Ku Buang Suami Benaluku
Ting tong ting tong ting tong
Suara bel rumah berbunyi, Fee segera melangkah menuju ke arah depan untuk membukakan pintu.
"Maaf, Mbak. Apakah ini benar rumah Mba Fee?" tanya sang kurir.
"Oh Ya, itu saya sendiri pak."
"Ini ada paket untuk anda."
Kurir tersebut memberikan sebuah amplop coklat pada Fee.
Setelah itu dia berlalu pergi tanpa ada banyak kata. Fee penasaran membolak balik paket tersebut untuk mengetahui siapa pengirimnya, akan tetapi tidak ada.
Fee yang masih ada di ambang pintu rumah, segera membuka paket tersebut. Matanya terbelalak pada saat melihat apa isi amplop coklat besar tersebut. Yakni beberapa foto mesra suaminya bersama dengan sekretaris pribadinya.
Dengan sangat marah, ia pun memutuskan untuk segera ke kantor. Meminta penjelasan dari suaminya.
Tap tap tap tap...
Suara langkah high heels Fee memasuki kantor. Semua langsung menunduk tanda hormat padanya. Fee celingukan mencari keberadaan Dinda, sekretaris pribadi suaminya.
Ia menghampiri bagian staf personalia," mbak, Dinda mana ya?"
"Maaf, Non Fee. Hari ini Dinda nggak berangkat, tapi kami tidak tahu alasan jelasnya apa."
"Oh ya sudah, terima kasih ya."
Fee melanjutkan langkahnya lagi menuju ke ruang kerja suaminya. Kehamilannya membuatnya tak bisa mengendalikan amarahnya.
Apa ini? ternyata selama ini kamu selingkuh di belakangku? setelah apa yang aku berikan padamu?"
Fee melempar foto-foto mesra Ronald bersama dengan Dinda, sekretaris pribadinya, ke wajah Ronald.
Ronald begitu kaget pada saat melihat satu foto tersebut ternyata foto dirinya dan Dinda.
"Dari mana kamu dapat semua foto ini?" tanya Ronald merasa heran, karena selama ini dia begitu rapat menyembunyikan perselingkuhannya tersebut.
"Kurir yang telah mengirimkannya. Kamu tega ya, mas? apa kamu nggak melihat, aku sedang hamil anakmu? dan sebentar lagi aku akan melahirkan! kenapa kamu melakukan hal ini padaku hah? apa kurangnya diriku padamu?"
Fee terus saja marah-marah karena dia merasa tidak terima dengan perlakuan suaminya tersebut. Selama ini Fee tidak pernah berkeluh kesah pada saat suaminya tidak bekerja.
Selama pernikahan, dialah yang menjadi tulang punggung, hingga dirinya di nyatakan hamil. Barulah melepaskan tanggung jawab di perusahaan miliknya untuk di pimpin oleh, Ronald.
Padahal umur pernikahan mereka baru seumur jagung. Di umur pernikahan dua tahun, Fee baru di nyatakan hamil. Dan saat ini usia kehamilannya sudah memasuki umur delapan bulan. Fee, tinggal menunggu proses melahirkan satu bulan ke depan.
Setelah cukup lama terdiam, Ronald pun berani berkata," aku minta maaf, aku khilaf. Tapi aku tidak bisa melepasnya begitu saja, karena dia sedang hamil anakku?"
Fee tersenyum sinis," apa kamu yakin jika ia hamil anakmu?"
PLAk!
Satu tamparan mendarat di pipi Fee.
PLAK!
Fee membalas tamparan dari suaminya, hingga Ronald pun marah. Dan tangannya akan menampar lagi, tetapi di tepis oleh, Fee.
"Kenapa, marah? aku hanya membalas tamparan yang kamu berikan padaku, mas. Aku nggak bersalah apapun, kamu berani menamparku!"
Ronald menurunkan tangannya," itu karena kamu kurang ajar padaku! kamu nggak menghargai aku sebagai seorang suami! dan...
"Baiklah, kalau begitu! kamu berani menamparku hanya untuk wanita penggoda itu. Jika saja saat ini aku sedang tidak hamil, sudah aku gugat cerai kamu sekarang juga, mas!"
Fee sengaja memotong perkataan suaminya.
Setelah itu, dia tidak ingin berlama-lama di ruangan tersebut. Ia pun berlalu pergi dari ruangan tersebut.
Tanpa sepengetahuan Ronald, Fee membekukan semua kartu penting yang saat ini ada di tangan Ronald. Dan ia segera mengecek kondisi keuangan kantor, karena ia sangat yakin jika selama ini Ronald pasti menghamburkan uang untuk, Dinda.
"Astagaaa..jadi selama suami saya yang memimpin perusahaan ini, sudah banyak dana yang di keluarkannya tanpa sepengetahuan saya? kenapa kamu tidak mengatakan tentang hal ini? seharusnya kamu melarangnya dan melapor ke saya terlebih dahulu!"
Fee sangat marah pada saat melihat bukti penyelewengan dana tersebut. Sang karyawati hanya bisa tertunduk ketakutan dan meminta maaf," Non Fee, tolong jangan pecat saya... Saya diancam macam-macam oleh Den Ronald jika saya mengadu. Tetapi saya janji, kali ini saya tidak akan bersedia untuk membantunya melakukan kecurangan ini."
Fee tidak tega dengan karyawannya tersebut, karena dia sangat percaya padanya yang sudah bekerja begitu lama, dari perusahaan baru di bangun dari nol.
Hingga Fee memberikan maaf dan memberikan satu kali lagi kesempatan untuknya. Dan mengancam untuk melaporkannya ke aparat kepolisian, jika ia melakukan hal itu kembali.
Kini satu tujuan Fee yakni ke rumah Dinda. Dia pun segera memerintahkan sopir pribadinya untuk segera melajukan mobil ke arah rumah, Dinda.
"Hahahaha...aku kaya. Semua uang ini milikku. Ternyata gampang juga menipu, Mas Ronald. Hanya dengan merayunya, memacarinya dan pada akhirnya aku mendapatkan semua ini. Apalagi jika nanti aku sudah menjadi istrinya, aku akan lebih kaya lagi, hhaaa..."
Selagi tertawa terbahak-bahak, mendadak Dinda terdiam dan bibirnya kelu pada saat melihat siapa yang tiba-tiba ada di hadapannya," Non Fee?"
"Kenapa, kaget? teruslah tertawa sepuasmu selagi kamu bisa tertawa!"
senyum sinis mengembang di bibir Fee, tatapan sadis menatap ke wajah Dinda yang mendadak pias ketakutan.
"Boby, kemasi semua uang itu!"
"Siap, Non!"
Boby sang sopir pribadi, yang merangkap asisten pribadi segera mengemasi semua uang yang berserakan tersebut dan memasukkan ke dalam amplop coklat besar."
"Sekarang kamu geledah kamarnya, dan jika temukan barang berharga lainnya lekas ambil!"
Boby mematuhi atasannya tersebut dan dia menemukan dua kotak besar berisikan perhiasan emas dan juga berlian.
"Heh, semua itu milikku! kembalikan, jangan di ambil!" oceh Dinda.
"Milikmu kamu bilang? kamu boleh merampas suamiku, dan aku akan memberikannya suka rela padamu! tapi tidak dengan hartaku! semua ini milikku!"
"Dan aku bekerja mati-matian untuk mendapatkan semua itu. Dengan seenaknya kamu ingin menguras habis hartaku, lewat suamiku bukan?"
"Oh...apa kamu belum tahu ya? jika pria yang kamu puja itu hanyalah pria miskin yang tak punya apa-apa!"
Setelah mengatakan banyak hal pada, Dinda. Fee berlalu pergi bersama asisten pribadinya tersebut dengan membawa semua harta rampasan milik Fee.
Dinda tak bergeming, dia diam saja. Tak bisa berbuat apa-apa. Hingga pada akhirnya, dia pun segera menelpon, Ronald.
📱" Mas, istrimu tiba-tiba datang merampas semua uang dan perhiasan yang pernah kamu berikan padaku."
📱" Astagaaa.. ya sudah nggak apa-apa. Nanti aku berikan lagi perhiasan yang lebih bagus dari yang di rampas olehnya. Dan aku akan memberikan banyak uang padamu ya."
Dinda percaya saja dengan apa yang barusan di katakan oleh Ronald di dalam panggilan telepon tersebut.
Sementara di dalam mobil, Fee terus saja melamun," aku ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang telah mengirimkan semua foto itu."
"Jika saja tidak ada bukti foto itu, aku sama sekali tidak tahu jika selama ini, Mas Ronald selingkuh."
"Karena aku selalu cek rekaman video CCTV, tetapi tidak ada hal yang mencurigakan sama sekali."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Windarti08
hay Thor... aku mampir 🤗🤗
maaf koreksi dikit, ada yg kurang tepat penempatan kata, "Dengan Ronald" yg diucapkan oleh karyawati. sepertinya kurang tepat aja seorang karyawan memanggil 'Den' untuk atasannya, bukankah lebih pas panggil 'Pak'
'Den' lebih tepat panggilan dari pembantu untuk majikannya🙏👍
2023-05-14
1
SEPTi
aku suka karakter cwe yang kuat 💪💪💪💪 semangat
2023-05-11
1
Yuliana Tunru
good thor awal cerita yg bagus..wanita tangguh dan bermartabat gilas suami dan srlingkuhan x..semangat nulis kisah baru x thorrr
2023-04-02
1