NovelToon NovelToon
Bodyguardku Kekasihku

Bodyguardku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengawal / Keluarga / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:309
Nilai: 5
Nama Author: kujo monku

Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2 : Ancaman Datang

Kepulangan Kirana disambut maminya yang sudah menunggunya sejak satu jam yang lalu di bandara kota Jogja. Elena sang mami terharu bangga atas apa yang sudah dicapai oleh sang anak dan kembali pulang dengan selamat.

"Bagaimana Paris?" Tanya Elena pada sang anak saat sudah berada di dalam mobil yang mengantar mereka pulang ke rumah.

"Wow, Mami. Penontonnya penuh sekali." Kirana pun menceritakan apa yang dia lakukan di Paris. Akan tetapi, bagian dia yang berkelahi dengan remaja nakal di sana di hari terakhirnya, tidak dia ceritakan.

Asal Kirana tidak tahu saja. Sebenarnya selama ini, kedua orang tua Kirana mengirimkan satu penjagaan anak gadis satu-satunya itu secara diam-diam. Elena dan papinya Kirana sudah mendapatkan laporan apa yang terjadi pada Kirana.

Akan tetapi, kejadian kemarin itu sempat kelewatan karena bodyguard yang harusnya menjaga Kirana mengalami sakit perut, gara-gara salah makan. Mau tidak mau, Kirana harus melawan preman kecil itu sendirian. Suaminya pun marah karena keselamatan sang anak hampir saja jadi taruhannya dan berakhir bodyguard tersebut ditarik kembali ke agensinya. Alister, papinya Kirana tidak ingin lagi menggunakan jasa bodyguard tersebut.

Kini Kirana sudah sampai Jogja dengan selamat dan aman. Rasanya senang sekali Kirana saat sudah berada di rumahnya. Tubuhnya sudah lelah, mengantuk dan lunglai. Sesampainya di kamar pribadinya, Kirana langsung tidur dan berharap saat bangun nanti kondisinya sudah fit kembali.

...****************...

Beberapa hari kemudian,

Di dalam sebuah rumah mewah nan luas yang berada di tengah perkampungan seni kota Jogja, Kirana dan keluarganya tinggal di dalamnya. Rumah tersebut warisan turun temurun dari oma mereka yang kini tinggal di pusat kota Jogja. Rumah mereka juga bersebelahan dengan rumah kecil mami mereka yang kini ditempati keluarga om mereka yang bernama Aryan.

Rumah sekaligus warung kopi itu dulunya dibangun oleh Kakung atau kakeknya Kirana dari pihak maminya. Sampai sekarang warkop itu masih ada dikelola oleh om dan tantenya.

Kakung mereka yang bernama Bagus Notokusuma kini tinggal di lingkungan keraton karena kakung mendapatkan mandat dari sesepuh keraton untuk menjaga warisan leluhur.

Ya, di dalam tubuh Kirana dan kedua adiknya mengalir darah bangsawan dari keluarga maminya. Mereka bertiga juga merupakan anggota keluarga kehormatan yang selalu disebut sultan oleh kebanyakan orang, karena papi mereka merupakan keturunan keluarga Gautama yang old money.

Itulah mengapa karir Kirana seakan mulus dalam mencapai puncak kesuksesan. Selain berbakat, Kirana juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Privilege yang dia miliki tidak main-main besarnya.

Kirana yang masih menikmati masa-masa istirahatnya, tampak bersantai di ruang tengah sambil duduk bersila di atas karpet. Tubuhnya memeluk toples berisi peyek kacang hijau buatan tantenya yang bernama Gladys yang merupakan istri Aryan, adik Elena, maminya Kirana. Peyek bikinin Gladys memang selalu enak dan memang dijual di warkop keluarganya.

"Kak Kiran, ada paket." Arjuna yang baru datang dari luar, masuk ke dalam rumah sambil membawa beberapa tumpukan kotak dan surat.

Arjuna baru saja pulang dari studio seni keluarga mereka. Dia memang sedang libur kuliahnya.

Sekalian masuk rumah, dia mendapati tumpukan paket di tempat biasa. Saat dia cek, ada dua paket atas nama kakaknya. Makanya, saat melihat kakak tercintanya, dia langsung menyerahkannya saja.

"Asyik, paket aku." Seru Kirana saat menerima paket tersebut. "Temenin buka, Jun." Pinta Kirana pada adiknya.

Arjuna pun mengangguk. Kirana membuka paket itu langsung ditemani Arjuna.

Paket pertama, berupa surat. Saat membaca kop depan amplopnya, senyuman lebar menghiasi wajah Kirana yang cantik.

Surat dari kantor pusat agensinya yang ada di Jakarta. Kirana mendapatkan pembaruan kontrak iklan secara fisik dan harus segera dia tanda tangani. Kirana akan mendapatkan jadwal syuting setelah itu.

Paket kedua, berupa kotak medium yang dibungkus dengan koran bekas bertuliskan huruf kanji Jepang. Entah apa isinya, Kirana penasaran.

"Apaan, kak?" Arjuna juga penasaran saat kakaknya mencoba menggoyangkan kotak tersebut. Kirana hanya mengedikkan bahunya saja.

Dari kotaknya saja hanya bertuliskan nama penerima saja tanpa pengirim. Agak berat dan ada bunyi klotak-klotak saat Kirana goyangkan kotak itu.

Saat membukanya, keduanya terkejut dengan isi paket. Kirana langsung melempar kotak tersebut.

Arjuna pun mengambilnya kembali dan mencari tahu apa itu. Ternyata ada bangkai anak kucing yang terlihat dar*hnya masih segar, belum berbau busuk dan juga coretan di kardus bagian dalam yang ditulis dengan dar*h tersebut.

BALERINA BUSUK! TUNGGU KEMATIANMU!

Kirana dan Arjuna saling bertatapan. Keduanya langsung menghubungi kedua orang tuanya dan memanggil penjaga sekaligus orang suruhan keluarganya yang memang sudah ikut bekerja dengan keluarga mereka sangat lama. Keduanya meminta Pak Dirman- namanya, untuk mencari tahu siapa yang menaruh paket itu di dalam box paket.

Entahlah, Kirana tidak ada musuh selama ini. Jangankan musuh, sahabat saja dia tidak punya.

Karena kejadian ini, Kirana begitu syok. Dia pun tampak diam dan terus memikirkan kejadian ini dan siapa yang berniat jahat kepadanya.

Siapa dia?  Siapa yang berani mengancam dan mengusik Kirana?

...****************...

Terdengar suara perdebatan di dalam rumah antara Kirana dan Elena, maminya. Hal itu berkaitan dengan kasus yang dialami Kirana akhir-akhir ini.

"Kiran, ini demi kebaikan kamu." Bujuk Elena pada sang anak yang sudah prengat-prengut duduk di ujung sofa ruang keluarga di rumah mereka.

Menjadi anak perempuan satu-satunya terkadang membuat Kirana agak keras kepala, meski usianya sudah diangka 3. Dia terkadang merasa risih dengan proteksi yang diberikan keluarga untuknya.

"Papi juga tidak bisa dibantah kali ini." Tegas Alister yang baru saja sampai rumah, pulang bekerja dan melihat kedua perempuannya sedang berdebat.

Setelah satu kejadian paket ancaman itu datang, hampir setiap hari ada paket dan surat-surat ancaman lain berdatangan ke rumah Kirana. Para orang tua sangat mencemaskan kondisi fisik dan mental Kirana. Mereka juga sudah mencari tahu siapa pengirimnya, tetapi nihil. Semua kurir yang datang, tidak ada yang bisa mereka curigai. Entahlah, tetapi firasat orang tua Kirana tidak bisa diabaikan. Sepertinya, ada yang tidak menyukai kesuksesan sang anak dalam dunia balet.

Itulah mengapa, Elena dan Alister sepakat akan memberikan bodyguard yang bisa menjaga anaknya selama 24 jam. Kalau biasanya diam-diam, dan hanya satu bodyguard, mungkin sekarang ada tiga bodyguard yang akan menjaga Kirana secara terang-terangan.

Satu bodyguard perempuan dan dua bodyguard pria.

Mendengar hal itu, Kirana kesal sekali. Satu saja dia rasanya tidak bebas, apalagi sekarang tiga?

Hidupnya tidak akan seleluasa biasanya dalam  menjalani hari. Kirana yang suka kebebasan, mana betah hidupnya diawasi 24 jam.

"Mi, Pi, gak usah lebay deh. Kiran tahu, Mami dan Papi khawatir, tapi 3 bodyguard? Yang bener aja?" Protes Kirana.

Kirana yang duduk di sudut paling pojok ruang keluarga mereka, terlihat kesal tetapi dia mencoba menahannya. Makanya, dia tetap membantah keinginan kedua orang tuanya itu dengan penuh kesabaran.

Alister memilih duduk di sebelah sang istri. Dia tatap tajam anak sulungnya itu, lalu mengingat kejadian beberapa hari belakangan.

Keesokan harinya setelah paket pertama, Kirana kembali mendapatkan surat. Kali ini berupa amplop biasa, tetapi isi surat dalam amplop itu bukan yang biasa. Tulisan pada surat itu lagi-lagi menggunakan tinta dar*h dengan tulisan—

KARIR LO HANCUR! DASAR PERAWAN TUA MAMPUS!  

Lalu, kemarin juga datang lagi. Bukan paket berupa kotak atau surat, tetapi karangan bunga. Ada kurir bunga yang mengantarkan satu buket bunga mawar merah menyala untuk anak gadisnya. Kata kurir, pengirimnya memesan melalui online atas nama penggemar sang anak. Tidak ada yang mencurigakan, hingga-

"AAARRRGGGH!"

Malamnya, Kirana harus merasakan sakit karena jarinya tertusuk duri mawar yang ternyata masih ada dibagian tangkai bawah- tertutup oleh kertas yang membungkusnya, saat membongkar buket bunga tersebut. Anak gadis Alister tersebut awalnya berniat menaruh bunga mawar tersebut di vas bunga yang ada di dalam kamar.

Saat dihubungi pihak floristnya, pengirim mengatakan jika penerima menyukai hal tersebut. Padahal pihak florist sudah melarang dan mewanti-wantinya. Alister pun mendapatkan kontak pengirim setelah mengancam pihak florist. Lalu, saat mereka hubungi dan lacak, ternyata kontak tersebut hanya kontak sekali pakai dan tidak bisa terlacak lagi.

"Kak, kamu anak perempuan kami satu-satunya. Kami akan sangat menyesal sekali kalau terjadi apa-apa sama kamu. Papi orang pertama yang bakal menyalahkan diri karena gak bisa jaga anak gadis Papi dengan baik."

Kirana termangu menatap kedua orang tuanya tersebut. Dia merasa bersalah karena selama ini, dia hanya memikirkan kebebasannya sendiri, tanpa memikirkan kekhawatiran kedua orang tuanya m, yang mungkin saja selalu mereka pendam. Elena dan Alister memang tidak ingin membuat anaknya risau dengan perasaan mereka.

"Huh," Kirana menghembuskan nafasnya dengan keras. Dia pun duduk tegak dan mengangguk seraya berkata, "Baik, Kiran mau ada bodyguard, tapi-"

"Tapi apa sayang?" Tanya Alister yang masih bersikap datar.

"Katakan saja, Kak. Kami akan coba penuhi syaratnya." Elena tampak antusias.

"Bodyguardnya Kirana yang memilih sendiri. Iya atau tidak sama sekali!" Tegas Kirana.

Tentu saja Alister dan Elena mengiyakan permintaan sang anak. Bahkan sore nanti, Alister akan memanggil beberapa kandidat yang siap bekerja di bawa perintahnya dan Kirana tentu saja.

***

1
dziyyo
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
kujo monku: udah update ya kak .... 🩷
total 1 replies
Melanie
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
kujo monku: hari ini up sore yaaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!