Sang Putri Asli: Sandiwara Calista

Langit terus mengganti penampilan.

Biru bersih, biru yang bertaburan awan putih pun hitam, orange bertaburan awan hitam, putih, bahkan mengikuti warna orange secara penuh, pun setengah-setengah. Terus menerus ia berganti, seolah terburu-buru. Seolah di kejar.

Dan kini, sebulan sudah berlalu.

Pembangunan Ibu Kota Wheatley yang di bom sudah pulih. Usaha Grand Duke Chamberlain mengeluarkan 40.000.000 koin emas untuk memperbaiki –infrastruktur bawah tanah, menyewa Bahan baku sihir untuk mempercepat konstruksi, juga menggunakan tenaga kerja Penyihir elit yang hanya bisa di gerakkan dengan bayaran mahal... di tambah dengan pembelian bahan-bahan logistik pembangunan secara kilat, bahan baku yang eksklusif dan berkualitas tinggi untuk memastikan ketahanan dan estetika, membayar upah para tukang bangunan lebih tinggi dari yang seharusnya— total pengeluaran 40 juta koin emas sangatlah sepadan.

Biaya yang harus di keluarkan pada awalnya adalah 5.000.000 koin emas jika pembangunan memakan waktu 3 bulan dan tidak terburu-buru. Namun Jarrel sangat terburu-buru, ingin cepat-cepat membawa Calista kembali ke kediaman Chamberlain walaupun Faelynn sudah mendapat maaf nya, walau Faelynn sudah mendapatkan kembali semua hak dan kewajibannya sebelum kedatangan Calista. Jarrel maupun Jayendra tetap menginginkan Calista. Putri dan adik yang berhasil menarik atensi Mereka secara penuh usai insiden di racuni.

“Kakek, Nenek, Calista akan sangat merindukan Kalian.” Tutur Calista memberikan pelukan erat pada Arzhel dan Beldia. Seolah tak mau melepaskan rengkuhan lagi.

“Tidak apa-apa Calista. Kau bebas mengirim surat sekarang. Kau bisa datang ke Kediaman ini sesering mungkin. Sudah ada portal sihir, itu akan mempersingkat perjalanan.” Ucap Arzhel mengelus puncak kepala Calista.

“Kami akan langsung menuju ke kediaman Chamberlain jika merasa ada sesuatu yang mencurigakan di surat yang Kau tulis. Jadi kali ini Kamu tidak akan tersiksa seperti sebelumnya. Tidak ada yang perlu di khawatirkan, sayang.” Beldia menimpali sambil membelai punggung Cucunya dengan halus.

Perpisahan dengan semua penghuni Kediaman Wheatley sungguh menguras air mata. Walau Calista masih bisa berkunjung, tetapi Dia pasti akan menghabiskan waktu lebih banyak di Kediaman Chamberlain. Grand Duke mengangguk pelan pada Arzhel dan Beldia saat punggung Calista sudah Dia rangkul.

“Kalian bebas melakukan semua hal yang di sebutkan barusan. Tetapi kali ini, Kalian tidak akan menuju ke Kediaman Chamberlain karena sesuatu yang mencurigakan. Kali ini, Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama.” Pungkas Jarrel dengan tegas.

“Huh! Mari Kita lihat saja nanti.” Respon Beldia sambil mendengus kesal.

“Kau berkata sangat percaya diri padahal dua wanita itu masih berada di kediaman Chamberlain... bahkan sudah mendapatkan Hak dan Kewajiban Mereka. Kau bahkan mencabut hukuman yang seharusnya Mereka rasakan sampai frustasi."

“Kami pamit pergi.” Cetus Jarrel akhirnya, karena mau sampai bulan dan mentari berada di garis resonansi yang sama, hubungan Mereka tidak bisa akur seperti dulu lagi.

Sebelum Calista masuk ke dalam kereta, Dia membuang tatapan pada dua orang. Satu orang langsung mengangguk paham, dan satu lainnya langsung memasang postur sigap. Seolah sudah siap menjalankan perintah Calista saat Dia tidak ada di Kediaman Wheatley.

“Tidak akan ada yang bisa menyentuh orang-orang di kediaman Wheatley. Kalau sampai dua wanita itu nekat, ah~ Aku akan langsung mempercepat aksi yang seharusnya Mereka rasakan pelan-pelan.” Batin Calista yang kini sudah duduk dalam kereta kuda yang sama dengan Jarrel.

Kereta kuda pun melaju meninggalkan Kediaman Wheatley. Di perjalanan...

“Kau pasti sudah tau tetapi Aku akan tetap mengatakannya. Kamar Mu ada di lantai tiga sekarang, lantai yang sama dengan Faelynn namun tidak langsung berdekatan. Pelayan Pribadi sudah Aku tetap kan sendiri. Desi... Kau pasti mengenalnya kan ?”

“Umm.. Saya mengenalnya Tuan Grand Duke.” Jawab Calista sambil mengangguk canggung.

“Soal jumlah pelayan pribadi, Jayendra ingin Kau memiliki lima pelayan Pribadi sekaligus. Tetapi Karena Kau pasti Merasa tidak nyaman, Aku hanya mengijinkan Desi. Jika di masa depan Kau memerlukan banyak Pelayan, jangan ragu untuk mengatakannya pada Ku.”

“Baik, Saya mengerti Tuan Grand Duke.”

Alis Jarrel perlahan-lahan mulai menukik tajam. Jawaban Calista sejak tadi mulai mengusik ketenangan juga kebahagiaan yang melanda diri nya karena berhasil mengambil Putri Nya kembali.

“Mulai bulan ini, uang jajan Mu akan sama seperti Faelynn. Kau akan menerima 500 koin emas setiap bulanya. Uang jajan Mu akan di urus oleh Stevan, Kepala pelayan.”

“...” Hening. Calista tenggelam dalam pikiran nya. “...Faelynn punya 500 koin emas setiap bulan ? Maka ini masuk akal untuk membeli racun juga menyewa beberapa pembunuh bayaran. Untuk apa kaget ? Fiorrela adalah Grand Duchess, sudah pasti Dia memiliki uang saku yang banyak untuk membantu putri nya. Seperti nya melakukan sesuatu pada uang saku Mereka tidak akan memberikan dampak yang besar. Maka yang harus di usik adalah.... Umm... Itu saja... Walau sudah Ku putuskan sejak dulu, Aku akan selalu memperhitungkan ulang. Hahh... Aku harus sedikit rileks, saat ini semua nya sudah berjalan dengan sangat baik.”

Diam nya Calista justru di salah artikan oleh Jarrel. Dia pun berucap.

“Begitu saja... Karena Kau adalah putri kandung Ku, akan Ku buat perbedaan uang jajan di antaran Kalian. Kau akan mendapatkan 1.000 koin emas setiap bulan.”

“Hm ? Kenapa Tuan Grand Duke—”

“Dan mulai sekarang, Kau di larang memanggil Ku ‘Tuan Grand Duke’. Hal yang sama juga untuk Jayendra. Panggil Dia ‘Kakak’. Dan yang terakhir, berhentilah menggunakan dialek hamba. Kau putri Ku, bukan pelayan dan sejenisnya. Kau HARUS bertingkah sesuai dengan status Mu!”

“Ba...Baik...A... Ay... Aya.. Ayah...” Jawab Calista dengan sangat canggung. Sungguh patut di apresiasi akting nya yang sangat memukau ini. Dia menampakkan senyum yang berkedut, menandakan Dia tidak nyaman, jemarinya meremas gaun dengan sangat erat. Menunjukkan dengan jelas Dia tidak suka dengan perintah Jarrel barusan.

Namun Jarrel membuang tatapan ke arah jendela... ada garis-garis kemerahan di pipi nya, menandakan Dia kembali di banjiri kebahagiaan karena di panggil ‘Ayah’ walau lewat bibir yang bergetar. Tidak mengetahui sama sekali bahwa Calista tidak peduli harus memanggil Nya dengan sebutan apa pun.

Beberapa saat kemudian, sebelum Kereta kuda yang di pakai Jarrel tiba di Kediaman Chamberlain, Faelynn tengah merengek dalam pelukan Jayendra.

“Kak Jayen sungguh-sungguh mengatakan hal itu ? Calista akan kembali ke Kediaman ini ?”

“Umm.. Akur lah dengan Nya, yaa ? Kalian berdua seperti pinang di belah dua. Hubungan Kalian harus rukun seperti hubungan Kita.”

“Ughh.. Kak Jayen pasti akan lebih sayang dengan Dia.” Cetus Faelynn dengan linangan air mata.

Jayendra memeluk adik nya dengan lembut. Sambil menorehkan senyum dan mengelus puncak kepala Faelynn, Dia berkata.

“Tidak akan. Kasih sayang Ku akan sama rata. Hal yang sama juga akan Ayah lakukan. Kau bisa melakukan nya kan ? Jangan berbuat hal yang mengancam nyawa seperti beberapa hari silam.”

"Baiklah. Faelynn akan melakukan yang terbaik agar bisa akrab dengan Calista.” Jawab faelynn dengan senyum yang merekah sempurna.

“Anak pintar.”

Saat Jayendra lanjut mengusap-usap puncak kepala Faelynn dengan lembut, Dia tenggelam dan pikirannya.

“HAH! Akrab dengan si ja*lang itu ? Par*setan! Aku harus mengonsumsi ‘penawar racun sementara’ selama sisa hidup Ku untuk mendapat kembali semua Hak Ku sebelum kedatangan Nya. Di tambah lagi Dia sangat licik. Ja*lang itu sangat penuh dengan tipu muslihat. Lihat saja, Aku akan memberinya pelajaran! Ibu sudah mendapatkan kembali kekuasaannya, jadi Kami bisa bergerak dengan bebas. Calista, Kau harus menderita seperti diri Ku!” Cetus Faelynn sambil memberikan seluruh atensi ke arah kereta kuda yang perlahan-lahan semakin jelas dalam penglihatannya.

Seluruh pelayan menunduk hormat menyambut kedatangan Jarrel. Kalau Jayendra langsung memasang senyum lebar saat melhat Calista turun sambil mengulurkan tangan pada Jarrel walau tampak sedikit keraguan.

Tatapan Calista dan Faelynn bertemu. Calista menarik senyum dengan lembut, atensi mereka seolah memberikan perkataan tersirat.

‘Akan Ku buat Kau membayar semuanya, Sialan!’ –Faelynn Lirael Chamberlain, sambil menunjukkan gestur tubuh meremas satu tangan yang tersembunyi.

‘Semua aksi Mu Ku persilahkan. Tolong jangan mengecewakan Ku dengan trik murahan.” –Calista Acheson Chamberlain, sambil merekahkan senyuman di bibir juga iris mata nya. Tak gentar pada ancaman dari seorang Putri Palsu.

...***...

...Hai Guys👋 sekali lagi maaf kemarin nggak update sama sekali. Kemarin Neo demam karena dua Gusi belakang yang bengkak. Hari ini agak mendingan karena udah ke dokter gigi dan udah dapat obat nya. Jadi hari ini Neo berusaha sekuat tenaga untuk up 6 chapter🤩 Anggap aja yang kemarin-kemarin itu Neo utang 4 chapter....

...Kalau Cerita ‘Balas Dendam Celestia’ mungkin dikit lagi baru di up. Waduh, kalau Celestia Neo udah bolong banyak chapter. Kemungkinan besar bakal boom update. Bisa 6 atau 7 chapter🤩 Jadi tolong jangan lupa like ya. Dan untuk orang-orang yang nggak like sama sekali, stop kirim permintaan update🗡️ Jangan nggak tau diri gitu dong. Neo marah banget sama kalian, tau! Minimal like kek. Masa nggak sama sekali😮‍💨 Udah itu aja, untuk Nemud, pembaca yang selalu memberikan like, di persilahkan ke chapter selanjutnya 😚♥️...