" Liat saja nanti, akan ku buktikan kalo aku bisa berhasil !! " batin Hania. Kata kata mencemooh dari tetangga bagaikan makanan dan vitamin bagi Hania.
" Cerita tentang seorang gadis dari keluarga broken home. Yang tidak mau mengenal cinta karena perceraian orang tua. "
Tapi apakah hatinya baik baik saja ketika ada yang menawarkan cinta untuknya ?
Ini karya pertama.. dan sedang dalam review untuk kontrak dengan platform ini.
Cerita ini tidak terbit di platform lain...💙
Mohon dukungannya...Semoga berkenan..
Enjoy.. 💙💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ReeRee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
" Kakaaakkk... " Teriak Hania di telepon saat menelepon kakaknya Herry
" Duh budeg.. Apaaan sih treak treak gak jelas... Gak lulus lo dek? "
Hari ini Hania sidang akhir di kampus.
" Enak ajaaa...aku sarjanaaa kaaak... "
" Alhamdulilah deek... Selamat yaah...udah kasi tahu mami ? "
" Belum kak..nanti habis ini aku telepon.."
" Mami pasti senang.. Habis ini langsung pulang ? Mau dijemput ? Kakak traktir deh.. Selametan kecil kecilan ama Mami.."
" Nanti aja yah kak.. Gw udah janjian ama trio kwek kwek itu...mau makan di cafe biasa.."
" Yaudah..hati hati yah..jangan lupa kabari mami.."
" Transfer donk kaaak...hehe.."
" Ish..malah malak.. Yodah nanti kakak transfer.."
" Daebaak... Gomawook kakak.."
" dah bye.."
" Byeee.."
Hania cekikikan ama sahabatnya Sierra, Vina dan Vey.
Mereka bereempat sidang akhir semuanya hari ini dan dinyatakan lulus.
" Ayuuuks kita lets goooo..." mereka bereempat langsung naik ke mobil Sierra.
Dari mereka berempat yang dari keluarga berada yaitu Sierra dan Vina. Vey dan Hania dari keluarga biasa saja.
Walaupun begitu keluarga Sierra dan Vina sangat menyayangi mereka berempat. Keluarganya sangat ramah dan baik.
" Sierra, habis ini lo jadi lanjutin di Aussie ? " tanya Vey
" Maybe yes maybe no.. Gw pengen bareng kalian...gw bakal kesepiaaan..gw gak suka.."
" Yaudah tinggal bawa kami bertiga, tapi mami lo yang ongkosin.." Vey lagi
" seru kali yaah..."
" Hahahaha.."
Mereka terus bercanda di dalam mobil.
Tanpa terasa mereka sudah tiba di cafe langganan mereka.
Tempatnya tidaklah mewah tapi cozy.
Makanannya ramah kantong mahasiswa.
" Halo mbak mbak cantik.." kata waiter di cafe itu yang udah hafal ama mereka berempat.
" Pojok kosong bang ? " tanya Vina
" Kosong mbak..silahkan.."
" Trims.."
Saat mereka duduk, masuklah 3 pria tampan di cafe itu.
Ciwik ciwik mahasiswa tentu tidak mau melewatkan pemandangan indah itu.
" Duh mreka dtg lagi.." " Gw mau yg pke item..ktanya dia dokter, CEO juga.." " serius lo.." Gw mau yg pake kemeja putih itu..jirrr lengan kemeja di gulung gitu koq pacarable banget siih.."
Begitulah kira kira bisik bisik tetangga meja di cafe itu.
Mereka adalah Rama, Bara dan Hendra. Ternyata mereka sahabatan dengan pemilik cafe tersebut, Reza.
Mereka mengambil tempat pojok kanan yang di kiri mereka ada meja Hania dan teman temannya.
Rama dan Hania belum sadar keberadaan mereka masing masing, karena Hania dan teman tmannya sedang fokus milih menu mereka.
Mungkin karena kelegaan lulus sidang akhir, mereka sampai pesannya banyak menu. Katanya sih bakal habis.
Drrt...drrt.
Handphone Hania berbunyi.
" Ya mami..." jawab Hania. Rama langsung menoleh karena merasa kenal dengan suara itu.
Pas Rama menoleh mata mereka bersirobok. Rama masih betah menatap mata coklat Hania yang cantik itu. Akhirnya Hania memutuskan tatapan itu.
Deg Deg... " Kenapa jantung gw ? " batin Hania sampe gak denger lagi omelan mami Naya
" Kamu dengar gak Hania..?" tanya mami Naya
" Huh? Mami ngomong apa ? " tanya Hania kelabakan karena gak perhatiin maminya ngomong
" HANIAAA... Mami nanya koq gak ngabarin mami kalo udah selesai sidang.."
" oh iyaa..maaf mami.. Hania lupa..hehe..habis ini trio kwek kwek udh ngajakkin makan makan mi.."
" Gak tanteee... Boong..Hania koq yang ngajak..wleee..." kata Vey
" jadi gimana? Lulus gak? ," tanya mami Naya gak sabar
" LULUS DOOONK KAMI...." Jawab mereka bereempat serempak dan kencang karena handphone speaker mode sampai sampai Rama, Bara dan Hendra menoleh.
Rama melihat ke gadis di sebelah mejanya dengan tersenyum tipis.