Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mansion Haidar
Setelah percakapan dengan kedua orang tua celin, kini haidar telah mengajak celin untuk pulang ke salah satu mansion pribadinya yang bergaya eropa klasik yang terletak tak jauh dari kota itu.
Haidar membuka pintu mobilnya tanpa membukakan pintu untuk celin.
Celin tidak terlalu mennaggapi perlakuan haidar yang terkesan dingin dan cuek itu.
Celin memilih keluar mobil itu dengan tangannya sendiri dan berjalan mengikuti hidar dibelakangnya.
Tak ada rasa kagum di diri celin melihat mansion milik haidar karna rumahnya pun tak kalah mewah dengan milik haidar.
Celin telah memasuki mansion milik haidar.
Para maid menyambut kedatangann mereka.
Celin melepas kaca mata yang dia kenakan dan berusaha menyapa para maid yang menyapanya.
"selamat datang, tuan ,nyonya"kata beberapa maid yang menyambut kedatangan mereka.
Haidar hanya menganggukan kepalanya dan kembali berjalan melewati mereka.
Para maid melihat celin dengan tatapan takjub karna melihat kecantikan celin.Mereka tidak menyangka bahwa nyonyanya jauh lebih muda dari apa yang mereka fikirkan.Ada juga yang bertanya tanya dalam hatinya karna setaunya calon istri tuanya itu bukan yang ini melainkan sosok yang berbeda.
"bawa dia ke kamar tamu"kata haidar yang tiba tiba berhenti kemudian kembali berjalan melanjutkan menaiki anak tangga yang ada didepannaya.
"mari nyonya....saya antar"kata salah satu maid didepannya.
"baiklah.."kata celin tersenyum mengikuti maid yang akan mengantarnya.
"ceklekk" suara pintu terbuka.
"nyonya....ini kamar nyonya" kata maid yang mengantarkannya ke kamar.
"trimakasih....oh ya siapa nama kmu" kata celin bertanya sopan sembari mengulurkan tangannya
"nama saya lala nyonya"jawab lala yang tak laina adalah maid yg mengantarkan celin.
"baiklah...nama saya celin... senang berkenalan denganmu"kata celin sopan yang ditanggapi senyuman oleh maid itu.
Lala yang tak lain adalah maid yang mengantarkan celin itu semakin terkagum melihat keramahan celin. Dia tidak menyangka bahwa nyonyanya bisa seramah itu.
"kalo begitu saya permisi dulu nyonya,kalo ada apa apa bisa memanggil kami"kata lala yang pamit undur dulu.
"iya"jawab celin.
Celin masuk mendekati tempat tidurnya...Dia duduk dan mengelus pelan tempat tidur itu.
"tak pernah tersirat difikiranku,bahwa suamiku calon suami kakakku"gumam celin yang kini menjatuhkan tubuhnya dikasur.
Celin,memejamkan matanya sebentar membayangkan kehidupan yang bagaimana yang akan dia jalani kedepannya.
"kenapa semuanya jadi sepeeti ini tuhan, apakah kak haidar bisa menerimaku menjadi istrinya kelak... Tuhan jika ini memang jalanku beri kami kebahagaian dalam pernikahan ini" gumam celin yang masih memejamkan matanya.
Haidar kini telah berada di kamar miliknya.
Haidar segera menuju kamar mandi dan melepaskan baju yang dia kenakan saat ini. Dia mengguyur tubuhnya dibawah guyuran shower . Dia memejamkan matanya dan menarik rambutnya kebelakang menggunakan kedua tangannya dibawah guyuran air shower itu.
"Tuhan...kenapa ini semua terjadi... aku sangat mencintai vika... kenapa engkau mempermainkan jalan cintaku... kumohon sembuhkanlah penyakitnya"gumam haidar yang mulai menitihkan air mata dibawah guyutan air shower tersebut.
Haidar terus merutuki nasibnya yang seakan tengah dipermainkan. Kalaupun dia tidak bisa menikahi vika saat itu kenapa dia harus menikahi celin yang sama sekali tidak ia sukai .
Haidar kini tengah keluar dari kamar mandi menuju wardrobe miliknya . Haidar kini tengah mengenakan kaos oblong putih polos dan hotpants berwarna dongker ,kemudian berjalan menuju tempat tidurnya dan merbahkan tubuhnya.Mernggangkan otot otot yang sudah mulai kaku karna terlalu lama tidur di rumah sakit.
Entah sudah beberapa hari dia tidak merasakan tempat yang nyaman untuk mengistirahatkan tubuhnya,kini haidar mulai terlelap ke alam mimpi.