"Sudah pernah tidur dengan laki laki?"
"Sudah Tuan."
Ace menjawab dengan cepat tanpa ragu. Ace berpikir polos bahwa tidur yang dimaksudkan oleh pria itu adalah tidur seperti yang sering dia lakukan dengan adik laki lakinya.
"Siapkan dirimu menjadi pelayanku mulai besok."
Ace sangat senang. Meskipun dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan yang penting bisa membebaskan keluarganya dari kesulitan ekonomi. Dia tidak sadar bahwa pelayan yang dimaksudkan pria itu bukan sekedar pelayan biasa melainkan juga pelayan di ranjang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku menginginkan Kamu
Mama Rina menangis terharu. Dia merasa jika pekerjaan yang didapatkan oleh Ace adalah jawaban dari doa doa yang selalu dia panjatkan selama ini.
"Ssst, jangan menangis ma. Semuanya akan baik baik saja," kata Ace. Melihat sang mama seperti ini. Ace merasa bersalah karena harus berbohong. Tapi mau bagaimana lagi. Untuk mendapatkan pekerjaan halal dengan gaji puluhan juta adalah hal yang mustahil bagi dirinya yang hanya tamatan dari sekolah menengah umum.
"Mbak Ace memang hebat. Mbak tidak malu menjadi pelayan demi kelangsungan hidup kita. Aku berjanji, setelah tamat sekolah. Aku akan mencari pekerjaan untuk membantu beban keluarga Kita," kata Rangga. Keadaan ekonomi keluarga membuat Rangga berpikir dewasa. Selama ini, pria itu juga membantu ekonomi keluarga dengan bekerja di doorsmeer sepulang sekolah. Tapi upahnya yang hanya puluhan ribu tidak bisa mengurangi hutang yang menumpuk pada Pak Hardi.
Ace memeluk dua orang yang disayanginya itu sebelum berpisah. Berat hatinya meninggalkan sang mama tapi demi uang. Ace harus pergi.
"Rangga, titip mama ya. Kalau ada apa apa. Hubungi aku," kata Ace. Rangga menganggukkan kepalanya meskipun dia tidak mempunyai ponsel.
Ace secepatnya harus kembali ke rumah tuan Hans. Hans tidak mengetahui jika dirinya hari ini keluar menemui keluarganya karena Ace hanya minta ijin dari Bibi Santi. Sebelum sang tuan pulang dari kantor. Ace harus sudah berada di rumah itu.
Ace tiba di gerbang rumah tuan Hans ketika jarum jam menunjuk angka Lima sore. Ace mengerutkan keningnya. Mobil Hans sudah terparkir di garasi itu artinya sang tuan sudah berada di dalam rumah.
Ace mempercepat langkahnya. Rumah itu sepi karena memang penghuninya hanya Hans, Bibi Santi dan dirinya. Ace tidak menemukan Hans di ruang tamu dan Ace langsung menuju dapur.
"Bu, tuan Hans sudah pulang?" tanya Ace panik.
"Iya. Baru saja pulang. Bibi juga tidak mengerti. Tidak biasanya tuan Hans pulang secepat ini."
"Apa dia mencari ku bu?" tanya Ace lagi. Bibi Santi menganggukkan kepalanya dan seketika itu juga Ace melemas. Dia takut mendapatkan kemarahan dari tuannya itu karena sudah melanggar peraturan.
"Naik lah ke kamar tuan Hans. Bibi sudah jujur kalau kamu menjumpai keluarga. Jangan mengarang cerita supaya dia tidak akan marah," kata Bibi Santi. Ace menganggukkan kepalanya. Dia menuju ruang tamu. Dia melihat tas kerja tuannya tadi di sofa dan berencana untuk menyimpan tas itu terlebih dahulu ke ruang kerja.
Ace membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum naik ke kamar tuan Hans. Dia tidak ingin Tuan Hans mencium bau keringatnya jika berdekatan dengan laki laki itu. Seperti tadi malam. Ace juga memakai gaun tanpa lengan dan diatas paha yang menampakkan kaki jenjangnya.
Ace membuka pintu kamar Hans secara pelan. Tidak ada sahutan dari dalam kamar ketika dirinya sudah berkali kali mengetuk pintu kamar itu.
Ace melihat pemandangan yang membuat dirinya kasihan. Tuan Hans tertidur di ranjang itu lengkap dengan pakaian kerja dan sepatu yang masih melekat di kakinya.
"Apa dia kelelahan sehingga tertidur dalam keadaan seperti ini?" tanya Ace dalam hati. Wanita itu mendekati ranjang dan memperhatikan sang majikan. Wajah Hans memang terlihat sangat kelelahan dalam keadaan tidur seperti itu.
Dengan pelan, Ace membuka sepatu laki laki itu. Pergerakan tangan Ace di kaki Hans tidak membuat laki laki itu terbangun. Karena tidak ada yang perlu dikerjakan di kamar itu. Akhirnya Ace keluar. Dia kembali menemui Bibi Santi di dapur.
"Bu, tuan Hans sedang tidur. Apa yang harus aku kerjakan?" tanya Ace. Bibi Santi juga bingung. Sangat jarang Hans pulang ke rumah secepat ini.
"Duduk lah dulu Ace. Nanti saja tanyakan sama tuan Hans apa yang harus kamu kerjakan setelah dia bangun nanti. Kalau boleh Bibi menebak. Kamu pasti disuruh memandikan dia."
Bibi Santi tertawa setelah mengatakan hal itu. Pelayan ranjang tuan Hans tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah. Pelayan yang muda khusus untuk memuaskan sang tuan di ranjang.
"Bibi jangan membuat aku takut," kata Ace. Bibi Santi semakin tertawa melihat wajah Ace.
"Bibi, bolehkah aku membuat jus untuk aku sendiri?" tanya Ace. Sebagai penghuni baru di rumah itu. Ace harus meminta ijin terlebih dahulu.
"Silahkan nak. Tuan Hans tidak suka para pelayannya kelaparan. Makan dan minum apa yang bisa dimakan dan diminum di rumah ini."
Bibi Santi sangat terkesan dengan sikap sopan yang ditunjukkan oleh Ace.
"Terima kasih Bibi."
Ace mendekati kulkas. Dia mengamati isi kulkas tersebut. Dan pilihannya jatuh kepada buah jeruk. Dia mengambil beberapa buah jeruk.
"Bibi mau?" tanya Ace. Kini, dia sedang membuat jus jeruk.
"Tidak perlu nak. Tapi kalau kamu bersedia. Tolong buatkan juga jus untuk tuan Hans. Mana tahu dia mau."
"Siap bu."
Baru saja, Bibi Santi dan Ace membicarakan tentang tuan Hans. Suara sang Tuan terdengar dari lantai atas.
"Bibi, apa Ace sudah pulang?" tanya Hans dengan suara yang menggelegar dari lantai atas.
"Sudah Tuan."
"Suruh dia ke atas."
"Baik Tuan."
Ace Naik ke lantai dua dan membawa jus jeruk untuk tuan Hans setelah terlebih dahulu meminum jus miliknya.
"Tuan."
"Masuk."
Meskipun sudah mempersiapkan jawaban atas pelanggarannya hari ini. Ace masih saja takut. Gadis itu melangkah menundukkan kepalanya karena takut dengan tatapan tajam dari tuan Hans.
"Maaf tuan."
"Maaf untuk apa?" tanya Hans dengan menatap wajah Ace dengan lekat.
"Maaf karena aku tadi keluar menjumpai keluargaku," jawab Ace jujur. Hans menatap wajah Ace sebentar kemudian menatap jus jeruk yang ada di tangan Ace.
"Di minum tuan," kata Ace sambil menyodorkan jus jeruk itu kepada Hans.
"Kamu menyogok aku?. Ace menggelengkan kepalanya.
"Tidak tuan."
Hans tidak menolak jus itu. Laki laki itu meraih gelas dan hanya sekali teguk. Jus dalam gelas itu tak bersisa.
Hans menarik tangan Ace mendekat kepada dirinya. Ace terkejut sekaligus gugup. Mereka hampir tidak berjarak dengan tubuh yang saling berhadapan.
"Ace, kamu tahu tanggung jawab mu kan?" tanya Hans sambil mengelus wajah Ace. Ace menganggukkan kepalanya. Tangan Hans turun ke leher Ace hingga mengelus bahunya.
"Ace, aku menginginkan kamu sekarang," kata Hans dengan suara yang serak. Hans menggerakkan tangannya ke punggung Ace 1hingga sampai ke bokongnya.
Ace tiba tiba ketakutan. Wajahnya memutih karena pucat. Sudah berniat akan menyerahkan dirinya pada Hans demi sejumlah uang nyatanya sentuhan Hans di sekujur tubuhnya membuat Ace merasakan ketakutan yang luar biasa. Ace menahan nafas akan sentuhan sang Tuan. Dia masih tetap berdiri di hadapan sang tuan meskipun harinya meronta ingin lari dari hasrat Hans yang terlihat dari sorot mata dan nafasnya yang memburu.
Aku masih setia menunggu 🤧🤧🤧
Update dong kak 🙏🙏🙏
lupain anak2nya hanya gara pelakor