Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 2
Naima berdiri di depan sebuah rumah yang sudah sering dia datangi dulu bersama dengan Arga. Rumah kedua orang tua Arga. Naima cukup lama berdiri di depan rumah itu sebelum pada akhirnya memutuskan untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam halaman rumah kedua orang tua Arga . Setelah memenangkan dirinya beberapa saat karena kejadian tadi yang membuat dia masih syok.
Naima akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah kedua orang tua Arga untuk menanyakan apakah mereka juga tahu atau tidak dengan perselingkuhan Arga juga wanita itu. Ternyata disana juga ada sebuah mobil terparkir. Apa itu adalah mobil yang di berikan perusahaan sebagai fasilitas untuk Arga yang baru naik jabatan sebelum mereka menikah? Ah jika benar bahkan dia tak pernah duduk di dalam mobil bagus seperti itu. Selama ini hanya naik motor bersama dengan Arga. Bahkan dia pulang dan pergi ke stasiun harus menggunakan ojek online.
Naima menarik napas panjang. Sebelum dia benar-benar mengetuk pintu rumah kedua orang tua Arga yang sedikit terbuka. Naima mengurungkan niatnya untuk mengetik pintu dan memilih untuk menguping. Walau dia tau jika hal ini salah.
"Ya ampun Nak Gisel, ini banyak sekali makanan dan oleh-oleh yang di bawa untuk kami semua," itu adalah suara Bu Sari, ibu dari Arga.
Tangan Naima dengan gemetar menutup mulutnya agar tidak ketahuan karena rasanya dia ingin berteriak saat itu juga.
"Iya nih kak Gisel. Makasih ya sudah memberikan aku hadiah yang mahal seperti ini. Untuk kami pakai besok malam dalam Acara lamaran Kak Gisel dan Kak Arga,"kali ini suara Alika, adik Arga yang terdengar begitu manja.
"Jadi keluarga Mas Arga sudah tau perselingkuhan itu. Dan bahkan mendukungnya hanya karena wanita yang bernama Gisel itu lebih kaya? Padahal dulu aku menganggap Bu Sari adalah wanita yang sangat baik, calon ibu mertua idaman. Tapi ternyata,"ucap Naima pelan.
"Bagaimana dengan pernikahan kamu dan Naima? Harusnya kita segera datang kepada keluarga Naima untuk membatalkan pernikahan itu. Apalagi pernikahan kalian tinggal satu Minggu lagi Arga. Jangan sampai kerena hal itu Papanya Gisel tidak menerima lamaran kamu untuk anaknya,"tanya Pak Riyadi yang di angguki oleh Gisel.
Wanita itu dari beberapa waktu lalu meminta Arga untuk segera memutuskan Naima. Tapi entah apa yang ada dalam fikiran Arga karena selalu ada alasan yang dia gunakan untuk mengulur waktu mengatakan kepada Naima.
"Aku akan menunggu Naima pulang dan berbicara langsung kepada dia. Dia mengatakan akan pulang tiga hari sebelum hari pernikahan kami,"jawab Arga.
"Aku dengar dari teman aku yang rumahnya bersebelahan dengan Mbak Naima. Kalau dia sudah datang tadi pagi,"jawab Alika.
"Masa? Teman kamu slah lihat kali? Buktinya Naima belum memberi tahu mas kalau dia sudah pulang. Kita tau sendiri, kalau Naima datang dari luar kota, dia pasti akan langsung datang ke rumah ini. Daan bercerita banyak hal mengenai pekerjaan dia!"jawab Arga yang tak percaya.
"Iya, bekerja jadi butuh pabrik saja bangga. mana dia cuma lulusan sekolah menengah Atas. Kamu dan dia sudah tidak selevel. Apalagi kamu sekarang dengan jabatan wakil manager. Kalau menikah dengan Gisel, jabatan kamu sebagai menantu keluarganya Gisel maka akan naik juga kan. Lebih baik kamu segera pastikan jika memang Naima benar-benar sudah pulang atau belum. Dan segera putuskan dia! Jangan lagi kamu tunda-tunda!"ujar Bu Sari.
"Iya Bu, lagi pula aku memang tidak terlalu cinta kepada Naima. Hanya kasihan saja sama dia yang selalu mengejar-ngejar aku,"bohong Arga agar membuat hati Gisel senang.
Dan benar saja hal itu membuat Gisel tersenyum bahagia. Setelahnya mereka kembali mengobrol dengan pembicaraan yang begitu menyakitkan hati Naima. Dia benar-benar Tidka menyangka dengan semua yang dia lihat dan dengar sendiri. Ternyata selama ini mereka tak sebaik yang Naima kira.
"Astaghfirullah, sakit dan sesak sekali ya Allah. Aku tidak mengira jika ternyata mereka semua seperti ini. Aku bersyukur karena memang engkau membukakan sifat asli mereka kepada hamba sebelum terlanjur menikah. Tapi tetap saja rasanya sakit. Dua tahun pengorbanan aku untuk mereka ternyata sia-sia dan kalah dari anak perempuan pemilik perusahaan itu,"ujar Naima yang sudah berlari dari depan rumah orang tua Arga.
Dia duduk di bangku taman yang tak jauh dari sana. kembali menangis meluapkan rasa sakit dan sesak di dalam hatinya. Kenyataan pahit yang dia terima rasanya membuat dunia dia terasa gelap. Bayangan akan berumah tangga dengan pria yang baik dan menyayangi dia hilang dan hancur sudah bersama dengan kenyataan pahit yang dia terima.
Setelah beberapa saat menangis dan melupakan rasa sedihnya, Naima berjalan kembali pulang ke rumahnya. Kini dia harus mempersiapkan diri untuk mengatakan semua kepada kedua orang tuanya. Pasti mereka juga akan merasakan kecewa dan hancur seperti yang dia rasakan. Tapi ini adalah kenyataan hidup yang harus mereka terima dan jalani.
Ponsel Naima berbunyi. Ternyata Arga menghubunginya. Tapi Naima merasa malas untuk menerima panggilan dari pria itu. Dia mengabaikan penggilan Arga. Seperti yang selalu Arga lakukan kepadanya. Biasanya dia akan selalu senang saat Arga menghubunginya terlebih dahulu walau tak jauh-jauh dari membicarakan keluh kesah masalah uang. yang ujung-ujungnya minta di kirim dulu dan dengan dalih gajian di ganti. Tapi sampai sekarang tidak ada sepeserpun uang di ganti oleh Arga.
Pesan berderet masuk ke ponsel Naima. Pesan dari Arga yang menanyakan apakah benar dia sudah pulang atau belum. Sepertinya Arga memang penasaran dengan info yang di katakan oleh adiknya. Jika Naima sudah pulang. Naima tak pula membalas pesan Arga. Padahal sebelumnya juga Naima.
Naima hanya tersenyum hambar melihat deretan pesan dari Arga yang seolah tak sabar mendapat balasan dari dia. Setelah tak mendapat balasan pesan kemudian muncul lagi panggilan dari Arga. Naima biarkan begitu saja sampai panggilan mati sendiri. Dan setelahnya tak ada lagi pesan atau penggilan yang masuk. Mungkin karena Arga kembali bersama dengan wanita itu. Atau mungkin mengantarkan wanita bernama Gisel. Entahlah dia tak peduli lagi. karena yang ada sekarang padanya adalah rasa benci dan marah kepada Arga.
"Bismillah, kuatkan hati kelurga hamba untuk menerima kenyataan yang akan hamba katakan ini ya Allah, walau kenyataan ini pedih. Tapi harus aku katakan, tak ada pilihan jika memang aku harus membatalkan pernikahan dan semua uang tabunganku tak bisa kembali. Malu jadi bahan gunjingan tetangga tak masalah, daripada haru tersiksa bersama dengan pria seperti Arga. Pria yang tidak setia.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰