Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 11 - Aku Akan Melihatnya
Arkan membuang kemejanya dengan asal di atas ranjang, setelahnya menindih tubuh Aleia dengan sangat kasar. Tubuh kecil Aleia nyaris hilang di dalam kuasa tubuh Arkan yang besar. Arkan bahkan mencengkeram kuat kedua tangan gadis ini di atas kepala. Melihat ada lelehan air mata dari kedua matanya.
Arkan tersenyum miring.
"Kenapa menangis? bukannya ini yang kamu inginkan? ha?"
Aleia diam, menahan amarah dan sesak di dalam dada. Perih sekali saat mendengar ucapan Arkan itu. Terlebih Arkan mengatakannya dengan tatapan merendahkan.
"Bukannya kamu sudah biasa melakukan ini? hem? jadi tidak usah bersikap sok polos, bersikaplah layaknya jalaang yang sesungguhnya."
Srak! Arkan merobek baju Aleia, membuat gadis itu menjerit.
Ahk! pekik Aleia, kedua tangannya dengan sigap menutupi dada. Tangisnya jadi semakin nyata.
Sentuhan kasar itu dia terima bertubi-tubi sampai dia tidak lagi memiliki harga diri di mata Arkan. Aleia merasa telah diperlakukan layaknya hewan.
Sumpah, sedikit pun Aleia tidak menyangka jika pernikahannya akan sehancur ini. Dia pikir masih ada sedikit kenangan indah yang mereka punya.
Namun ternyata, Diora benar-benar berhasil merusak semuanya.
Aleia terus menangis, sampai pada saat Arkan mencoba mencabik inti tubuhnya. Tapi, Arkan selalu gagal melakukan itu.
Aleia menangis ...
Sementara Arkan tergugu ...
"Kamu masih perawaan?" tanyanya dengan kedua mata yang melebar. Arkan seperti kehilangan setan di dalam tubuhnya, seketika terdiam dengan pikiran yang beradu.
Kata Diora, Aleia sudah sering melakukan ini. Bukan hanya dengan 1 pria.
Kata Diora, Aleia hanya memanfaatkan persahabatan mereka untuk menutupi hati dirinya yang binaal.
Sementara Aleia tak bisa menjawab apa-apa dan hanya tangisnya yang keluar dengan tersedu.
Arkan mencoba sekali lagi dan saat itu hilang sudah pertahanan Aleia. Untuk pertama kalinya Arkan meraskaan sensasi yang tak pernah dia rasakan pada mendiang sang istri.
Jantung Arkan bergemuruh, nalurinya bergerak lain dari hati.
Malam itu Arkan benar-benar meneguk manisnya sebuah malam pertama.
Namun di ujung permainannya. Arkan melepaskan diri. Dia tidak ingin Aleia hamil anaknya.
Diora mungkin salah tentang Aleia, tapi dengan membuat Diora meninggal tak akan membuat pikiran buruknya berubah.
Tentang benci yang ada di dalam hatinya tetap utuh untuk wanita yang kini tak berdaya di atas ranjang itu.
Setelah puas, Arkan turun dari atas ranjang.
"Besok berhentilah bekerja, ini bukan lagi sebuah kesepakatan. Tapi ini adalah perintah," ucap Arkan dengan kejamnya, tak peduli pada tubuh Aleia yang sudah koyak.
Pria itu bahkan keluar dari dalam kamar ini dengan membanting pintu.
Meninggalkan Aleia yang tenggelam dalam air matanya sendiri.
Pagi datang.
Aleia tidak peduli pada ucapan Arkan semalam. Pagi ini dia akan tetap pergi bekerja.
Arkan duduk lebih dulu di meja makan dan dibuat terkejut dengan penampilan Aleia yang sudah rapi.
Seketika kembali menyulut kemarahan di dalam hatinya.
"Apa kamu tuli?"tanya Arkan, tak peduli jika disana banyak pelayan yang akan memperhatikan mereka. Sebuah pertanyaan yang merupakan sindiran, karena semalam Arkan mengatakan dengan jelas apa keputusannya.
Dan mendengar pertanyaan itu, Aleia lebih dulu meminum segelas susunya, baru menjawab ...
"Apa kamu bodoh? Sampai sejauh mana kamu akan dibodoh-bodohi oleh Diora. Aku akan melihatnya," balas Aleia dengan senyum yang kembali dia ukirkan.
Pertanyaan Arkan semalam masih dia ingat, tentang perawaan. Mendengar itu Aleia sangat yakin, jika Diora pun telah benar-benar merusak harga dirinya di mata Arkan.
"Bik, berikan bekal ku."
"Baik Nyonya."
Dengan senyumnya Aleia pergi dari sana.
"Shiit!" umpat Arkan.
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅