NovelToon NovelToon
Pindah Dimensi Membalaskan Dendam Putri Yang Tertindas

Pindah Dimensi Membalaskan Dendam Putri Yang Tertindas

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Dendam Kesumat
Popularitas:36.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: neneng selfia

Ze adalah wanita tanpa hati yang sengaja di asuh sebagai mesin pembunuh. Sejak kecil dia di asuh dan di tempa oleh Robert dengan pelatihan sadis. Dari 100 orang anak wanita yang di culik dan di didik hanya ze, le dan mo yang berhasil selamat dan menjadi an***g penjaga di sekitar Robert. Ya mereka tak lebih dari seekor an***g bagi robert yang bertugas menerkam siapa saja yang tak di sukainya. Mereka di ambil paksa dari orang tua di hapus ingatannya dan di buat jadi tanpa perasaan dan fikiran mereka hanya tau perintah mutlak tuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perampokan

Di kediaman keluarga Gilbert yang tentram dan damai tiba-tiba menjadi kacau dan menegangkan.

Karena, tiba-tiba sekelompok orang asing yang ternyata adalah sekelompok perampok menerobos masuk ke dalam kediaman mereka dan menyekap semua penghuni rumah yang telah berhasil mereka temukan dan tangkap.

Mike gilbert sang kepala keluarga segera menghalau mereka agar anak-anak dan istri terkasihnya dapat memiliki waktu yang cukup untuk bersembunyi agar dapat mengamankan diri.

"Siapa kalian semua? Apa yang kalian inginkan?" tanya Mike.

"Tidak perlu banyak tanya serahkan saja semua harta berharga yang ada di dalam rumah ini dengan suka rela kepada kami jika kau masih ingin dirimu dan seluruh keluarga serta pekerjamu itu selamat." kata salah satu perampok.

"Kalian boleh mengambil semua, apapun itu yang kalian mau ambil silahkan ambil. Tapi, tolong lepaskan kami setelah kalian mengambilnya." tawar Mike.

"Tidak perlu banyak bicara lagi segera tunjukkan saja kepada kami letak dari brangkas utama di dalam rumah ini." Serunya mendorong tubuh Mike dengan ujung senjata yang dia bawa agar melangkah maju.

"Kalian berdua jangan lupa untuk mengikat mereka semua jangan sampai ada yang kabur hingga keluar dan minta bantuan dari luar apa lagi menghubungi polisi. Karena, itu akan sangat merepotkan kita." Perintah pria yang men**ong Mike pada rekannya agar mengamankan para asisten rumah tangga yang ada.

Mike berjalan menuju brangkas yang berada di ruang kerja dan di belakangnya ada 4 orang dari para perampok itu mengikuti sambil men***ngkan sen*ata.

sedang sang istri Astrid saat ini segera membawa putra putrinya menuju lemari tersembunyi di dalam rumahnya. Astrid memberikan hp pada Ze dan memberi instruksi kepada mereka berdua.

"Sayang kalian tenang ya di dalam sini jangan sampai bersuara apapun yang kalian dengar dan apapun yang terjadi jangan keluar dari dalam lemari ini. Oke?" tanya Astrid pada anaknya.

"Ze ingat untuk tetap menjaga dan menemani adikmu Jo. Oke? Kalau kalian sudah tidak mendengar ada suara lagi segera hubungi polisi agar segera kemari dan menolong kalian." Ze dan Jo mengangguk Astrid memeluk dan mencium kening dan pipi kedua anaknya itu untuk yang terakhir kalinya lalu segera menutup pintu lemari dan menyusun kembali beberapa buku di depan pintu masuk lemari itu. Astrid lalu segera menyusul sang suami.

Di depan brangkas yang sudah terbuka lebar itu para perampok segera memindahkan uang dan perhiasan ke dalam tas yang mereka bawa.

Setelah berhasil menguras habis semua uang dan perhiasan dari dalam brangkas milik Mike itu mereka lantas men**bak dada dan perut mike.

Astrid yang menyaksikan dengan matanya sendiri saat sang suami yang dia cintai itu tert**bak sen*ata api dan tersungkur sontak berteriak dan berlari memeluk tubuh sang suami.

"papa...!" serunya.

"hiks hiks jangan meninggalkan mama pa hiks hiks" tangisnya pecah melihat kondisi saminya yang lemah dengan tubuh penuh darah.

"Cantik juga istrinya ini. Boleh juga kita nikmati sebelum kita meng**bisinya hitung-hitung sebagai bonus he he" bisik perampok satu pada rekan di sampingnya.

"Tidak perlu kau banyak bicara lagi ayo kita nikmati segera" ucap perampok satunya sambil menarik tangan Astrid. Mike yang berusaha meraih istrinya diten**ng hingga tersungkur di atas lantai.

"Papa... jangan aku mohon hiks lepaskan aku hiks." pinta Astrid sambil menangis.

Astrid meng**git keras tangan orang yang menariknya agar terlepas dari genggaman tangan pria itu.

"Akh dasar ja****g kurang ajar, plak," perampok itu memaki dan menampar pipi Asrid hingga dia tersungkur ke atas lantai dia menarik rambut Astrid lalu men**ret tubuh Astrid hingga masuk ke dalam kamar.

Astrit terus berteriak minta tolong tapi tak ada yang bisa menolongnya.

"Akh tolong....! jangan aku mohon jangan aku hm mmm" mulutnya kini telah dibungkam dengan mulut salah satu perampok itu.

"srek" baju Astrid di buka paksa hingga sobek.

Mereka berenam bergiliran meng****hi Astrid sehingga di dalam kamar itu hanya terdengar suara teriakan pilu Astrid bersahutan dengan de**han dan er**gan para pria yang meng****hinya itu.

setelah selesai dengan urusan di rumah itu mereka segera meng**bisi semua penghuni rumah termasuk pekerja yang ada di sana.

Dengan tertatih-tatih Astrit bangkit dan bejalan menuju suaminya sambil memegang perutnya yang ber**rah terkena te*bak.

Sampai dia jatuh tersungkur di dekat suaminya dia dan Mike merayap perlahan berusaha saling menggapai hingga menghembuskan napas terakhir dengan jari tangan saling bertaut.

Di dalam tempat persembunyiannya Ze sudah tidak tahan lagi mendengar teriakan ibunya lalu menginstruksikan pada Jo adiknya untuk tetap diam.

"Jo dengarkan kakak!" Bisik Ze pelan.

"Jangan keluar dan jangan bersuara oke?" tanya Ze diangguki oleh adiknya.

"Kakak mau pelgi kemana?" Tanya Jo meraih tangan Ze segera kala Ze akan keluar dari lemari itu.

"Jangan pelgi kak Ze, Jo takut" pintar Jo.

"Kakak hanya sebentar saja oke? Kakak hanya ingin melihat mama sama papa saja. Jo di sini saja kalau sudah tenang telfon nomor ini". ucap Ze sambil menekan nomer di hp yang dipegangnya lalu dia berikan pada Jo. Jo mengangguk, setelah Ze keluar dia memeluk lututnya dan menangis tanpa suara.

Secara perlahan Ze membuka pintu lemari lalu menutup kembali dan merapikan kembali buku di depan pintu lemari itu.

Ze melangkah perlahan ke arah ruang kerja sang ayah.

"Papa... Mama..." teriak Ze syok melihat kondisi papa dan mamanya yang sudah tidak lagi bernyawa.

Dengan segera dia berlari duduk terkulai lemas di sebelah ma**t kedua orang tuanya yang telah terbujur kaku penuh dengan darah.

"Hiks papa... mama... bangun hiks hiks

bangun pa ma hiks Ze takut hiks hiks" tangisnya pecah memanggil manggil mama dan papanya sambil tangannya terus menggocang-goncangkan tubuh orang tuanya.

Ze menangis meraung raung begitu pilu. bagai mana tidak seorang anak usia 11 tahun harus menyaksikan orang tuanya terbujur kaku tak bernyawa dengan darah di mana mana.

"Hap" tiba-tiba saja ada yang mangangkat tubuhnya.

"Lepas.... tolong... lepaskan saya" teriaknya

"Papa mama hiks tolong hiks"

"Diam" bentak pria yang mengangkat Ze lalu memukul tengkuk Ze hingga Ze tidak sadarkan diri.

"Apa yang kau inginkan dari anak sekecil itu huh?" tanya rekannya.

"Lumayan anak ini sangat cantik dan kulitnya putih mulus pasti laku mahal jika kita menjual anak ini." jawabnya.

"Boleh juga idemu itu lumayan untuk jadi tambah-tambah penghasilan kita saat ini." kata temannya lagi.

"Maka dari itu aku menangkapnya bisa laku mahal anak secantik ini " ucapnya penuh semangat.

Setelah itu mereka pergi membawa semua barang hasil rampokan dari rumah Mike beserta Ze yang sudah tidak sadarkan diri dan meninggalkan semua penghuni rumah yang sudah tidak bernyawa lagi kecuali Jo yang bersembunyi di dalam lemari rahasia.

Setelah lama tidak ada suara suara terdengar, sesuai instruksi Ze, Jo segera mendial nomer yang telah diketikkan oleh kakaknya tadi sebelum kakaknya keluar dari dalam lemari meninggalkannya sendiri.

"Halo dengan kantor polisi ada yang bisa kami bantu?" tanya seseorang di seberang sana.

"Halo hiks tolong hiks hiks" tangis Jo mulai pecah.

"Halo nak ada apa mana mamanya nak boleh om bicara sama mamanya?" tanya si penerima telefon di seberang sana.

"Om tolong hiks banyak olang jahat hiks hiks di sini telus ada suala dol dol dol semua olang teliak teliak hiks hiks Jo takut." Jo semakin menangis Jo memang cadel tak bisa menyebut huruf r meski begitu dia anak yang terbilang sangat pandai.

"Di mana alamatnya sayang?" tanya polisi itu berusaha tetap tenang walau sesungguhnya dia kaget mendengar penuturan dari Jo.

"Di lumah kelualga Gilbert om." jawab Jo.

"Keluarga Gilbert? Kamu di mana sayang?" tanya polisi itu lagi.

"Sembunyi di lemali om" jawab Jo sesegukan.

"Oke dengarkan om ya Jo, Jo tenang dulu jangan kemana-mana om segera kesana oke?"

"Iya om"

Setelah itu beberapa mobil polisi datang. Mereka masuk kedalam mencari keberadaan Jo dan mengurus semua jenasah yang ada.

1
Tiwi
m
YuWie
pociiiii jadi manusia ganteng. Ganteng2 phonix
YuWie
ze dtg nyawa melayang bagi para penjahat.
YuWie
rame klo ze dan hui tu bantah2an
YuWie
untung nya transmigrasi yg masuknadalah jiwa yg pintar.
Liza Aly
So sweet
YuWie
karya tahun berapa ini ya..kok aku baru menemukannya
YuWie
semakin seru
YuWie
msh misteri musuh nya telur. Ayah Ze bisa kalah..hebatmen
YuWie
ada wae ya musuhnya
YuWie
sdh selalu ku like
YuWie
semangat kak othor seperti si bucin jin hu
YuWie
lhoo gak ail air suci si Rui
YuWie
pociii pasti imut2 ya
siti hartinah
/Smile/
YuWie
ehh masak gak tertolong yg bener aja..bar dong nanti
YuWie
seru ya..spt bola sang gu kong kah
YuWie
klo tema sama kan biasa..alur cerita dan penulisan beda kan tergantung penulis. sdh semangat aja nulisnya dan terus berkarya walo telat nemunya sdh nanggung sampe sini aku bacanya
YuWie
persaibgan ketat selirrr
YuWie
gak pingsan tuh tangannya ilang beneran?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!