Gita seorang istri yang tidak begitu di anggap keberadaanya oleh sang suami, tapi karena cinta membutakan Gita, hingga akhir di saat ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun Gita yang ingin memberikan kejutan pada sang suami justru ia yang terkejut karena.
tanpa sengaja Gita melihat perselingkuhan sang suami dengan ibu kandungnya sendiri. hari itu ia mendapatkan kado penghianat ganda.
karena shock Gita pergi keluar dan mengalami kecelakaan, disaat itulah ia di nyatakan meninggal tapi tiba tiba tetak jantungnya kembali.
tapi itu bukan Gita yang dulu karena tubuh Gita sudah di masuki oleh seorang ratu penguasa jaman kuno yang mati karena penghianat. dan kini berada di tubuh Gita.
ingin tau kelanjutannya yuk mulai baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah kehadiran Clarissa secara tiba-tiba di butik Ratu Batu, Amanda segera memberi tahu Keira. Namun Keira tidak terkejut—ia sudah menebak Clarissa tak akan menyerah begitu saja. Yang membuatnya penasaran adalah bagaimana wanita itu akan menyerang balik.
Sementara itu, Ares pun tidak tinggal diam. Ia mulai melakukan gerakan diam-diam, membentuk aliansi bayangan dengan investor gelap dan pebisnis oportunis yang merasa terancam oleh kebangkitan Ratu Batu dan pengaruh Rafael Adinata.
Dunia bisnis mulai berguncang lagi.
---
Pertemuan Rahasia Ares dan Clarissa
Sebuah restoran mewah tersembunyi di tengah Jakarta menjadi saksi bisu pertemuan dua orang yang dipersatukan oleh dendam: Ares dan Clarissa.
"Jadi kau kehilangan semuanya," kata Ares sambil meneguk anggurnya.
Clarissa tersenyum sinis. "Dan kau? Kehilangan pamor karena satu nama: Keira."
"Aku tidak butuh pengingat," balas Ares tajam.
"Aku tidak ingin balas dendam murahan," Clarissa melanjutkan. "Aku ingin membuatnya... jatuh. Tapi dari tempat tertingginya."
Ares mengangguk pelan. “Kita mainkan ini lambat dan dalam.”
Mereka menyusun rencana: menyabot reputasi Keira dengan membuat narasi bahwa Ratu Batu dibangun dari pendanaan ilegal, menyusupkan mata-mata ke dalam sistem Ratu Batu, hingga memanfaatkan orang dalam dari masa lalu Keira.
---
Langkah Strategis Keira dan Rafael
Keira dan Rafael duduk di ruang kerja rumah mereka, menatap papan strategi digital. Keira telah memetakan potensi risiko dan Rafael sudah menugaskan tim hukum terbaik untuk mengantisipasi fitnah atau sabotase bisnis.
Namun Rafael menunjukkan sesuatu yang membuat Keira mengernyit.
“Ini... database internal kita. Sudah ada percobaan penyusupan, Kei.”
Keira menoleh cepat. “Sudah sejauh itu?”
“Ya. Aku juga mengendus pergerakan saham dari kelompok yang pernah didanai Ares. Mereka mencoba menjatuhkanmu dari sisi keuangan.”
Keira menarik napas panjang. “Maka kita harus mendahului mereka.”
---
Langkah Mengejutkan: Konferensi Pers Keira
Beberapa hari kemudian, Keira memutuskan mengadakan konferensi pers besar-besaran. Para media penasaran—Keira jarang muncul di hadapan publik sebagai dirinya, bukan sebagai nama di balik Ratu Batu.
Di tengah ruangan penuh kamera dan wartawan, Keira melangkah ke podium dengan gaun putih sederhana namun elegan.
“Saya adalah Keira Alisya Adinata. Pendiri Ratu Batu. Istri dari Rafael Adinata. Dan hari ini, saya ingin menjawab semua pertanyaan... termasuk mengenai tuduhan-tuduhan yang beredar.”
Wartawan mulai melempar pertanyaan.
Keira menjawab semua dengan tenang, membawa bukti audit bersih dari lembaga independen, rekam jejak pengembangan sosial Ratu Batu, dan data keterlibatan perempuan binaan dalam program pelatihan.
Rafael memandangnya dari belakang ruangan, bangga.
“Dan terakhir,” ujar Keira tegas, “bagi mereka yang mencoba menjatuhkan saya—ingatlah satu hal: saya bukan berdiri di sini karena beruntung. Saya bertahan karena saya pernah hancur, dan saya tahu bagaimana membangun kembali dari nol.”
---
Clarissa dan Ares: Terpukul Balik
Melihat konferensi pers itu, Clarissa menghancurkan gelas di tangannya.
“Dia membalikkan semua narasi,” geramnya.
Ares tampak lebih tenang, tapi matanya dingin. “Dia pintar. Tapi permainan belum berakhir.”
“Kalau begitu,” kata Clarissa, “aku akan gunakan cara yang paling klasik. Luka lama.”
---
Malam itu, Keira duduk di balkon rumahnya, memandangi kota dari kejauhan. Rafael datang membawa selimut dan duduk di sampingnya.
“Ada yang aneh dengan ketenangan ini,” ujar Keira pelan.
Rafael menatapnya. “Kau tahu mereka akan membalas.”
Keira mengangguk. “Dan aku akan siap. Tapi untuk malam ini... biarkan aku menikmati momen ini. Bersama kamu.”
Mereka berdua terdiam, hanya ditemani suara angin dan gemerlap cahaya kota. Sementara badai baru sedang menunggu di ujung waktu.
Bersambung
sukses terus thor. . karya mu aku suka👍👍👍👍semangat😇😇💪💪💪