Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.
Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.
Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.
Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?
Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?
Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Xander
"Silahkan masuk miss Julia."
Julia mengangguk saat di persilahkan masuk oleh lelaki, yang setia mengawalnya hingga ke ruangan Xander Jackson.
Ia melangkah dan berjalan menuju lelaki, yang saat ini terlihat sedang berdiri di dinding ruangannya yang berlapis kaca. Julia jelas tahu jika kaca itu adalah kaca temaram yang bisa mencakup semua danceflor di klub malam ini.
Lelaki itu bahkan bisa memperhatikan Julia setiap kali perform di sana. Melihat lautan manusia, yang menikmati hingar bingar kehidupan malam di klub tersebut. Dan semua orang tidak akan tahu jika kebebasan mereka, nyatanya selalu di perhatikan dan di awasi oleh sang pemilik.
Mungkin mereka juga tahu. Tapi memilih mengabaikan dan memusingkan hal itu. Semua orang lebih sibuk menikmati malam mereka dengan bersenang - senang dengan menari, wanita dan alkohol.
Hal yang lumrah yang tersedia di klub malam bukan?
"Pak Xander?"
Panggilan suara Julia, menyentak perhatian seorang lelaki tampan nan penuh misteri itu. Lelaki itu berbalik dan memperhatikan Julia yang telah tiba di ruangannya. Ia menghela nafas sebelum melangkah menuju kursinya.
"Duduklah Julia." Xander mempersilahkan Julia duduk di kursi yang berseberangan dengan mejanya.
"Terimakasih pak."
Julia mengangguk dan segera duduk seperti perintah lelaki itu. Ia menyandarkan tubuhnya dan menatap Xander. Memperhatikan lelaki itu dengan sorot serius, menunggu pembicaraan dari Xander.
"Aku mendengar jika ibumu sedang di rawat di rumah sakit." Xander akhirnya bersuara terlebih dahulu.
"Iya pak."
Julia menjawab singkat. Meski ia sempat tersentak karena Xander mengetahui hal ini.
"Bagaimana kondisinya sekarang?" Xander kembali bertanya.
"Sudah lumayan lebih baik pak. Dan mungkin dua hari lagi akan pulang dari rumah sakit." Julia menjelaskan.
"Kalau begitu kamu harus menemani ibumu hingga ia keluar dari rumah sakit Julia."
Julia kembali tersentak mendengar ucapan itu. Ia menatap pemilik klub itu dengan sorot yang mulai ragu.
Dengan menautkan kedua jemarinya, Julia berusaha menguatkan diri. Berharap jika perkiraannya tidak terjadi.
Menjadi penyanyi di klub malam ini adalah pekerjaan yang memberikan ia penghasilan yang sangat besar. Ia bisa menghidupi ibu dan kedua adik kembarnya dari pekerjaan ini.
Ia harus tampil menyanyi di rempat ini dua kali dalam seminggu. Rabu dan sabtu. Dan ia akan di beri penghasilan sebanyak 15 juta setiap bulannya.
Sebuah nominal yang sangat berarti baginya dan keluarga. Ia bisa menyekolahkan kedua adiknya. Dan ia juga bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka, meski harus pas - pasan.
Dan yang terutama dari itu semua. Ia bisa menjaga mamanya yang sakit asma. Juga membantu mamanya membuat beberapa kue, untuk di antarkan pada sebuah bakery yang menjadi langganan kue mamanya.
Bakery yang banyak diminati oleh orang di sekitar mereka. Namun tidak ada yang tahu jika kue itu adalah olahan mamanya dna juga Julia.
Jadi jika ia kehilangan pekerjaan ini, ia akan bingung harus mencari pekerjaan dimana. Yang bisa membuat ia bekerja sedikit dengan gaji lumayan. Dan yang membuatnya bisa sekalian menjaga mamanya.
Julia mulai khawatir soal itu.
"Apa saya di pecat pak?" Julia memberanikan diri bertanya.
Mata Xander membola mendengar pertanyaan itu.
"Tolong jangan pecat saya pak. Saya akan lebih giat lagi memberikan penampilan terbaik saya." Julia menatap Xander sedikit memelas.
"Saya pasti akan lebih baik lagi sata menyanyi dan menghibur para pelanggan di klub ini." Julia juga menjanjikan.
"Bukan itu maksud saya Julia." Xander tersenyum kecil melihat kepanikan itu.
Ia tahu jika pekerjaan ini saat besar artinya bagi Julia. Wanita itu sangat totalitas dengan setiap lagu yabg ia nyanyikan.
Suaranya yang merdu dengan kemampuannya ngedance memberikan point plus di setiap penampilannya. Bahkan semua pelangganya selalu merasa puas dan terhibur dengan penampilan Julia.
Mereka bahkan rela membayar lebih dan memberikan bonus untuk Julia. Dan ia selalu memberikan bonus itu untuk Julia.
Sebagai wanita muda yang di tinggalkan sang ayah untuk selamanya. Julia di paksa dewasa oleh keadaan. Ibunya yang sakit - sakitan. Dengan kedua adik kembarnya yang masih sekolah.
Julia terpaksa harus mengubur impiannya untuk ikut trainee, di sebuah agensi yang menerbitkan seorang penyanyi. Ia rela menjadi penyanyi di sebuah klub malam demi bayaran mahal untuk menghidupi keluarganya.
Semua aset keluarganya habis terjual demi perawatan ibunya yang saat itu memerlukan biaya yang banyak.
Saat itulah Julia bertemu dengan Xander di sebuah rumah sakit. Lelaki itu menawarkan sebuah pekerjaan di klub malam miliknya. Menjadi seorang penyanyi dna akan di bayar mahal.
Julia saat itu yang sangat bingung harus mendapatkan dana untuk menambah biaya pengobatan ibunya, seketika setuju dengan tawaran itu. Ia hanya meminta syarat dari Xander, jika hanya akan menyanyi. Ia tidak akan melayani seorang lelakipun di tempat itu.
Hal yang di setujui Xander dan membuatnya merasa bersyukur saat itu. Karena itu ia tidak mempedulikan cap buruk yang di berikan oleh orang lain, yang mengetahui jika ia menjadi penyanyi di sebuah klub malam.
Menurut Julia ia bekerja dengan baik. Dan tidak melakukan sesuatu yang buruk.
"Saya hanya bermaksud memberikanmu libur untuk merawat ibumu. Kamu tidak mungkin saya pecat begitu saja." Xander menjawab dengan sedikit kekehan.
Hei!
Julia adalah salah satu aset berharganya di klub malam ini. Jika di tempat lain klub malam selalu dihiasi oleh musik dj.
Maka di klub malam miliknya, ia memiliki penyanyi yang menghibur para pelanggannya di hari Rabu dan Sabtu malam. Sedangkan hari lainnya sama seperti klub malam lainnya, dengan musik Dj yang khas sebagai penghibur di sebuah klub.
Keistimewaan yang membuat para pelanggannya merasa terhibur. Dan keberadaan Julia serta penampilannya saat bernyanyi menjadi angin segar bagi mereka.
Semua pelanggannya sangat menyukai kelebihan klub malam miliknya ini. Dan tentu saja hal itu memerikan pundi - pundi uang yang semakin banyak memasuki rekeningnya.
"Maksudnya gimana ya pak?" Julia jelas bingung dengan maksud bossnya ini.
"Untuk hari Rabu nanti, kamu di beri cuti. Demi kesembuhan ibumu." xander menjelaskan maksudnya.
"Tapi kamu harus memberikan penampilan terbaikmu Sabtu depan. Dengan jam kerjamu yang di tambah satu jam lagi. Kamu harus tampil selama dua jam setengah dan menghibur para pelanggan di klub malam ini." Xander memberitahukan kompensasi yang harus Julia lakukan.
"Benarkah?"
Julia seketika sumringah mendengar perkataan bossnya itu. Dengan cuti hari Rabu nanti, ia bisa menemani mamanya di rumah. Memastikan wanita kesayangannya itu sembuh sebelum ia tinggal untuk Sabtu depan.
Dengan begini ia bisa fokus untuk kesembuhan mamanya. Tanpa harus khawatir seperti sekarang, di saat ia harus bekerja dan meninggalkan mamanya.
"Terimakasih pak."
Julia langsung berdiri dan tersenyum cerah, melihat anggukan dari bossnya itu. Ia menunduk sekali dan kembali mengucapkan rasa terimakasihnya.
Julia merasa beban di pundaknya terasa ringan. Menatap bossnya dengan wajah sumringah.
"Terimalah." Xander mengulurkan sebuah amplop untuk Julia.
"Apa ini pak?" Julia bertanya meski ia menerima amplop itu.
"Gunakan itu sebagai tambahan untuk biaya pengobatan ibumu."
Julia terdiam mendengar ucapan Xander. Ia dengan cepat membuka amplop itu. Matanya melotot dan nanar mendapati amplop itu berisi beberapa lembar uang. Dalam setiap ikatan yang menandakan 1 juta. Dengan total 10 ikatan. 10 juta! Julia menatap Xander merasa bingung.
"Itu bonusmu malam ini. Mereka sangat puas dengan penampilanmu malam ini. Manfaatkan dengan baik." Xander kembali mengingatkan.
"Tapi ini terlalu banyak pak."
Julia tidak percaya dengan jumlah bonus itu. Biasanya ia mendapatkan bonus tambahan di setiap penampilannya, pali banyak 5 juta setiap ia tampil.
"Seperti yang saya katakan. Mereka sangat puas. Karena itu kamu mendapatkan bonus yang lebih banyak. Jadi kamu bisa memanfaatkan itu untuk biaya dan obat ibumu." Xander kembali bersuara.
'Tes!'
Air mata Julia mengalir dengan tangan yang memegang amplop itu lebih kuat. Sungguh lelaki ini sangat baik telah membantunya selama ini.
"Terimakasih pak. Saya sungguh sangat beruntung bisa bertemu dan bekerja pada pak Xander."
Julia mengucapkan terimakasih dan mengusap air matanya yang mengalir. Sekali lagi ia menunduk dan mengucapkan terimakasih, sebelum keluar dari ruangan Xander.
"Kamu juga akan senang kan Hana?"
Xander bergumam dengan suara lirih, setelah kepergian Julia dari ruangannya. Tatapan matanya masih menatap pintu ruangannya. Dimana keberadaan Julia yang baru saja menghilang.
...........................
jadi strong woman Thor