Marissa Lebrina, gadis manis berasal dari satu kota kecil di Bandung. orangtuanya PNS di kota itu. Kehidupan mereka tidak bisa dikatakan miskin juga. Karena untuk ukuran kota kecil, PNS sudah dianggap baik dalam penghasilan.
Icha nama kecilnya. Setelah lulus SMA, Icha berencana untuk melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Bukan tanpa alasan dia memilih kota metropolitan itu. Ada rasa yang harus dia lupakan. Ya, perasaan yang berbeda pada salah satu gurunya di sekolah. Dia harus pergi jauh agar melupakan sosok guru dingin nan tampan itu. Marco Guatalla. Lelaki tampan dengan sejuta pesona yang sudah membuat hari-hari Icha berantakan.
Namun, semua tidak sesuai dengan harapan Icha. Justru Icha harus bertemu dengan Marco di Jakarta. Apakah Icha bisa menata hatinya kembali? Padahal Icha sudah bertekad cukup menyimpan rasa itu dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richie Hirepadja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Baik
"Selamat ya, Marissa... kamu dipilih menjadi salah satu kandidat sekretaris pada perusahan GT corp." Ujar Rektor kampus x. Icha terpana tak percaya.
Ya, setiap ada kebutuhan staf di GT corp, perusahaan itu selalu merekrut mahasiswa-mahasiswi berprestasi menjadi pegawai tetapnya. Hal ini sudah terjadi sejak kampus ini dibangun oleh Leonard Guatalla, pengusaha sukses sepanjang masa asal Amerika keturunan Brazil itu. Ia menikah dengan perempuan Jawa yang cantik jelita dan memilih untuk menetap di Indonesia. Saat ini, cucu laki-lakinya yang mewarisi semua kekayaannya dan menjadi CEO di perusahaan besar itu.
Icha dipanggil untuk menghadap rektor. Dengan sedikit gugup, Icha masuk ke dalam ruangan pemimpin universitas itu. Dalam hati Icha bertanya ada apa ini?
Tak disangka, berita yang didengar Icha membuat ia melongo tak percaya.
"Bapak serius?" Tanya Icha masih tak percaya. Tapi dengan cepat ia tersadar kalau saat ini ia sedang berbicara dengan rektor. "Maaf, pak. Saya hanya kaget. Sekali lagi maaf." Icha menunduk hormat meminta maaf.
"Tidak apa-apa. Saya mengerti. Semua yang saya panggil untuk menyampaikan hal ini juga bereaksi sama seperti kamu. Jadi, saya berharap sekali kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini. Tidak gampang untuk masuk dan bergabung ke perusahaan sekaliber GT corp." Terang rektor panjang lebar. Icha mengangguk paham. Ia tersenyum lebar. Impiannya untuk bekerja sebagai seorang sekretaris sebentar lagi akan terwujud. Ya, walau pun ia masih harus bersaing dengan 5 orang kandidat lainnya. Namun Icha bertekad harus bisa meraih impiannya itu.
"Sekali lagi selamat. Dan kamu silahkan mempersiapkan diri untuk uji kompetensi lusa nanti." Lanjut rektor lagi.
Icha menjabat tangan rektor dan segera pamit. Dengan perasaan bahagia Icha segera mencari Arin. Sahabatnya itu harus tahu tentang berita bagus ini.
"Ariiiiiiin.... aku senang banget." Icha langsung memeluk sahabatnya dengan erat. Arin yang kebingungan mengerutkan keningnya. Ia menjauhkan Icha dari pelukannya dan menatap Icha heran.
"Senang apa sih? Dapet lotre?" Tanya Arin masih heran.
"hiiish... kamu nggak asyik." Icha memukul lengan Arin pelan.
"Tadi aku dipanggil rektor. Katanya aku terpilih menjadi salah satu kandidat sekretaris di GT Corp." Jelas Icha heboh.
"Kamu tau kan, rin... itu impian aku untuk menjadi sekretaris. Tapi yang bikin aku makin senang karena GT corp itu, rin. Gila nggak, coba? Perusahaan sewahid itu." Cerocos Icha tanpa koma. Arin terpana. Sepersekian detik ia masih mencerna penjelasan Icha. Tak lama ia pun langsung memeluk Icha ikut bahagia.
"Waaah... keren kamu, cha. Aku ikut senang." Mereka saling berpelukan. "Kapan uji kompetisinya? Aku mau temani kamu ke GT.Corp. Boleh, kan?" Tanya Arin berharap.
"Boleh dong. Dan kamu emang harus temani aku." Jawab Icha sambil mencolek pipi Arin. Mereka tertawa bersama.
Waktunya pulang ke kostan. Icha dan Arin berpisah di tengah jalan. Mereka memang beda kost, tapi jaraknya tidak jauh. Makanya mereka sering saling mengunjungi atau bergantian menginap di kost masing-masing.
Icha hendak beristrahat sebentar sebelum memasak untuk makan malam. Namun, baru saja ia mau berbaring tiba-tiba terdengar bunyi dering HP. Icha segera meraih HP dan melihat nama si penelpon. Sekilas langsung terlihat senyum di bibir manisnya. Wulan si penelepon itu.
"Haiiiiii... " Sapa Icha panjang saat sudah melihat wajah Wulan di layar HPnya. Mereka sedang videocall rupanya.
"Hai, Neng geulis... Urang kota. Kumaha damang?" Wulan balas menyapa dengan senang.
"Alhamdulillah... damang. Kamu gimana? Sehat? Kuliahnya gimana?" Icha memberondong Wulan dengan beberapa pertanyaan.
Wulan mendelikkan matanya.
"Nanyanya atu-atu, buk!" Canda Wulan. Icha tertawa lepas.
"Sorry... "
"Aku baik, alhamdulillah. Kuliahnya juga aman. Bahkan ada berita baik nih yang mau aku kasih tau ke kamu." Ujar Wulan dengan senyum lebar sambil menaikturunkan alisnya.
Icha hanya mengerutkan keningnya sambil berpikir.
"Apa?" Tanya Icha penasaran.
"Besok jemput aku di stasiun ya. Aku mau ke Jakarta."Seru Wulan yang membuat Icha kaget sekaligus senang.
"Serius besok kamu datang?" Tanya Icha masih penasaran. Wulan langsung mengangguk cepat sambil tersenyum lebar.
"Dalam rangka?" Icha masih penasaran.
"Menurutmu?" Wulan balik bertanya dan membuat Icha langsung masam mukanya. Wulan tertawa lucu.
"Aku diminta untuk mengikuti tes kompetensi di GT Corp bagian devisi keuangan." Jawab Wulan lantang dan menanti apa reaksi Icha, sahabatnya.
Spontan saja Icha langsung membelalakkan matanya.
"Kamu serius?" tanyanya heboh.
"Serius, Icha sayaaaaaang... "Jawab Wulan. Icha langsung menutup mulutnya karena kaget dan tidak percaya. Bagaimana bisa, ia dan sahabatnya diberi kesempatan yang sama untuk masuk dan bergabung di GT Corp yang bonafit itu.
"Kenapa?" Tanya Wulan heran melihat ekspresi Icha.
"Untung kita beda devisi. Kalau nggak kita bisa saingan lusa nanti." Jawab Icha santai. Giliran Wulandari yang mengerutkan keningnya.
"Maksudnya?" Tanya Wulan penasaran. "aaaaaaah... jangan bilang kalau lusa kamu juga ikut tes kompetensi itu?" Belum sempat Icha menjawab Wulan sudah paham maksudnya. "Serius kamu juga ikut tes itu, cha?" Icha hanya tersenyum penuh arti dan menggoda Wulan dengan memainkan alisnya naik turun.
"Alhamdulillah... Aduh, jadi nggak sabar ketemu kamu, cha." Seru Wulan bahagia. "Kamu tes sekretaris?"
"Iya... aku harus bersaing dengan 5 kandidat."
"Nggak papa... harus optimis dong." Wulan menyemangati Icha.
:"Pasti dong... harus semangat." Balas Icha sambil mengepalkan tangannya.
"Aku berharap ini jadi landasan kita untuk berkarier terus ke depannya, cha."Ujar Wulan serius.
"Iya, kamu benar. Semoga aja ya."
"Aku nggak nyangka ternyata kampus kita satu yayasan. Dan kamu tau, cha... beberapa hari yang lalu pemilik yayasan kampus kita berkunjung ke sini." jelas Wulan.
"Oh ya? Mr. LG itu ya?" Tanya Wulan.
"Iya... beliau juga udah berumur sih. Tapi pesonanya tetap gila. Cakep banget. Udah tua aja cakep lho... gimana mudanya ya?" Kata Wulan sambil membayangkan wajah Mr. LG.
Icha tertawa lepas mendengar ocehan Wulan.
" Tapi aneh deh... kenapa harus dipanggil Mr. LG sih?" Tanya Icha penasaran.
"Katanya sih itu singkatan dari namanya. Beliau lebih senang disapa begitu." Jelas Wulan. Icha hanya membulatkan mulutnya tanda mengerti.
"Ya udah... aku off ya. Mau masak untuk makan malam." Pamit Icha.
"Ok deh... besok jangan lupa jemput ya. Nanti aku info lagi."
Icha hanya memberikan jempolnya.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsallam."
sehat slalu....🤲🤲🤲 up yg banyak...🙏👍👍