Sedang di revisi🙏
Arandita adalah gadis berparas cantik dan pintar selain itu arandita juga jago beladiri.
namun pertemuan nya dengan seorang pria membuat hidup nya seperti naik rollercoaster.
akankah kebahagiaan yang arandita dapatkan atau sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Setelah beberapa hari berlalu kini Arandita mulai kembali masuk ke kampus dan langsung di sambut hangat oleh sahabatnya.
"Hay Bestie, bagaimana kabar ibu sekarang?" Tanya Marissa saat mereka sudah berada di mejanya.
"Alhamdulillah ibu sudah baik sekarang."
Marissa hanya mengangguk, "Maaf kemarin aku tidak tahu kalau ibumu masuk ke rumah sakit'' Ucap mar dengan perasaan bersalanya.
"Nggak apa apa kok santai aja'' Sahut Arandita dengan senyuman manisnya.
Setelah mereka mengumpulkan skripsi Arandita pamit pulang lebih dulu, lebih tepatnya ia akan ke perusahaan RA-Group untuk menemui Vino. Dengan menggunakan ojek online yang ia pesan.
Setelah sampai di perusahaan RA-Group Arandita pun masuk dan bertanya kepada sang resepsionis bahwa ia harus bertemu dengan Vino.
Lalu resepsionis itu menelpon Vino dan menyuruhnya untuk pergi ke ruangan
nya, Bagi arandita tempat itu begitu asing ia bingung dimana ruangan Vino berada, lalu ia bertanya kepada salah satu staf dan mengantarkan nya sampai di depan ruangan asisten Vino.
Tok.. tokk. tokk..
"Masuk.'' Arandita pun masuk ke dalam setelah mendapatkan ijin dari Vino.
"kau sudah datang rupanya, ayo ikut denganku untuk bertemu dengan tuan muda Revan'' Ajak Vino, Sedangkan Arandita tak banyak bertanya hanya menuruti perintah vino saja, karena percuma jika dia banyak bertanya hanya akan membuat dirinya kesal dan mengulur waktu saja pikirnya.
"Tuan dia sudah datang" Ucap vino pada pria yang duduk membelakangi mereka.
"Hhmmm, Apa dia pantas Vino''
"Sepertinya nya pantas tuan,'' Ucap vino sedikit gugup.
"Oh ya.. " Lalu pria itu memutar kursi nya menghap pada mereka. Sekilas arandita melihat pada pria itu, namun ia kembali menundukkan kepalanya.
"Apa nya yang pantas Vino gaya fashion nya saja terlalu norak'' Ucap Revan dengan nada mengejeknya.
Arandita merasa sangat kesal pada ucapan pria yang berada di hadapannya, ingin sekali ia menendang dan melemparkan pria ini saat ini juga.
"Tampan sih tapi sayang mulutnya pedas kaya ibu ibu komplek sebelah, sukanya nyinyirin orang terus''
"Kau tenang saja tuan, kita tinggal make over saja semua beres" Ucap Vino meyakinkan Revan.
"Baiklah sekarang kau bawa pergi wanita aneh itu dan dandani dia, penampilan nya membuat mataku sakit saja."
"Apa wanita aneh, belum saja kau merasakan bagaimana rasanya bogem ku mendarat di pipi tampan nya itu,'' kesal Arandita dalam hatinya.
"Ayo ikut aku" Ajak Vino yang langsung membawa Arandita keluar dari ruangan itu dan membawanya keruangan lain.
Kini Vino membawa arandita kesebuah ruangan yang cukup mewah dan berbagai macam gaun sudah tergantung di sana, dan juga makeup artist profesional sudah Vino datangkan sebelum Arandita sampai di kantor RA-Group.
Vino langsung berbicara dengan serius pada sang penata rias, dan langsung di balas acungan jempol oleh pria yang berdandan seperti wanita itu sedikit menggoda Vino.
Kini dua orang wanita membawa Arandita ke ruang ganti dan langsung memoles wajah arandita dengan makeup natural. Setelah beberapa saat kemudian Arandit pun di bawa keluar oleh penata rias itu dan menunjukan hasil karyanya pada Vino.
Dengan dres warna putih yang kontras dengan warna kulitnya dan make up yang natural arandita terlihat lebih segar, cantik dan berkelas.
Vino yang melihat arandita keluar dari ruangan ganti itu pun merasa terpesona dengan kecantikan Arandita, Vino mengucek matanya, dan menetralkan detak jantungnya saat ini. Lalu dia membawa Arandita kembali ke ruangan big bos nya.
Melihat Vino kembali bersama dengan seorang gadis cantik membuat Revan merasa tak percaya dengan apa yang dia lihat di depan nya, gadis tomboy yang dia lihat tadi berubah menjadi seperti bidadari yang turun dari khayangan.
Vino berdehem keras untuk menyadarkan Bosnya yang menatap Arandita dengan penuh kagum. Sedangkan Arandita sedikit tak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan dan sepatu yang begitu tinggi, namun ia hanya diam tak berani protes saat melihat kedua pria yang ada di ruangan itu menatapnya dengan tatapan aneh.
Lanjutkan