelayan ke lima Faelynn bernama Zizi yang mengantar sup untuk Calista pagi itu sudah mendapatkan hukuman yang sesuai dengan adat istiadat kekaisaran Nethoria yang menganut sistem Bangsawan dan Rakyat biasa, ‘HUKUMAN MATI’. Apalagi percobaan pembunuhan kepada Putri Grand Duke Chamberlain, Zizi di penggal di hari yang sama saat Calista di bawa ke kediaman Count Wheatley.
...***...
Beberapa jam kemudian, tiga kereta Grand Duke memasuki halaman Kediaman Count Wheatley. Surat pemberitahuan tentang kedatangan Mereka sampai satu jam sebelum Mereka tiba.
Jantung Jarrel dan Jayendra berdebar tak karuan. Mereka sudah merindukan putri dan adik Mereka, Calista. Keinginan Mereka untuk memperbaiki segalanya meluap-luap bahkan sampai tumpah.
“Pfftt.. Hahaha... Tidak perlu berkecil hati Paman, walaupun Kau jatuh dari pohon, buah di pohon ini juga ikutan jatuh.”
“Astaga Nona Calista, bo*kong Saya sakit karena mendarat duluan di tanah.” Keluh pelayan yang bertugas di bagian halaman depan, Calista memanggilnya dengan sebutan Paman Yodi karena Dia bahkan sudah memiliki beberapa keriput di wajah nya.
“Hehehe, Baiklah baiklah. Pegang tangan Ku, Paman.” Yodi patuh dan langsung berdiri sambil memegang pinggang nya yang sakit. “...Sebagai permintaan maaf, Aku akan membagi buah-buah ini dengan Paman.”
“Tidak perlu Nona. Gigi Paman sudah tidak kuat mengunyah buah yang keras seperti ini.”
“Paman Yodi sengaja kan ? Paman hanya ingin memberikan semua nya pada Calista. Itu artinya, Paman sangat mencintai Calista.”
“Ehemmm eheem.. Berhentilah mengatakan omong kosong Nona.” Tutur Yodi dengan wajah datar tetapi ada beberapa garis merona yang tampak jelas.
“Astaga astaga. Hari ini juga Paman Yodi malu-malu mengakui nya. Dasar Paman Tsundere.” Ejek Calista dengan tersenyum lebar. Yodi tidak merasa terganggu, karena Dia pun menikmati momen ini.
Calista yang keluar sebentar untuk menghirup udara segar malah berakhir mengobrol dengan Yodi dan berakhir memetik buah. Suasana hati nya sungguh semakin membaik, sampai...
“Calista!” Panggil Jayendra dengan Grand Duke di belakang nya. Mereka berdua sudah berjalan mendekati Mereka. Kira-kira tinggal 10 langkah saja Mereka akan langsung bertatapan muka dengan Calista.
“?!!” Jarrel dan Jayendra melihat dengan jelas bagaimana perubahan wajah Calista sebelum Dia mengetahui keberadaan Mereka. Iris mata nya membola, nafas nya tertahan, pola perasaan takut langsung tergambar dengan sangat jelas di wajah nya.
“Ti... Tidak!!” Teriak Calista dan berlari ke dalam kediaman. Langkah nya terbuka dengan lebar. Nafasnya semakin bergemuruh saat mendengar langkah kaki Jayendra yang mengikuti nya.
“Haahh.. Hahhh... Ahhkk!!” Pekik Calista yang salah mendaratkan Kaki saat menaiki anak tangga. Dia sudah memejamkan mata dengan erat, Bru siap menerima rasa sakit.
Srukh!
Namun seperti perkataan Arzhel, Dia tidak akan membiarkan Cucu nya terluka. Saat ini Calista sudah ada di dalam rengkuhan nya yang masih sangat kokoh.
...***...
...Guyss, apa kabar ? Tolong jangan Lupa like guys, minimal jangan lupa like kalo malas buat ninggalin jejak. Neo juga butuh respon kalian dong. Neo juga pengen berinteraksi di kolom komentar. Haahh, perjalanan Neo masih jauh ini😮💨 Btw, silahkan lanjut ke chapter selanjutnya, guys♥️...