NovelToon NovelToon
CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Karir / One Night Stand / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:334
Nilai: 5
Nama Author: chrisytells

Di Shannonbridge, satu-satunya hal yang tidak bisa direncanakan adalah jatuh cinta.
​Elara O'Connell membangun hidupnya dengan ketelitian seorang perencana kota. Baginya, perasaan hanyalah sebuah variabel yang harus selalu berada di bawah kendali. Namun, Shannonbridge bukan sekadar desa yang indah; desa ini adalah ujian bagi tembok pertahanan yang ia bangun.
​Di balik uap kopi dan aroma kayu bakar, ada Fionn Gallagher. Pria itu adalah lawan dari semua logika Elara. Fionn menawarkan kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan kesuksesan di London. Kini, di tengah putihnya salju Irlandia, Elara terperangkap di antara dua pilihan.
​Apakah ia akan mengejar masa depan gemilang yang sudah direncanakan, atau berani berhenti berlari demi pria yang mengajarkannya bahwa kekacauan terkadang adalah tempat ia menemukan rumah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chrisytells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10 : Kekuatan Logika di Tengah Kekacauan

Pukul 19.30 malam. Elara sedang duduk di pondoknya, mencoba menganalisis data penjualan kopi musiman dari Dublin—sebuah upaya untuk kembali ke zona nyamannya setelah hari-hari yang kacau. Ia masih mengenakan sweter rusa kutub Fionn yang terlalu besar dan berkedip-kedip lampu LED—sweter itu telah menjadi perisai emosionalnya.

Tiba-tiba, pintu pondoknya dibuka tanpa ketukan. Fionn masuk dengan Biscotti di pelukannya dengan wajah berseri-seri.

"Fionn! Ada perlu apa malam-malam begini?" tanya Elara mengerutkan keningnya.

“Elara... dengar! Batalkan semua planning! Malam ini, aku punya misi baru!” seru Fionn.

Elara mendesah, menurunkan tablet-nya. “Fionn, aku sedang merencanakan buffer waktu luangku. Aku sudah mengisi buffer ‘Kegiatan Tidak Terencana’ selama dua hari ke depan. Aku butuh ketenangan.”

“Tidak ada waktu untuk ketenangan! Malam ini adalah Malam Kuis Pub di The Shamrock! Spontan! Dan itu dimulai dalam waktu sepuluh menit!” Fionn mengumumkan dengan dramatis.

Elara menatap Fionn dengan ekspresi tidak percaya. “Kuis pub? Itu adalah puncak dari kekacauan sosial yang tidak terstruktur. Aku tidak tahu apa-apa tentang pub quiz. Itu adalah tempat untuk minum bir dan meneriakkan jawaban yang salah. Itu sangat-sangat melanggar protokol efisiensi sosialku.”

“Justru itu! Ini adalah uji coba stres yang sempurna untuk partner planning-ku!” Fionn maju, bersemangat. “Dengar, Elara. The Crooked Spoon harus berpartisipasi untuk membangun citra lokal. Kita perlu menunjukkan bahwa kita terintegrasi. Ini adalah Integrasi Sosial, dan sangat diperlukan!”

“Fionn... aku bukan anggota tim The Crooked Spoon! Dan lagipula, aku tidak tahu apa-apa tentang pertanyaan acak dan trivia lokal!”

“Aku tahu, tapi aku butuh pemikiran logismu. Otakmu yang logis, yang mampu menghafal seluruh kode bangunan dan sejarah arsitektur! Kau tidak perlu tahu tentang lagu-lagu lama, tapi kau tahu tentang fakta! Dan lagi,” Fionn mencondongkan tubuh, suaranya melembut, “Aku tidak mau menghadapi Malam Kuis tanpa perisai konyolku.” Ia menunjuk sweter rusa kutub yang dikenakan Elara.

Elara merasa hatinya berdebar. Fionn memaksanya, tetapi dia melakukannya dengan alasan yang begitu pribadi dan menggemaskan.

“Baiklah, Fionn,” Elara menyerah, meraih jaketnya. “Tapi aku akan minum Earl Grey dan aku akan duduk diam. Dan aku menolak keras untuk meneriakkan jawaban.”

“Diterima! The Unmeasured Variables siap beraksi!” seru Fionn, mengangkat Biscotti tinggi-tinggi.

The Shamrock Pub adalah kebalikan total dari Pondok Shamrock yang tenang. Suasananya pengap, hangat, dan sangat berisik. Musik folklore Irlandia dimainkan keras-keras, dan puluhan orang desa berkumpul di meja-meja yang kotor.

Elara merasa cemas. Sensori overload. Lampu yang redup, tawa yang keras, dan bau bir yang kuat. Ini adalah kekacauan sosial yang paling ia takuti.

“Aku tidak bisa bernapas di sini, Fionn. Lingkungan ini tidak kondusif untuk konsentrasi,” bisik Elara, memeluk dirinya sendiri.

Fionn segera menarik Elara ke sudut belakang, di meja kayu tua yang sedikit tersembunyi.

“Dengar, Elara. Hanya lihat aku. Jangan lihat yang lain. Pikirkan ini: mereka adalah variabel kebisingan. Kita adalah sistem tertutup,” Fionn berbisik, memposisikan dirinya di samping Elara. “Aku akan memberimu teh. Anggap saja ini adalah Ujian Lisensi Data Retrieval Cepat.”

Elara mengangguk, mencoba fokus pada instruksi logis Fionn. Fionn memesan dua teh Earl Grey (Moira pasti bangga) dan mengambil pena serta kertas.

“Tim kita: The Unmeasured Variables. Kita siap kalah dengan bermartabat,” kata Fionn, menyeringai.

Kuis dimulai. Host-nya adalah Seamus, pria berjanggut lebat yang selalu mengkritik Elara.

Ronde 1: Sejarah Lokal & Pub:

Fionn bersinar di sini.

“Siapa pemilik pertama The Shamrock di tahun 1920?”

“Patrick McCarhty!” Fionn berteriak sebelum Elara sempat berkedip.

“Sebutkan tiga jenis kentang yang ditanam di ladang di sebelah gereja.”

“Kerr’s Pink, Golden Wonder, dan Rooster!” Fionn berbisik pada Elara, menulis dengan bangga.

“Wah! Kau sangat ahli dalam trivia lokal, Tuan Gallagher.” Elara mengakui.

“Itu bukan trivia, Nona. Itu adalah data sosial yang penting. Aku harus tahu keluargaku. Kau harus tahu sejarah struktur kotamu,” Fionn membalas.

Ronde 2: Pop Culture & Musik:

Tim The Unmeasured Variables terpuruk. Elara tidak tahu siapa pun yang bernama Dua Lipa dan Fionn menyanyikan lagu folk Irlandia untuk setiap pertanyaan.

“Sebutkan tiga anggota band ‘Westlife’!”

“Aku hanya tahu tiga jenis rumput di padang rumput!” Fionn mengeluh.

Elara mendesah. “Ini melanggar semua ekspektasiku. Kita di posisi terakhir.”

“Tenang, Elara. Ini hanya pemanasan. Kita hanya mencoba. Ini bukan deadline!” Fionn menepuk tangannya.

Ronde 3 tiba: Sains, Geografi, dan Sastra.

Saat Seamus membaca pertanyaan pertama, Fionn bersandar ke belakang, siap menyerah.

“Sebutkan dua senyawa kimia yang terbentuk saat glukosa menjalani fermentasi anaerobik.”

Fionn bersiap menulis “Bir dan Anggur.”

Tiba-tiba, pena Elara bergerak cepat di kertas.

“Asam Laktat dan Etanol.”

Fionn langsung menatapnya, terkejut. “Tunggu, apa? Kau tahu itu?”

“Tentu saja,” jawab Elara, wajahnya serius. “Itu adalah proses dasar. Penting untuk memahami degradasi lingkungan.”

Seamus terkejut. Tim lain saling berbisik.

Pertanyaan berikutnya: “Apa nama sel yang bertanggung jawab untuk produksi melanin, yang melindungi epidermis dari radiasi UV?”

Elara: “Melanosit.”

Fionn: “Kau… kau menghafal biologi dasar?”

Elara: “Itu adalah bagian dari studi ekologis tata ruang perkotaan. Penting untuk memahami dampak lingkungan.”

Elara mulai bersinar. Setiap pertanyaan yang membutuhkan ingatan murni, logika, dan data yang terstruktur, ia menjawabnya dengan kecepatan kilat.

“Di negara mana terletak titik tertinggi di pegunungan Ural?”

“Terletak di Rusia.”

“Siapa penulis 'The Second Coming', puisi yang mengandung baris terkenal ‘Things fall apart; the centre cannot hold?’”

"Salah satu figur terkemuka dalam kesusastraan pada abad ke-20. Seorang penyair dan dramawan asal Irlandia." Jawab Elara tanpa ragu. "Dia adalah... William Butler Yeats."

Fionn hanya duduk di sana, terpana. Ekspresinya melunak dari terkejut menjadi kekaguman murni. Elara, dalam sweter rusa kutub yang konyol, sedang menghancurkan kuis dengan kecemerlangan intelektualnya.

“Kau luar biasa,” bisik Fionn.

Elara tidak menoleh. Dia terlalu fokus. “Ini adalah satu-satunya hal di sini yang bisa kukendalikan. Fakta. Fakta tidak berbohong, Fionn. Kau tidak perlu merencanakan jawaban jika kau tahu datanya.”

Tim The Unmeasured Variables melesat dari posisi terakhir ke posisi pertama. Seluruh pub menatap Elara. Bisikan-bisikan pun terdengar dari setiap sudut: “Siapa wanita itu?” “Dia gila!” “Dia pasti lulusan Oxford!”

Pertanyaan terakhir, sekaligus tie-breaker, diumumkan oleh Seamus.

“Ini adalah pertanyaan untuk memenangkan €200 dan kehormatan Shannonbridge. Dengarkan baik-baik. Menurut Perjanjian Anggaran Uni Eropa tahun 2012, jika PDB negara anggota turun di bawah 0.5% selama tiga kuartal berturut-turut, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan mekanisme pengawasan darurat, dan apa nama mekanisme tersebut?”

Suasana hening. Fionn menatap Elara, wajahnya panik. Ini terlalu spesifik, bahkan untuk dia.

Elara terdiam. Jeda. Dia menutup matanya sejenak, mengambil napas dalam-dalam.

“Ini bukan tentang geografi atau literatur. Ini tentang planning,” bisik Elara pada dirinya sendiri.

Fionn mencondongkan tubuh. “Elara? Kau tahu? Katakan saja yang kau tahu.”

Elara membuka mata. Dia menatap Fionn, tatapan yang penuh keyakinan.

“Waktu yang dibutuhkan adalah 14 hari kerja. Dan nama mekanisme tersebut adalah Prosedur Ketidakseimbangan Makroekonomi, atau MIP (Macroeconomic Imbalance Procedure) : Prosedur Ketidakseimbangan Makroekonomi."

Fionn menulis jawaban itu dengan tangan gemetar.

Seamus memeriksa buku jawabannya dengan jeda dramatis.

“BENAR! PROSEDUR KETIDAKSEIMBANGAN MAKROEKONOMI! MIP! DAN 14 HARI KERJA! PEMENANGNYA ADALAH—THE UNMEASURED VARIABLES!”

Pub meledak dengan teriakan dan tepuk tangan. Seamus berjalan ke arah meja mereka, ingin menyerahkan hadiah.

Tiba-tiba, semua mata tertuju pada Elara.

Elara, yang terbiasa dengan tepuk tangan di ruang rapat yang hening, kini kewalahan oleh kekacauan euforia ini. Wajahnya yang tadinya bersemangat karena logika, kini pucat pasi. Ia panik.

Dia berdiri, bingung, tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap sorotan sosial yang tiba-tiba ini.

Sama seperti di bukit, dia membeku.

Fionn melihatnya. Ekspresi panik sosial Elara.

Fionn segera melompat. Dia tidak mengambil hadiahnya. Dia berdiri di depan Elara, memblokir pandangan Seamus dan kerumunan yang bersorak.

“Terima kasih, Seamus! Kami butuh hadiahnya untuk amal! Dan sekarang, kami harus segera pergi! Nona O’Connell baru saja menyadari bahwa dia melanggar Gantt Chart tidurnya! Mohon maaf, kekacauan yang terencana harus diprioritaskan!”

Fionn meraih tangan Elara dan menariknya keluar dari pub, meninggalkan Seamus yang kebingungan dengan uang tunai €200 itu.

Mereka berdua berjalan cepat keluar dari pub dan ke jalan desa yang diselimuti salju. Elara terengah, tetapi bukan karena lari, melainkan karena syok emosional.

“Fionn… kau meninggalkan hadiahnya! Kita memenangkan €200! Itu akan sangat berguna!” Elara terkejut.

“Uang bukanlah Kinerja Integritas yang penting, Elara. Kesehatan emosionalmu adalah,” Fionn berhenti, memegang kedua bahu Elara. “Kau baik-baik saja? Maafkan aku. Aku tahu kau tidak suka menjadi pusat perhatian.”

Elara mengangguk, napasnya melambat. “Aku… aku hanya terbiasa dengan tepuk tangan yang hening. Itu adalah kekacauan yang terlalu berisik.”

Fionn tersenyum lembut. “Kau sungguh luar biasa, Elara. Kau menghancurkan mereka dengan pengetahuan tentang MIP dan Melanosit. Kau adalah seorang jenius, yang kebetulan mengenakan sweter rusa kutub yang berkedip-kedip.”

“Aku tahu semua itu karena aku selalu bersiap, Fionn. Aku harus tahu segalanya. Agar aku tidak pernah terlihat bodoh. Agar aku tidak pernah membuat kesalahan lagi. Pengetahuan adalah perisai terkuatku,” Elara mengakui, suaranya dipenuhi emosi.

Fionn mengelus pipi Elara dengan ibu jarinya, perhatian yang lembut. “Aku tahu itu adalah perisaimu, Elara. Tapi yang kulihat bukan perisai. Yang kulihat adalah gairah di balik data yang terstruktur. Kau bersinar di sana. Itu adalah kekuatan yang tidak bisa disembunyikan oleh spreadsheet mana pun.”

Mereka berdiri di tengah salju yang turun, hanya diterangi oleh lampu jalan yang redup. Fionn mencondongkan tubuh, tatapan yang penuh cinta.

“Terima kasih sudah ikut. Kau membuat tim The Unmeasured Variables menjadi tim yang paling brilian dan kacau yang pernah ada,” Fionn berbisik.

Elara mendongak, hatinya penuh. Dia menyadari, Fionn tidak meminta dia untuk meninggalkan logikanya, dia hanya memintanya untuk menggunakannya dengan hati.

“Fionn,” panggil Elara, suaranya sangat pelan.

“Ya?”

Elara mengulurkan tangan dan menyentuh lengan Fionn. “Aku ingin… aku ingin menambahkan satu entri baru ke Gantt Chart kita. Sekarang. Di tempat yang sunyi ini.”

Fionn tersenyum, memahami. “Kau yakin? Kau mau merencanakan variabel tak terukur itu?”

“Aku harus melakukannya. Itu melanggar semua protokol, tapi... itu yang aku inginkan.”

Fionn menutup jarak di antara mereka. Dia tidak lagi menunggu. Elara mencondongkan tubuh sedikit. Di bawah cahaya kepingan salju, Fionn akhirnya mencium Elara.

Ciuman itu tidak tergesa-gesa. Itu tenang, hangat, dan sangat terencana oleh hati Elara, meskipun tidak pernah ada dalam spreadsheet-nya. Di tengah desa Shannonbridge yang kacau, Elara akhirnya membiarkan dirinya jatuh cinta pada Variabel Tak Terukur favoritnya.

1
d_midah
ceilah bergantung gak tuh🤭🤭☺️
d_midah: kaya yang lebih ke 'sedikit demi sedikit saling mengenal, tanpa terasa gitu' 🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!