cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.
cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.rasanya tidak asing
Lagi -lagi up -nya kemalaman...
Sementara itu,seorang pria bernama Azzam atau biasa di sapa ustadz Azzam merasakan hal yang berbeda,dia merasa ada sesuatu yang tidak dia ketahui itu apa,tapi membuat bulu kuduknya berdiri dan tubuhnya bergidik ngeri,tidak pernah dia merasakan itu sebelumnya.
"rasanya seperti di tatap tajam"
namun dia tidak bisa mengatakan hal itu dengan pasti,dia hanya merasa seperti sedang di tatap lekat oleh seseorang,tapi dari sekian banyak yang melihat ke arahnya,sekalipun perasaannya benar,dia tidak tahu orang itu siapa.
bukan sombong,tetapi sebagai orang yang berada di dunia dakwah,secara otomatis sering di liat banyak orang,dan anehnya tidak pernah merasakan hal seperti yang dia rasakan sekarang.
"mungkin cuma perasaanku saja"gumamnya pelan,mengenyahkan sesuatu yang terlintas di kepalanya.
"ustadz ngomong sesuatu?apa ada sesuatu yang kurang?"tanya seseorang yang tadi berjalan bersamanya,dia seperti mendengar pria disampingnya berbicara,namun tidak jelas apa.
mereka sedang membicarakan tentang susunan acara hari ini,barangkali ada yang mau di tambahkan atau diganti,karena ustadz Azzam adalah salah satu panitia di acara hari ini,tapi berhubung ustadz Ali yang harusnya mengisi pengajian sedang ada halangan,meminta ustadz Azzam sebagai muridnya untuk menggantikannya.
"bukan apa -apa,saya hanya tiba -tiba kepikiran sesuatu"
"oh...saya kira ustadz merasa ada yang perlu di tambahkan"
"tidak ada,itu saja cukup"
...****************...
Sebenarnya Senja tidak terlalu menyimak apa yang di sampaikan,sepanjang acara,dia terpesona dengan kefasihan berbicara pria yang katanya bernama ustadz Azam itu,dan suara merdunya ketika membacakan lantunan -lantunan yang kata Nisa adalah ayat -ayat Al- qur'an,kitab sunyi orang islam.
suara merdu yang mengalun indah,dan apa yang pria itu baca terasa menggetarkan hati,dia baru tau bahwa alunan ayat -ayat suci al -qur'an adalah penenang terbaik untuk hati,mendengarnya menentramkan jiwa,ketentraman yang berbeda dari ketika menikmati pemandangan indah dalam kesendirian atau ketika menyetel musik paling enak sekalipun
apa ini?
batinnya bertanya -tanya dalam diam,tidak pernah dia merasakan seperti ini sebelumnya,seakan beban yang sedang menghimpit dadanya dan membuat sesak itu hilang seketika,gejolak amarah,sedih,sakit hati dan putus asa yang tercampur aduk,seakan redam bagai api yang tersiram air.
selain itu ada beberapa kata yang di sampaikan ustadz Azam yang tertangkap oleh indera pendengarannya,seakan tertancap di hati,dan mampu membuat hatinya bergetar,getaran yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
"jangan pernah bersedih di dalam hidup,karena sesungguhnya bala musibah yang kita rasakan tidaklah lebih besar dari nikmat yang kita dapatkan"
"dan jangan menyalahkan takdir,hanya karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan"
"tapi pertanyakan pada diri kita sendiri,apa kita sudah sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh sang penguasa alam semesta ini,yaitu Allah SWT,yang sudah di ajarkan oleh nabi Muhammad SAW"
dan kalau di gambarkan,perhatian Senja terbagi 3,70% tertuju pada kebagusan dan kefasihan bicara ustadz Azzam,10% pada apa yang disampaikan pria itu,dan 20% adalah...?
dia merasa pernah bertemu dengan pria yang kata Nisa di panggil ustadz Azzam itu,tapi lupa kapan dan dimana mereka pernah bertemu,sepanjang acara hal itu ikut memenuhi kepalanya dan akhirnya ikut serta menarik perhatiannya.
sekitar dua jam,acara akhirnya sudah berakhir
"Nisa,apa kita bisa bertukar kontak,supaya lebih mudah untuk bertemu,ada beberapa hal yang mungkin nanti mau aku tanyakan"
"tentu saja boleh"
kemudian Nisa,wanita berkerudung biru tua itu mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas gendong,mencari nomor ponselnya dan menyodorkannya pada Senja.
"nanti aku chat ya"
"oke"
"makasih untuk hari ini,kalau begitu aku pulang duluan,takut di cari sama mama"pamit Senja,dia belum berani terlalu lama di luar di tempat asing,takut mama Amelia khawatir,tahulah gimana emak -emak,apalagi kalau anaknya perempuan.
ketika dia masih tinggal di China pun,mamanya itu selalu bertanya dia dimana?sedang apa?dan lainnya.bahkan ponselnya itu tidak pernah benar -benar sunyi,kecuali mama Amelia tidur atau ponselnya dalam mode senyap,tapi dia tidak pernah marah,karena dia menanamkan di dalam hatinya,kalau mamanya khawatir,tandanya mamanya sayang dan peduli padanya,tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan.
...****************...
"ma...mama...where are you doing?"teriak Senja begitu masuk ke dalam rumah,untung saja suaranya tidak sekeras toa mesjid yang bisa mengguncangkan rumah.
"nggak perlu teriak -teriak Jana,ini bukan hutan"tegur mama Amelia dengan teguran penuh sindiran.
di tegur seperti itu,dia hanya terkekeh pelan,seraya berucap,"sorry ma,Senja kelepasan"
"abis keluar kayaknya bahagia banget,ketemu jodoh kamu"
"mama bisa aja,ya...nggak lah,Senja itu masih muda belum mikirin jodoh,tapi aku emang lagi bahagia"
"kenapa tuh?baru aja di beri uang 1 M?"
"tet...tot...salah"
"terus?"
"aku baru aja punya teman baru loh"pamer Senja,tapi respon yang di berikan mama Amelia tidak sesuai dengan yang dia harapkan.
dia berharap,mamanya itu akan antusias,paling tidak menanyakan siapa teman barunya itu?
tapi apa kenyataannya,wanita yang melahirkannya itu hanya diam,menatap ke arahnya seraya mengerjitkan alis.
"mama mah nggak seru"Senja mengerucutkan bibirnya cemberut,tangan bersedekap di depan dada,kemudian duduk di dekat sang mama.
"wah...siapa teman baru kamu itu?kok nggak di kenalin ke mama"
"terlambat..."bibir Senja semakin maju ke depan,"harusnya mama kaya gitu di awal tadi,waktu Jana baru bilang"
"iya,iya ma'afkan mama nggak peka,ya..."bujuk mama Amelia layaknya membujuk anak kecil yang sedang merajuk.
begitulah Senjana Agustina,walaupun sudah berusia 25 tahun,dia tetaplah seperti anak kecil di depan kedua orangtuanya,tidak segan bermanja atau berpura -pura merajuk,menampilkan segala ekspresi layaknya anak kecil,berbeda dengan di depan orang lain,dia akan menjadi wanita yang ramah,tapi dewasa,tegas dan teguh dalam pendirian.
"oke Jana ma'afin"
"jadi,tadi kamu kemana?,trus siapa teman baru kamu itu"
kemudian Senja bercerita dengan penuh semangat kepada mama Amelia tentang kemana dia pergi,apa yang dia lakukan,dan tidak ketinggalan tentang Annisa Handini,teman barunya,baru kenal dan baru juga jadi teman.
dan apa yang dia ceritakan kepada mama Amelia,sudah dia ceritakan pada papa Brian sebelumnya,tadi di depan rumah,dia bertemu papa Brian,bercerita singkat,baru masuk ke dalam rumah.