CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Tamparan dari Anggun
Entah kenapa Berlin tiba-tiba merasakan firasat buruk.
"Tolong tinggalkan kami sebentar," ucap Anggun dengan suara yang tegas.
Para penata rias berpandangan satu sama lain lalu menatap Berlin untuk melihat reaksi perempuan itu.
"Keluarlah!" Perintah Berlin yang tentunya tidak ingin percakapan mereka didengar oleh para penata rias itu.
Para penata rias tidak berkomentar apapun, mereka dengan cepat meninggalkan Berlin dan Anggun.
"Kau terkejut?" Anggun berbicara setelah pintu tertutup, menatap Berlin dengan ekspresi penuh kemenangan.
Gertakan gigi dari Berlin langsung terdengar dan dengan kesal dia berkata, "bagaimana kau melakukannya? Di mana kau mencuri barang-barang itu?"
"Heh,,," Anggun tersenyum kecut lalu dia mengeluarkan sebuah catatan kecil dari tasnya dan meletakkannya di atas meja, "aku rasa kau dan ibumu sudah puas bersenang-senang selama ini, jadi mulai hari ini aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku!" Tegas Anggun.
"Jangan harap! Memangnya apa yang bisa kau lakukan?! Tidak ada! Akulah yang memutuskan nasibmu!" Tegas Berlin sebelum akhirnya dia menampar pipinya sendiri.
Plak!
Tamparan itu langsung membuat jejak tangan terukir di wajah Berlin dan dengan cepat Berlin membuka pintu ruang rias dan menjatuhkan dirinya keluar.
Brak!
"Akhh,,, tolong!" Teriak Berlin dalam ketidakberdayaannya.
"Apa yang terjadi?"
"Siapa yang melakukan ini?"
Orang-orang dengan cepat menyelamatkan Berlin, sementara Berlin berpura-pura menjadi korban yang tidak berdaya.
Anggun terpukau dengan akting perempuan di hadapannya, hal seperti inilah yang tidak dimiliki oleh Anggun, jadi saudara tiri yang jahat ini bisa dengan mudah menyingkirkan Anggun.
Tapi untungnya sekarang Anggun yang lama telah menghilang dan sekarang Anggun yang baru telah muncul, dan tidak mungkin kalah begitu saja dari seorang rubah kecil.
Jadi Anggun tetap berdiri dengan tenang, melihat pemandangan di depannya yang dipenuhi sandiwara.
Berlin pun terkejut melihat perubahan Anggun yang begitu luar biasa, bahkan masih tetap tenang dalam situasi seperti itu?
Padahal sebelumnya Anggun adalah gadis yang begitu lemah dan polos, tidak mungkin ekspresinya seperti itu setelah mengetahui dirinya dalam bahaya.
"Dia,,, dia menerobos masuk dan menamparku, hiksss" kata Berlin sambil meneteskan air matanya, memegangi pipinya yang telah bengkak karena ditampar.
"Kau!" Salah seorang staf terkejut, bisa-bisanya ada seseorang yang berani melakukan hal jahat seperti itu pada Anggun yang merupakan putri dari pemilik hotel.
Tetapi ketika orang-orang di sana melihat Anggun, mereka terkejut mendapati bahwa perempuan yang dimaksud oleh Berlin adalah anak kandung pemilik hotel.
"Nona Anggun?" Ucap salah seorang pegawai hotel dalam rasa bingung.
Sekarang harus membela Putri tiri atau Putri kandung pemilik hotel?
Berlin benar-benar kesal melihat orang-orang di sana tampak dilema, tetapi sebelum dia mengatakan sesuatu, seseorang sudah terlebih dahulu datang.
"Apa yang terjadi?" Suara seorang laki-laki berlari menghampiri Berlin.
"Kak Bryan," ucap Berlin langsung merebahkan tubuhnya ke dalam pelukan Bryan dan menangis tersedu-sedu, "hiks,, hiks,,, Aku tidak tahu apa salahku, tiba-tiba kak Anggun datang menamparku dan menganiaya aku," isak Berlin.
"Apa?" Bryan terkejut, setahunya Anggun berada di luar negeri setelah perempuan itu mencampakkan ayahnya yang sakit karena tidak ingin merawat sang ayah, namun sekarang tiba-tiba kembali di hari ulang tahun Berlin dan langsung menganiaya Berlin?
Bryan mengangkat kepalanya, menatap Anggun yang masih berdiri dengan tenang di sana, pria itu cukup terkejut saat melihat penampilan Anggun yang saat ini terlihat luar biasa, sangat berbeda dari Anggun yang sebelum-sebelumnya ia kenal.
Berlin pun terkejut melihat reaksi sesaat Bryan, jelas itu sebuah reaksi kagum.
"Kak Bryan, sakit sekali," kata Berlin kembali menarik perhatian Bryan hingga Bryan kembali menatap Berlin.
"Panggil dokter!" Perintah Bryan pada para staff hotel di sana sebelum akhirnya membawa Berlin ke gendongannya dan hendak pergi dari sana.
Tetapi saat itu Anggun dengan cepat berkata, "tunggu!"
Bryan menghentikan langkahnya dan kembali menatap Anggun dengan ekspresi marah, "apalagi yang kau inginkan? Setelah menelantarkan ayahmu dan juga tunanganmu, sekarang kau ingin menyakiti Berlin?"
Tatapan dingin dari sang mantan tunangan membuat Anggun tersenyum kecut, "kau percaya aku menamparnya?" Tanya Anggun membuat semua orang di sana terkejut.
Kenapa Anggun berkata seperti itu?
"Kak,, kenapa kau..." Berlin kembali terisak digendongan Bryan membuat Bryan semakin marah pada Anggun.
Bryan menatap Anggun dengan tatapan tajam, "hentikan omong kosong mu, memangnya ada orang lain yang akan menampar Berlin? Hanya kau yang akan melakukan hal rendah seperti itu!" Geram Bryan penuh amarah pada Anggun.
Sebuah senyuman muncul di wajah Anggun, dia tahu bahwa selama ini Berlin telah banyak menjebak Anggun dan membuat Anggun terlihat selalu salah dan menjadi wanita jahat di hadapan Bryan, jadi tentu saja pria itu tidak akan mempercayainya.
Meski begitu, Anggun dengan percaya diri berkata, "Jadi kau percaya aku menamparnya? Semua orang bisa melihat bekas tamparan yang ada di wajah Berlin, di pipi kanannya tercetak bekas tangan kanan, tidak mungkin aku menampar pipi kanannya menggunakan tangan kananku 'kan? Hanya ada satu jawaban untuk itu, dia menampar pipinya sendiri!"
Berlin yang mendengar itu langsung menutupi pipi kanannya yang telah lebam.
Bryan pun dengan cepat memperhatikan pipi kanan Berlin, tetapi karena ditutupi oleh tangan kanan Berlin, maka Bryan tidak bisa melihatnya.
Berlin yang cemas pun pun dengan cepat meneteskan air matanya sambil terisak, "Kak Bryan, jangan percaya padanya, tidak mungkin aku melukai diriku sendiri, apalagi hari ini adalah hari ulang tahunku, pestanya akan segera dimulai. Tolong bawa aku pergi dari sini, Aku sangat takut melihat Kak Anggun, Dia mungkin akan menyerangku lagi."
Melihat keadaan Berlin yang tampak sangat menyedihkan, maka mau tak mau hati Bryan tersentuh, pria itu dengan cepat berkata, "jangan khawatir, aku pasti akan melindungi mu."
Bryan hendak pergi dari sana, tetapi kemudian suara Anggun kembali terdengar, "tidakkah aku mendapat kesempatan untuk membersihkan nama baikku dari sebuah fitnahan? Kalian sedih melihat Berlin yang kesakitan, tapi kalian tidak pernah berpikir bagaimana perasaanku setelah difitnah olehnya!"
Diam-diam Berlin menggertakkan giginya mendengar ucapan Anggun, Kenapa Anggun tiba-tiba jadi sangat berubah seperti ini?
Bukankah sebelum-sebelumnya Anggun yang bodoh itu hanya akan meratapi nasibnya dan tidak memiliki pilihan selain terjebak dalam sandiwara yang dimainkan?
Tepat ketika Bryan merasa bahwa apa yang dikatakan Anggun itu benar, seorang perempuan paruh baya muncul, "Apa yang terjadi?" Tanya Agatha yang merupakan ibu kandung Berlin.
"Ibu,,," isakan Berlin semakin menjadi-jadi saat melihat kedatangan ibunya hingga membuat Agatha menjadi semakin kesal.
Perempuan paruh baya itu menatap Bryan, "bawa dia pergi," ucap Agatha lalu memindahkan tatapannya ke arah Anggun.
Agatha sangat terkejut setelah memastikan sendiri apa yang telah diceritakan oleh salah seorang pegawai hotel yang melaporkan kejadian di tempat itu padanya.
Ternyata benar, Anggun berada di sana dalam penampilan yang tak bisa dipercayai oleh akal sehatnya.
Berhari-hari yang lalu dia telah mengurung perempuan itu demi memastikan seluruh persiapan untuk ulang tahun Berlin berjalan dengan lancar, bahkan Bryan juga telah berbicara padanya tentang niat pria itu untuk melamar putrinya di hari ulang tahun Berlin, jadi dia dengan tegas menyuruh pelayan untuk mengurung Anggun di kamarnya.
Dia juga memastikan sendiri bahwa Anggun benar-benar dikurung di sana, namun sekarang sepertinya ada seseorang yang telah berkhianat di kediaman tersebut.
Tetapi lebih dari itu, dari mana Anggun bisa mendapatkan semua barang-barang mewah yang dipakainya?
Maka tanpa aba-aba, Agatha yang kesal melihat Anggun dengan cepat mengangkat tangan kanannya dan mendaratkan sebuah tamparan di pipi Anggun.
Plak!
Anggun menutup matanya, merasakan rasa sakit di pipinya yang terasa membakar dan perih.
Dengan penuh amarah, Agatha berkata, "Berani-beraninya kau menyentuh putriku! Setelah mencampakkan keluargamu, kau datang untuk mengacaukan--"
Plak!
Agatha sangat terkejut ketika Anggun tanpa aba-aba menampar pipinya, bahkan para staf hotel di sana langsung menutup mulut mereka dengan kedua tangan setelah menyaksikan Anggun benar-benar berani menampar perempuan yang sudah resmi menjadi Ibu sambung Anggun.