NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIA TAK SEPERTI BIASANYA

Dalam cahaya remang, Thalia melangkah menaiki anak tangga dengan perlahan. Di tangannya terdapat segelas cokelat hangat dan sepiring soft cookies yang baru saja ia buat. Malam ini akan menjadi malam panjang untuknya. Matanya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengantuk.

Rencananya malam ini ia akan mencoba membuat menu baru untuk toko roti ibunya. Sudah lama ia tidak mencoret-coret kertas membedah menu-menu unik untuk mengembangkan toko roti itu.

Kamarnya berada di lantai dua. Tidak berada jauh dari kamar Bhumi. Terpisah dengan ruang kerja Bhumi dan space kosong yang hanya terdapat perpustakaan mini.

Saat ia melewati ruang kerja Bhumi, matanya tidak sengaja melihat ruangan setengah terbuka tersebut masih terang. Artinya Bhumi masih berada di ruangan tersebut.

Awalnya Thalia tidak peduli, hingga tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka sempurna. Menampilkan sosok Bhumi yang masih memakai kacamata baca dengan setelan jubah tidur.

"Tidak bisa tidur?" Suara berat itu menyapa pendengaran Thalia.

Thalia berhenti melangkah. Menoleh ke samping, menatap heran Bhumi yang sedang bersandar di ambang pintu.

"Bisa temani saya sebentar?" tanya Bhumi lagi, dengan wajah datar yang sama sekali tidak ramah.

"Nggak. Aku sibuk!" jawab Thalia ketus. Ia tidak bisa bersikap ramah pada pria seperti Bhumi.

"Sibuk apa? Teleponan sama sahabat sialan kamu itu?"

"Iya!" sahut Thalia sekenanya. Ia melanjutkan langkahnya.

"Papi kamu sakit. Kamu tahu itu?" Bhumi menatap lurus Thalia. Posisinya berdiri tegak sempurna dengan kedua tangan di saku celananya.

Kaki Thalia berhenti melangkah. Tiba-tiba tangannya jadi lemas. Kabar dari Bhumi membuatnya terkejut.

Bhumi yang mengamati perubahan Thalia lekas menahan tangan wanita itu. Kini posisi mereka berhadapan dengan sangat dekat. Thalia tidak menunjukkan reaksi berlebihan.

Wajah datar, bibir mengatup rapat dan tatapan kosong ke depan. Hanya tangannya saja yang gemetar.

"Aku nggak tahu dan nggak mau tahu." Thalia mendongak, setiap kalimatnya penuh penekanan. "Lagipula, hubungan kami tidak sebaik itu. Kalau bukan karena tekanan kamu ke Om Danu, aku nggak akan menyerahkan diriku ke kamu."

Bhumi tidak tahu Thalia ternyata sebenci ini pada Prasetya. Seingatnya hubungan ayah dan anak itu tidak serenggang ini saat terakhir mereka bertemu. Kecuali saat lima tahun yang lalu.

Dibandingkan Adelia, Thalia memang lebih bebas.

"Papimu akan ulang tahun. Mau saya temani belikan hadiah?"

Thalia menatap Bhumi dengan heran. Nada bicara pria ini terlampau lembut dibandingkan biasanya.

Kemudian, kalimat pria itu barusan? Thalia tidak kuasa tertawa.

"Mengapa tertawa?" tanya Bhumi heran.

Thalia menghentikan tawanya.

"Sejak kapan kamu tiba-tiba jadi baik begini? Kelamaan tidak menyentuhku membuatmu lebih jadi manusia."

Kedua alis Bhumi menukik tajam. Jika baru sekarang ia Thalia anggap sebagai manusia, lantas yang kemarin apa?

"Maksud kamu kemarin-kemarin saya bukan manusia?"

"Raksasa. Wajahmu jarang tersenyum. Suaramu berat dan badanmu besar tinggi!" jawab Thalia.

Bhumi mendesis kesal. "Memangnya ada raksasa setampan saya? Saya bukan raksasa, kamu saja yang terlalu kecil. Kamu ada riwayat stunting?"

Thalia terdiam. Kemudian, tertawa. Matanya melengkung dengan cantik. Tawanya bukanlah tawa mencibir Bhumi.

Bhumi terdiam di tempatnya. Wajah mengerasnya perlahan berubah tenang. Ia cukup terkejut dengan reaksi Thalia. Jika ia ingat lagi, ini adalah kali pertama Thalia tertawa lebar karena dirinya.

Gigi gingsul Thalia membuat wajahnya tak hanya cantik, tetapi juga manis.

"Thalia," panggil Bhumi tiba-tiba. Rautnya serius, tetapi tidak lantas membuat Thalia jengkel. Setidaknya kali ini lebih bersahabat dari sebelumnya.

Thalia mengulum senyum, meredakan tawanya. "Ada apa, Tuan Raksasa?"

Bhumi berdecak, tidak benar-benar kesal. "Kamu suka dinner romantis?"

Kedua alis Thalia bertaut. Merasa heran dan aneh mendengar pertanyaan yang tak lazim dari mulut Bhumi.

Tangan Thalia reflek menyentuh kening Bhumi. "Nggak demam. Kenapa tiba-tiba nanyain itu?"

"Saya hanya penasaran. Kamu tidak pernah mengajak saya untuk melakukan itu."

Thalia menggeleng pelan. Merasa tidak percaya kalimat bodoh itu keluar dari mulut seorang Bhumi Satya, Wakil Direktur MD Grup, yang terkenal dengan kecerdasan dan kewibawaannya.

Malas menanggapi Bhumi, Thalia melanjutkan langkahnya. Minumannya sudah dingin. Bhumi menahannya terlalu lama.

"Mau ke mana?" tanya Bhumi, nyaris tanpa nada. Intonasinya rendah. Tetapi menyimpan rasa tak suka karena Thalia mengabaikannya.

"Kamar. Kamu juga harus kerja, kan?" Thalia menoleh singkat, sebelum akhirnya kembali melangkah.

Bhumi memutar badannya. Menatap punggung wanita yang beberapa bulan ini tinggal serumah dengannya. "Ke mana saja kamu hari ini?"

Thalia berhenti untuk ke sekian kalinya. Jari-jemarinya memeluk ganggang gelas dengan erat. Jangan sampai Bhumi curiga dan mengetahui bahwa ia menemui Jemia.

"Photoshoot."

Thalia mendengar derap langkah tenang Bhumi mendekatinya dari belakang. Langkah tenang itu tidak sejalan dengan irama degup jantungnya yang tidak beraturan.

Napas Thalia tercekat saat satu tangan Bhumi mengambil satu cookies dari arah belakang.

"Enak!" seru Bhumi mengunyah soft cookies itu perlahan. Ia berdiri di hadapan Thalia dengan tenang. "Saya jadi heran kenapa kamu lebih tertarik bekerja sebagai brand ambassador daripada membuat aneka kue."

Thalia diam. Tenangnya Bhumi membuat wanita itu harus waspada.

Ini seperti bukan Bhumi yang biasanya.

"Apa bekerja dengan si Sialan itu lebih menyenangkan? Ah... atau karena dia ayah dari anak kamu?"

Thalia menatap Bhumi lama. Kemudian, ia menghela napas lelah. "Terserah kamu deh. Aku nggak harus menjelaskan semuanya ke kamu, kan?"

"Kenapa tidak? Kamu istri saya."

"Istri?" Thalia benar-benar tidak habis pikir dengan Bhumi malam ini. "Kamu itu membeli ku. Hubungan kita nggak lebih dari transaksi jual-beli. Just it! Jadi jangan bertingkah lebih dari sekedar itu."

Rahang Bhumi mengeras. Anehnya ia tidak suka cara Thalia menyebutkan hubungan mereka seperti itu. Ia bahkan sudah rela menurunkan harga dirinya menanyakan kesukaan Thalia. Namun, respon gadis itu tetap acuh.

Saat Thalia melangkah melewati Bhumi, pria itu menarik lengan Thalia. Menyebabkan jatuhnya piring dan gelas itu ke lantai.

Suasana hening dan panas yang sejak tadi menyergap mereka berdua mendadak ricuh dengan suara pecahan gelas dan piring. Cokelat yang tak lagi hangat tumpah dan soft cookiesnya berhamburan ke sembarang arah.

Tarikan lengan Thalia membuat wanita itu mendekat dan mendongak tepat ke arah Bhumi.

Pria itu menatap Thalia dengan penuh amarah. "Apa ya ada di Sialan itu tetapi tidak ada dalam diri saya?"

*

*

*

Terpantau Mas Bhumi semakin sulit menyembunyikan kecemburuannya.

1
partini
cara nya ya hamil lagi itu paling di antara yg paling
Teti Hayati
weh weh weh... ada yg ketar-ketir... 😄
Teti Hayati
Ini udh ngaku...?? udah gak gengsi lagi ceritanya....??
Rahayu Ayu
Enak banget jadi Bhumi,
selalu menghina Thalia dengan menyebut JALANG, tapi tetep doyan tubuh Thalia, sampai fitnah punya anak hasil hubungan dengan Julian, giliran udah tau kl anak itu anak kandungnya sok pengin di akui ayah.
preet, bergaya mau mengumumkan pernikahan, Kemarin " otaknya ngelayap kemana aja Broo.
Rahayu Ayu: he he he...esmosi kak...🤭
total 2 replies
Teti Hayati
Rekomended..!!
Yuu mampir, nyesel dh kalo gak baca..
maksa bgt yaa, tapi emang ceritanya bagus ko.. diksinya bagus, emosi alur sesuai porsinya, gak lebay gak menye-menye...
Edelweis Namira: kamu jugaa😍
total 3 replies
Bunda
Ga rela banget kalo jalannya bhumi mulus gitu 😤
Edelweis Namira: Gaaak. aku juga gak relaaa
total 1 replies
Suhainah Haris
lalu bagaimana dengan Adelia Bumi,kamu mau poligami?
Teti Hayati
Heeeyyy....
enteng sekali pengakuan anda Tuan,
amnesia kah apa yg kau lakukan sebelum tau tentang Jemia..??
Masiih ingat gak kata ja lang yg sering kau sematkan untuk Thalia..?? dan dg tanpa beban setitikpun bilang Thalia dan Jemia hal yg "paling berharga" dihidupmu.. 😏
Arga Putri Kediri
lanjut kak thor💪💪💪😍😍😍
Arga Putri Kediri
like
partini
mau lovely doply ❤️❤️❤️
sabarrrr
Bunda
untuk bhumi thor....cuma 1.kata " MAMPUS "
Suhainah Haris
siapkan berbagai trik dan usaha ya Bumi, karena gak mudah kayaknya mengambil hati Jemia🤭
Edelweis Namira: Ayahnya udah punya pacar🤣
total 1 replies
Teti Hayati
😄😄..
kurang ka,
Edelweis Namira: Ngakak aku🤣
total 1 replies
Sur Tini
nah lho bhumi gimana tuh🤣🤣
Bunda
ini apk.dr kemarin susah bener dibukanya...giliran kebuka...kebuka,episodnya ga ada...🤣
Suhainah Haris
bisalah bonusnya di double kak😄
Suhainah Haris
jalanmu pasti gak akan mudah Bumi,Mia jelas"gak suka sama kamu,selamat berjuang,dan pastinya Adel gak akan diam
Suhainah Haris
ini baru awal Bumi, siapkan hatimu
Teti Hayati
Eeet... tidak semudah yang kau bayangkan Tuan.. 🤭
coba gimana rasanya ntar pas ketemu langsung, Jemia menolak km sebagai Papanya.. atau reaksimu saat Jemia malah berdoa untuk Papa yg katanya udah di Surga... 🤭
Edelweis Namira: Shock banget deh tu. hahahha
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!