"Apa ini? ternyata selama ini kamu selingkuh di belakangku? setelah apa yang aku berikan padamu?"
Fee melempar foto-foto mesra Ronald bersama dengan Dinda, sekretaris pribadinya.
"Aku minta maaf, aku khilaf. Tapi aku tidak bisa melepasnya begitu saja, karena dia sedang hamil anakku?"
Fee tersenyum sinis," apa kamu yakin jika ia hamil anakmu?"
PLAk!
Satu tamparan mendarat di pipi Fee.
"Baiklah, kalau begitu!"
Apakah yang akan di lakukan oleh, Fee pada Ronald dan Dinda?"
Mari kita simak kisah Fee, yang tegar menghadapi permasalahan hidupnya karena di hianati suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Miskin
Fee semakin terpuruk dengan kondisi dirinya. Bahkan ia harus merumahkan asisten rumah tanggamya, sopir, serta security. Bahkan rumah yang saat ini os tinggali juga harus melayang untuk membayar pengacara juga membayar ganti rugi para klien bisnisnya yang sempat menanam saham di perusahaannya.
"Boby, aku harus bagaimana ini? aku sudah benar-benar tidak punya apa-apa lagi. Padahal aku sudah berniat akan buka usaha baru walaupun aku belum tahu akan buka usaha apa? tetapi semua klien bisnisku tidak mau di ajak kompromi. Semua meminta uang ganti rugi secepatnya padaku, hingga aku harus menjual semua aset yang aku miliki."
Kembali lagi Boby tersenyum," Non, janganlah mengatakan tidak punya apa-apa. Non, lupa ya? masih punya harta yang paling berharga yakni buah hati, Non Fee yang sangat cantik ini."
"Non, tinggallah di rumahku untuk sementara waktu. Dan biarkan aku yang bekerja, Non Fee di rumah saja untuk menjaga si kecil."
Fee sama sekali tidak percaya dengan apa yang saat ini sedang ia alami dan bahkan sedang ia dengar. Ia seperti mimpi karena di saat semuanya musnah hilang dan ia tidak punya apa-apa, Boby masih ada di sampingnya. Boby selalu saja memberi suport.
"Bob, aku tidak bisa membayar gajimu lagi. Malah kamu ingin bekerja dan mengizinkanku untuk tinggal di rumahmu? biarkan saja aku hidup di jalanan, kamu tidak usah bersusah payah untuk menolongku. Karena sudah cukup banyak waktumu terbuang sia-sia hanya untukku," ucap Fee dengan tatapan sayu.
"Non Fee, mungkin anda selamanya tidak akan bisa mencintaiku. Tetapi aku selamanya akan ada di samping anda. Aku sudah berjanji di dalam hatiku sendiri. Takkan membiarkan wanita yang aku sayangi menjalani semua masalahnya sendiri. Izinkanlah aku untuk selalu ada di samping anda, bukan sebagai anak buah lagi. Melainkan sebagai seorang sahabat yang akan selalu menemani duka anda," ucap Boby.
Baru kali ini Fee menemui seorang pria seperti Boby. Yang begitu tulus cinta padanya, walaupun Fee sudah jatuh miskin. Bahkan mempunyai seorang anak pula.
"Non Fee, bangkitlah setidaknya demi si cantik. Buktikan pada dunia ini bahwa anda wanita yang sangat kuat dan tidak rapuh. Yakin saja pada Allah, jika ia akan buka jalan untuk anda. Mana Non Fee yang dulu aku kenal orang yang gigih dan tahan banting. Non Fee, nggak usah khawatir. Nanti di rumahku akan ada satu ibu untuk membantu anda merawat si cantik dan juga menemani hari-hari anda di saat aku bekerja."
Fee memicingkan alisnya," ibu?"
"Ya, Non. Aku meminta salah satu ibu pengurus panti asuhan untuk tinggal sementara di rumahku guna membantu anda merawat si cantik. Nanti jika anda sudah bisa mengurus si cantik sendiri, atau sudah terbiasa barulah si ibu kembali ke panti asuhan."
Fee pun pasrah dengan saran yang diberikan oleh Boby. Ia mulai tinggal di rumah Boby bersama, Ibu Nina. Sedangkan Boby mencari pekerjaan untuk dirinya dan juga mencari keberadaan Ronald untuk memberikan surat cerai padanya.
Kini status Ronald dan Fee sudah resmi berpisah dan mereka sudah bukan pasangan suami istri lagi. Fee melahirkan seorang anak perempuan yang ia beri nama, Putri Cahyati. Hari-hari di lalui di rumah Boby.
Boby tidak berhasil menemukan pekerjaan yang layak, hingga ia memutuskan untuk buka usaha kecil-kecilan di depan rumahnya yakni sebuah bengkel motor dengan uang tabungannya.
Tak terasa sudah enam bulan....
Fee dan Putri tinggal di rumah Boby. Dan Fee sudah bisa merawat Putri tanpa bantuan Bu Nina. Bahkan Fee mengizinkan Bu Nina kembali ke panti asuhan.
Hari-hari Fee di lalui bersama dengan Putri dan Boby. Bahkan kerap kali Fee bermain ke panti asuhan.
Hingga suatu hari, Fee harus bersedia menikah dengan Boby karena atas permintaan dari warga setempat dan pak RT yang merasa tidak suka karena mereka tinggal satu atap tanpa adanya suatu ikatan pernikahan.
"Non Fee, aku minta maaf. Gara-gara memintamu tinggal di rumahku, hingga terpaksa kamu menikah denganku."
Namun Fee sama sekali tidak menyesal telah menikah dengan Boby. Walaupun saat ini dirinya sama sekali belum merasakan cinta pada, Boby. Tetapi segala pengorbanan yang telah dilakukan oleh Boby, cukup untuk meyakinkan dirinya bahwa Boby pantad untuk menjadi suaminya.
"Kita sudah menikah, tapi kenapa kamu masih saja memanggilku Non? tolong panggil namaku saja. Dan aku minta maaf ya, belum bisa memberikan hak yang seharusnya aku berikan padamu."
"Aku minta maaf karena...
"Aku tahu kok. Aku tidak memaksakan untuk hal yang satu itu. Justru aku sangat bahagia sekali, karena anda eh kamu bersedia menikah denganku."
Rasa bahagia kini sedang melanda Boby. Karena impiannya yang telah lama menjadi kenyataan. Kini dirinya sudah sah menjadi suami Fee.
Setelah enam bulan Fee menjanda, ia menikah dengan Boby karena desakan para warga dan RT setempat. Tetapi mereka tidak tidur satu ranjang.
Boby lebih memilih tidur di sofa yang ada di dalam kamar tersebut. Dia tidak pernah mengeluhkan akan hal itu. Dia jalani dengan penuh suka cita dan ucapan rasa syukur.
Bahkan dia juga tidak pernah memandang jika Putri bukan darah dagingnya. Hampir setiap malam, di saat Fee nyenyak tidur. Boby yang selalu terjaga untuk mengecek apakah Putri ngompol atau pengen minum susu.
Kasih sayang Boby benar-benar tercurah untuk Fee dan Putri. Bahkan setiap Fee bangun, sudah tersaji makanan.
"Ya Allah, begitu tulus Boby mencintaiku dan anakku. Aku kadang malu, setiap aku bangun sudah tersaji sarapan. Padahal dia sudah lelah di bengkel dan tidurnya juga tidak nyenyak karena tengah malam pasti mengecek Putri. Ya Allah, semoga aku lekas bisa cinta padanya."
Fee sedang asik menatap Boby yang sedang bermain bersama Putri yang sebentar lagi berusia tujuh bulan.
Bahkan Boby sudah membiasakan sejak dini kepada Putri untuk memanggil dirinya ayah.
Fee menghampiri Boby," mas, aku sudah memasak untuk makan sore. Mumpung masih hangat ayo kita makan. Tapi jangan di buli ya, jika hasil masakanmu tidak selezat masakanmu."
Boby tersenyum dan ia sangat senang karena Fee sudah bersedia memanggil dirinya mas tanpa ada rasa canggung lagi. Boby bahkan tidak kecewa pada saat makan hasil masakan Fee yang menurutnya belum selezat masakan dirinya.
"Hem, enak sih. Tapi rasa asin sedikit hhee lain kali kalau menuang garam sedikit demi sedikit," ucap Boby pada saat mencicipi masakan Fee.
Fee penasaran dan ia mencicipinya dan ternyata masakan dirinya sangatlah asin. Ia sangat malu pada Boby, tetapi Boby lagi-lagi memberikan dukungan dan suport.
2X pembakaran rmh & perusahaan
1X penculikan
aneh bgt polisi ga bs ungkap or Bobby yg slm ini lahir sbg penyelidik