NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Dua Ikrar

Cinta Dalam Dua Ikrar

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: viaeonni

⛔: Ini hanya fiksi, jika terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian, itu hanyalah kejadian yang tidak disengaja.

Wilona percaya ia memiliki segalanya—cinta, rumah tangga yang hangat, dan suami yang setia. Tapi semua runtuh saat seorang wanita datang membawa kenyataan pahit: ia bukan satu-satunya istri. Lebih menyakitkan lagi, wanita itu telah memberinya sesuatu yang tak bisa Wilona berikan—seorang anak.

Dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Wilona harus memilih: terpuruk dalam luka, atau berdiri dan merebut kembali hidupnya.


"Ketika cinta tak cukup untuk setia… akan kau pilih bertahan atau pergi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaeonni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

"Dari mana kamu?"

Suara berat dari arah ruang santai menginterupsi, menghentikan langkah Wilona di ambang pintu.

Wanita itu menoleh pelan, memandang nanar pria yang tengah duduk dengan santainya di sofa, seolah tak ada yang terjadi. Ia meneliti setiap jengkal wajah suaminya, wajah yang dulu menghiasi harinya, memberi warna pada hidupnya, tapi kini justru menjadi sosok yang menorehkan luka paling dalam.

Ia menelan ludah, mencoba meredam gejolak perasaannya yang semakin tidak karuan.

Padahal, ia telah mengorbankan segalanya demi bisa hidup bersama laki-laki itu. Termasuk meninggalkan kakaknya. Menelan hinaan dari ibu mertuanya. Bertahan di antara rasa sakit dan pengkhianatan yang terus menerus menderanya. Namun, semua pengorbanan itu tampak sia-sia.

"Kenapa diam? Kata Mbak, kamu pergi dari siang, dan sekarang baru pulang. Dari mana aja kamu?" Aryan berdiri, mendekatinya dengan tatapan tajam, nadanya tak lagi sebebas nada basa-basi. Ada tuntutan, ada curiga, seperti biasa.

"Ketemu temen," jawab Wilona singkat, membuang pandangan ke arah samping, enggan menatap wajah pria yang hatinya sudah tak sanggup untuk diterima lagi.

"Teman? Teman yang mana?" Aryan memicingkan matanya curiga. "Aku sudah hubungi Vania. Katanya, dia nggak sama kamu." Bagi Aryan, teman Wilona hanyalah satu yaitu Vania. Itu karena dari awal, hanya Vania yang diizinkan tetap dekat. Sisanya? Ia larang semua. Karena ia tak mau ada yang bisa mempengaruhi istrinya. Karena ia ingin Wilona bergantung sepenuhnya hanya padanya.

Wilona mendecak pelan. Nama Vania terdengar begitu menjijikkan di telinganya saat ini.

"Teman yang lain lah. Di dunia ini mana ada sih orang yang betah main cuma sama satu orang? Dia juga pasti punya teman lain di luar sana. Bisa jadi, teman yang lebih menyenangkan... lebih menguntungkan... lebih spesial dibanding aku."

Ucapannya tajam. Tapi bukan hanya soal persahabatannya dengan Vania. Setiap kata itu mengandung sindiran yang menyayat, penuh makna tersembunyi tentang pengkhianatan, tentang rasa percaya yang dikoyak.

Aryan terdiam, menatap istrinya yang kini tampak berbeda. Marah. Penuh luka. Untuk pertama kalinya, Wilona berbicara dengan nada tinggi, dengan wajah yang tak lagi menunduk penuh tunduk seperti biasanya.

"Kamu ngomong apa sih? Kamu berantem sama Vania?" tanya Aryan perlahan, mencoba menurunkan ketegangan. Ia benar-benar tidak mengerti. Atau pura-pura tidak mengerti.

"Kamu marah sama dia karena dia punya teman lain selain kamu? Gitu maksudnya?"

Wilona tertawa kecil, hambar. "Iya... seharusnya dia setia. Tapi ternyata, hanya karena aku nggak lagi menguntungkan, dia bisa dengan mudah mencari pengganti. Mana janjinya dulu, yang katanya akan tetap jadi sahabatku sampai tua? Omong kosong. Belum tua aja, dia sudah menusuk dari belakang."

Ia menatap Aryan tajam.

"Orang yang nggak setia seperti itu nggak pantas untuk ditemani. Bener, kan? Bukankah itu yang kamu bilang dulu waktu SMA? Waktu kamu larang aku berteman dengan siapa pun yang nggak mendukung hubungan kita?"

Aryan terdiam. Ia menatap istrinya, tapi pikirannya kembali ke masa lalu. Waktu itu, ia adalah kakak kelas yang jatuh cinta pada gadis manis bernama Wilona saat MOS. Sejak itu, ia mulai mengatur hidup gadis itu, termasuk pergaulannya. Ia memanipulasi Wilona dengan dalih cinta. Melarang ini, menjauhkan itu. Dan Wilona yang saat itu polos, hanya menuruti karena takut kehilangan.

Ia terlalu dimanja oleh ibunya. Apa pun yang ia mau, akan dipenuhi. Jika ada yang melawan, ibunya akan turun tangan. Membela mati-matian, bahkan tak segan menyingkirkan siapa pun yang dianggap mengganggu anaknya.

Tak heran, Aryan dijuluki "anak mami" di sekolah.

"Kamu masih ingat, bukan? Atau kamu sudah lupa?" tanya Wilona sambil memiringkan kepalanya, menatap Aryan dengan wajah pura-pura polos. Penuh luka yang ditutupi senyum sarkas.

"I-iyalah... aku ingat," jawab Aryan gugup. Ia memang masih ingat, terlalu ingat. Kalimat-kalimat yang dulu ia pakai untuk menjerat Wilona justru kini kembali menghantam dirinya.

"Bagus kalau kamu masih ingat. Karena sejak saat itu, aku benci banget sama orang yang nggak setia. Jadi... kalau Vania bisa cari teman baru, aku juga bisa, dong. Bukan begitu, Mas Aryan?"

Wilona menikmati perubahan ekspresi di wajah Aryan. Tegang. Tersindir. Terpojok.

"Nggak apa-apa kok, jangan sedih. Masih ada aku yang akan nemenin kamu. Gimana kalau kita liburan? Udah lama ya, kita nggak pergi berdua?" Aryan mencoba mencairkan suasana, mencoba mengulang kemesraan lama yang sudah lama hilang.

Wilona terkekeh pelan. Getir.

"Nggak perlu. Aku lagi nggak pengen liburan kemana-mana." Setelah itu, ia langsung berbalik, meninggalkan Aryan yang masih berdiri dengan tatapan nanar. Ia muak. Ia jijik. Ia lelah.

Aryan hanya bisa menatap punggung istrinya yang perlahan menghilang di balik tangga. Tatapan Wilona tadi begitu menusuk, seperti menahan lautan luka yang siap meluap. Aryan tahu... sesuatu telah berubah. Dan perubahan itu membuatnya takut.

...----------------...

Sudah seminggu ini Wilona mengumpulkan semua bukti perselingkuhan suaminya. Dan hasilnya? Terlalu lengkap untuk disangkal. Bahkan terlalu menyakitkan untuk ia lihat.

Amanda. Wanita yang selama ini menjadi duri dalam rumah tangganya. Wanita itu tanpa sadar membantu Wilona mendapatkan bukti-bukti yang selama ini ia cari. Dengan sedikit provokasi, Amanda bahkan dengan senang hati mengirim foto-foto, rekaman, hingga surat nikah mereka. Bodoh memang, namun itu semua sangat menguntungkan bagi Wilona, tanpa menyewa orang untuk menyelidiki, pelaku mengirim sendiri bukti kejahatannya. Meskipun ia harus menahan sakit, semua bukti itu bagaikan pisau yang mencabik-cabik hatinya.

Yang paling menyakitkan? Rekaman mereka di ranjang. Dengan bangga Amanda mengirimnya, berharap Wilona akan angkat kaki. Membuka jalan agar dirinya menjadi satu-satunya istri resmi Aryan.

Wilona hanya tersenyum getir.

"Terima kasih, Amanda. Dengan ini, kamu justru menyempurnakan proses perceraian kami," bisiknya lirih dalam hati.

Meskipun harus menanggung semua luka sendirian, Wilona yakin... langkahnya benar. Dan ia tak akan menoleh ke belakang lagi.

.......

Sementara itu, Amanda terlihat begitu bersemangat siang itu. Ia meminta Aryan datang ke rumah orangtuanya, dengan alasan ingin membicarakan hal penting. Apakah Aryan berusaha menolak? Tentu saja tidak.

"Ayolah Mas... apa salahnya sih kalau kita cari pengasuh buat Willy?" bujuk Amanda, mencoba bersikap manja sambil menyodorkan buah ke suaminya.

Aryan mendengus pelan.

"Kamu kenapa, sih? Ngebet banget cari pengasuh? Kamu nggak suka ngurus anak sendiri?"

Amanda tersentak. Wajahnya kaku sesaat. Tapi dengan cepat ia tersenyum, lalu memeluk lengan Aryan sambil mengelus pelan.

"Bukan begitu Mas... maksudku, kamu kan ingin aku hamil lagi. Kalau aku kelelahan, nanti gimana? Bukankah kamu ingin anak kedua kita segera hadir?"

Sambil berkata begitu, Amanda mengambil tangan Aryan dan meletakkannya di atas perutnya.

"Bayangkan kalau di sini sudah ada calon adik buat Willyan..."

Tatapan Aryan yang semula dingin perlahan melunak. Amanda tersenyum menang, merasa dirinya kembali memegang kendali.

Wanita licik dengan suami bodoh, sungguh kombinasi pasangan yang cocok.

JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE

DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....

1
Linda Liddia
Semangat thor lanjut donk up ato crazy up..
Kostum Unik
Up lg kak
Lee Mbaa Young
semangat wilona,,
Kasih Bonda
next Thor semangat
Arbaati
nyesek Thor /Sob/
Kostum Unik
Up lagi kak
Kasih Bonda
next Thor semangat
3sna
ttp ada wc umum
Retno Harningsih
lanjut
Kostum Unik
Banyakin kisah Wilona dong kak.. Jgn Aryan terus. Pengen bgt Aryan ktm Wilona dg wajah baru biar makin nyesek nyesel /Panic/
Lee Mbaa Young
pezina oleh pelacur. Wes cocok. terusno smpe kenek penyakit
Lee Mbaa Young
Wes cocok iku, pezina oleh pezina.
Wes to gae duso seng okeh bar iku garek entuk karmane.
ko lek wes miskin po knek penyakit br tau rasa.
Lee Mbaa Young
waowww kali ini Amanda dpt lawan yg sepadan.
bagus bagus biar tmbh hancur nnti.
dah bner si anak dpt wanita baik hidup tertata mlh di hancurkan.
Sekarang balik lagi Aryan suka mabuk dan free sex. sakit kau nnti Amanda kl tau Aryan bgitu 🤣
Kostum Unik
Up lagi kapan kk author
Retno Harningsih
lanjut
Daulat Pasaribu
taik kelen semua nya.klo bisa kena karma kalian sekeluarga.biar tau kalian penyesalan karna uda nyakitin hati istri yg begitu tulus
Daulat Pasaribu
kasian juga jadi wilona,uda setia,penurut sampai rela ninggalin keluarganya malah diselingkuhi.tapi pelajaran juga buat wilona
Kasih Bonda
next Thor semangat
3sna
dibb ini bnyk penjelasan yg diulang2
Lee Mbaa Young
syukurin lah, jd pelakor kok mau bhgia.
hbis ini kluarga Aryan tambh hancur.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!