Senandung Cinta Melodi

Cinta datang ke apartemen Melodi sekitar jam sepuluh pagi. Hari ini dia kuliah pagi jam delapan sampai jam sepuluh. Sepulang kuliah dia langsung naik bus menuju apartemen Melodi.

Sesampainya di apartemen alangkah terkejutnya Cinta melihat apartemen Melodi kotor dan berantakan.

"Ya Allah apa yang terjadi di sini kemarin? Apakah apartemen ini kemalingan? Ah tidak mungkin apartemen mewah seperti ini pasti punya sistem keamanan yang kuat" ucal Cinta.

Cinta melihat banyak tisu, pakaian Melodi yang berserakan di sofa seperti jaket dan sepatu. Cinta mulai mengutipnya satu persatu pakaian kotor dan sampah.

Ruang tamu selesai juga dibersihkan akhirnya. Cinta masuk ke kamar Melodi.

"Astaghfirullah.. si Bos baru perang dunia tadi malam" ujar Cinta terkejut.

Cinta terlihat sangat hati - hati dan terkesan jijik melihat apa yang terjadi di kamar Melodi.

"Astaghfirullah... seprai pasti udah jorok. Iiiih jijik aku melihatnya" Cinta langsung membuka seprai tempat tidur Melodi.

Cinta mulai mengutip sampai tisu yang berserakan, alat pengaman Melodi untuk bertempur. Hingga Cinta menemukan ****** ***** wanita di kamar Melodi.

"Astaga.. apa ini? apa gak masuk angin tuh cewek pakai beginian? Gak takut di icip semut iiih... astaghfirullah.. " Cinta tak henti - hentinya istighfar.

Di kamar mandi semua alat mandi Melodi juga berserakan di lantai. Cinta mengutipnya satu persatu. Satu jam kemudian kamar Melodi sudah bersih, rapi dan wangi.

Cinta pindah ke ruang TV. Hanya ruang TV yang terlihat aman tapi Cinta tetap membersihkannya. Setelah itu Cinta berjalan menuju dapur.

Dapur tak kalah berantakan seperti kamar Melodi. Bungkus kopi saset, mie instan dan wajan yang gosong.

"Siapa yang masak? Si Bos atau kuntinya? Gak mungkin si Bos, selama aku bekerja di sini sepertinya dia tidak pernah masak. Kalau si Kunti, ya Allah apa iya ada perempuan gak bisa masak? Bisa gosong begini telurnya dan wajannya. Ya ampuuuun" omel Cinta.

Cinta tak henti ngedumel melihat apa yang terjadi hari ini di apartemen Melodi.

Telur pecah berceceran di lantai, piring kotor di wastafel. Cinta membuka kulkas.

"Astaga... ampun deh. Si Bos kok bisa mau sih ama Kunti kyak gini. Gak bisa jadi istri yang baik nih perempuan kayak gini" umpat Cinta.

Akhirnya Cinta harus kerja keras membersihkan dapur dan meja makan. Jam satu siang Cinta duduk santai di pinggir kolam renang. Kepalanya panas banget dari sejak datang udah emosi melihat apartement Melodi.

Walau sisi lain otaknya memberi peringatan kalau itu adalah hak Melodi karena dia sudah dewasa bebas bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Dan apartement ini juga milik Melodi sendiri dia bebas membawa siapa saja dan melakukan apapun saja di tempat ini.

Tapi sisi lain otak Cinta tetap tidak bisa terima Melodi melakukan perbuatan itu semua. Dia benar - benar marah dan jijik melihat kelakuan Bosnya.

Sejak dulu Cinta di didik Bibik di kampung dengan pendidikan agama yang sangat baik. Menjaga kehormatan wanita dan juga agama.

Saat dia hendak kuliah di Jakarta Bibik dan Mbaknya memberi pesan kepadanya agar menjaga pergaulan jangan sampai terjerumus dalam dosa besar pergaulan bebas.

Baru kali ini rasanya kepala Cinta diajak travelling oleh perbuatan Melodi. Dari barang - barang yang di tinggalkan Bos beserta ceweknya yang Cinta sebut Kunti. Karena gentayangan hanya di saat malam hari.

Otak dan amarah Cinta terkuras hebat. Berulang kali dia menarik nafas panjang untuk melepaskan emosinya. Berulang kali dia mengusap dada untuk beristighfar.

"Astaghfirullah.. astaghfirullah... kenapa harus di depan mataku sih dia melakukannya. Kenapa gak di hotel aja, biar aku tidak memikirkan hal - hal aneh yang mereka lakukan tadi malam. Aku ini masih lugu dan polos dan aku jijik memikirkannya, iiiiih" umpat Cinta.

Karena hari panas dan kepala Cinta juga panas tiba - tiba Cinta mendapatkan ide untuk melakukan sesuatu yang memang sudah lama dia inginkan.

Byuuuur... Cinta lompat ke dalam kolam renang. Dia berenang kesana kemari dengan bebas dan senang. Tiga puluh menit pikirannya sudah tenang.

Baru Cinta tersadar kalau pakaiannya basah dan dia tidak bawa baju ganti.

"Aduuhh... aku jadi lupa kan? Duh gimana ini" tanya Cinta panik.

Cinta melirik jam di ponselnya.

"Piuuuh syukur masih banyak waktu. Mudah - mudahan dengan cara ini bisa kering" ujar Cinta.

Cinta mencari tempat yang panas. Dia menarik kursi santai dan dia tiduran dengan telungkup diatasnya. Kalau menantang matahari Cinta takut wajahnya gosong terbakar panas matahari.

Tanpa sadar Cinta tertidur sambil berjemur. Hingga sekitar jam setengah empat sore Cinta tersentak karena bunyi telepon dari ponselnya.

"Astaghfirullah.. aku ketiduran. Untung aku pakai baju yang gampang kering hari ini. Sudah cukup ini" ucap Cinta.

Cinta mengembalikan kursi santai ke tempat semula dan kembali ke dapur. Dia mengeluarkan bahan makanan dan mulai memasak.

Cinta hanya masak sayur tumis dan ayam goreng. Karena waktunya tinggal sedikit lagi di sini. Tak lupa Cinta menyiapkan dua belas kopi dan memasak nasi di ricecooker.

Setelah semua selesai Cinta bersiap untuk pulang. Tapi sebelum dia pergi tak lupa Cinta meninggalkan jejak.

Bos isi kamar sudah beres, semua sudah bersih dan seprai juga sudah aku ganti. Pakaian Bos sudah aku cuci di loundry tapi maaf benda ini tidak aku ikut sertakan. Aku takut nanti pihak loundry akan bertanya - tanya ini kepunyaan siapa.

Kalau mau anu - anuan di Hotel aja Bos, atau kalau bisa jangan lakukan itu lagi deh Bos. Maaf bukannya saya mau ikut campur sama hidup Bos tapi kasihan hidup Bos tercemar sama Kunti kehidupan. Sayang kan kalau wajah tampan Bos itu harus menyentuh panasnya api neraka.

Sekali lagi maaf ya Bos, bagaimanapun saya ini anak buahnya Bos. Saya kan pengen punya majikan yang tampan luar dalam. Perbaiki hidup Bos, gak baik hidup sepet itu. Sekarang banyak penyakit aneh Bos. Sayang pria setampan Bos kena penyakit berbahaya.

Ttd

Yang penuh Cinta ❤

Cinta meletakkan selembar kertas dan celana dala* Kunti nya si Bos yang sudah dia cuci sebelumnya di atas meja sofa ruang tamu.

Kemudian Cinta meraih tasnya dan pergi meninggalkan apartement Melodi dengan membawa sampah dan pakaian kotor.

Sekitar jam lima sore seperti biasa Wildan dan Melodi sampai di apartement. Alangkah terkejutnya Wildan ketika melihat sesuatu dibawah kertas pesan yang Wildan tebak pasti dari Cinta.

"Kamu membawa Sofia tadi malam ke sini?" tanya Wildan.

"Iya, kenapa kamu bertanya begitu? Bukannya kamu sudah tau?" tanya Melodi balik.

"Lihat ini, Sofia meninggalkan sesuatu? Aku yakin Cinta pasti sangat shock melihat benda beginian makanya isi pesannya seperti ini?" unjutk Wildan.

Melodi merampas kertas yang dipegang Wildan dan membacanya.

"Ciiih anak ini sok polos, sok lugu dan sok baik. Dia siapa? Mau jadi pahlawan kemarin sore? Nasehatin aku sampai seperti ini. Ini hidupku ya terserah aku, gak aku pecat aja dia harusnya sudah bersyukur" ucap Melodi kesal.

Wildan hanya menggeleng - gelengkan kepalanya mendengar ucapan Melodi. Sejak kematian orang tuanya Melodi memang sangat banyak berubah. Termasuk pergaulannya.

Selama ini Wildan memang sering ikut bersamanya tapi bukan untuk menikmati hidup melainkan ingin menjaga Melodi.

Wildan juga sudah sering mengingatkan Melodi untuk membenahi diri dan meninggalkan pergaulan bebasnya dengan para wanita - wanita itu. Wildan ingin Melodi kembali seperti dulu menjadi anak baik.

Entah mengapa kehadiran Cinta beberapa hari bekerja di sini, membuat harapan baru Wildan untuk Melodi. Dia berharap Cinta bisa membawa pengaruh baik dalam hidup Melodi.

Apalagi Cinta terlihat anak baik - baik, pintar dan lucu. Selain cantik, Cinta sepertinya bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Wildan punya rencana lain setelah ini.

.

.

BERSAMBUNG