Wont Let You Go

" Aku menolak keinginanmu itu. Aku tetap akan menikah denganmu. Tak peduli apapun yang terjadi padamu, kau tetap akan menikah denganku ! "

Dengan suara lantang ia bersuara, membuat Selena dan sang ibu menoleh ke arahnya.

Kedua mata Selena melebar saat melihat keberadaan pria yang sangat dicintainya itu berdiri di muara pintu.

" Nathan... "

Tatapan keduanya beradu, namun dengan cepat Selena memalingkan wajahnya.

" Pergi... Pergilah, Nath ! Tinggalkan aku ! " seru Selena. Sekuat mungkin ia menahan agar tidak mengeluarkan air mata.

Nathan bergerak cepat menghampiri Selena dan meraih kedua tangan wanita itu.

" Tidak ! Aku tidak akan meninggalkanmu ! Selen, aku mencintaimu. Jangan pernah coba untuk membatalkan pernikahan kita karena aku akan tetap melanjutkannya bahkan aku akan memaksamu " tegas Nathan.

Nathan menatap dalam-dalam wanita yang dicintainya itu, lalu mencium punggung tangan Selena yang berada dalam genggamannya.

" Selen... Tatap mataku, katakan kau tidak akan membatalkan pernikahan kita " mohon Nathan sambil meraih wajah Selena agar menatap wajahnya.

Selena mengangkat wajahnya yang terus tertunduk, pandangannya bersirobok dengan tatapan mata Nathan yang teduh dan penuh kasih, membuat Selena semakin merasa bersalah.

" Tidaak... Aku tidak pantas untukmu, Nath. Aku wanita cacat, kau berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Yang masih suci, bukan

yang sudah ternoda seperti aku " lirih Selena menolak Nathan.

" Pergilah, Nath ! Aku... Aku sudah kotor. Aku kotor, Nath. Aku tidak pantas untukmu ! " usir Selena sambil mendorong tubuh Nathan agar menjauh darinya.

Bukannya menjauh, Jonathan justru memeluk tubuh Selena yang bergetar karena akhirnya mengeluarkan tangisan. Tak peduli kendati Selena meronta, menolak pelukannya. Jonathan tetap mendekap erat Selena, ia tak berniat melepaskan Selena.

Bagi Jonathan, Selena adalah segalanya. Cinta pertamanya yang sangat dicintainya. Hubungan mereka telah terjalin cukup lama, semenjak sekolah mengah atas dan berlanjut pada saat kuliah dan sekarang ketika mereka sama-sama berkarir, menjalankan perusahaan keluarga masing-masing.

" Kumohon, jangan pernah memintaku untuk pergi darimu ! Aku tulus mencintaimu. Bagiku kau tetap suci, kau sempurna Selena " ucap Jonathan membuat Selena berhenti menolaknya.

" Tidak... Aku tidak utuh lagi, aku tak sempurna. Kau akan menyesal menikah denganku " sela Selena sembari menangis dalam pelukan Jonathan.

" Aku tidak akan menyesal Selen. Setelah 10 tahun kebersamaan kita, akhirnya mimpiku akan terwujud. Menikah denganmu... Aku selalu bermimpi untuk menikah denganmu. Semua yang terjadi bukan kesalahanmu. Bagiku kau sempurna untuk menjadi pendampingku. Tak ada wanita lain yang kuinginkan selain dirimu. Hanya dirimu, Selena ! Jadi tolong, jangan minta aku untuk menjauh darimu ! " Jelas Nathan panjang lebar.

" Tapi... Aku... "

" Cukup sayang ! Lupakan semua yang terjadi. Kau tetap sempurna bagiku " potong Nathan lalu melabuhkan ciuman hangat dan dalam di kening Selena.

" Kau tetap mau meneruskan pernikahan kita kan sayang ? " tanya Nathan menatap Selena dengan penuh harapan.

" Itu... "

" Please ! " mohon Nathan.

Melihat kesungguhan di mata Nathan, membuat Selena akhirnya mengubah keputusannya.

" Baiklah... Kita lanjutkan rencana pernikahan kita. Kuharap kau tidak menyesal memilihku, Nath "

" Aku tidak akan menyesalinya. Aku sangat mencintaimu, Selen ! " ucap Nathan lalu meraih bibir Selena, mencium dalam-dalam.

................

Wedding Day

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Selena mengenakan gaun pengantin yang begitu indah, sangat cantik sebagaimana dirinya yang juga begitu cantik di hari paling spesial dalam hidupnya.

Dengan debar tak karuan di dada, Selena berjalan menuju altar. Disana nampak Jonathan sudah berdiri dengan begitu gagah dan tampan mengenakan jas pernikahan berwarna putih yang selaras dengan gaun pengantin yang dikenakan Selena.

Jonathan terpana melihat pengantinnya itu. Ia tersenyum lebar sembari mengulurkan tangannya yang disambut genggaman tangan oleh Selena.

Selena tersenyum manis, ia tak menyangka jika akhirnya ia bisa berdiri disana untuk mengikat janji pernikahan bersama Jonathan.

Ikrar pernikahan telah dilakukan. Setelah dinyatakan sah menikah, Jonathan membuka veil penutup wajah Selena. Memuja betapa kecantikan sang istri di hadapannya ini membuatnya sungguh terpesona.

" Sekarang kau milikku, Selen. Aku mencintaimu " ucap Jonathan kemudian mencium dalam bibir Selena.

" Aku juga mencintaimu, Nath. Sangat..."

Selena meneteskan air mata. Rasa haru dan bahagia menyeruak hadir dalam dirinya. Akhirnya ia bisa menikah dengan pria yang sangat ia cintai, kendati sebelumnya ia sempat ingin membatalkan pernikahan karena tragedi itu.

Tak hentinya Selena bersyukur karena Jonathan tetap teguh untuk menikah dengannya. Meskipun jauh di lubuk hati terdalamnya, Selena masih merasa rendah diri karena tak bisa mempersembahkan kehormatannya kepada Jonathan.

Para tamu undangan menyambut dan mengucapkan selamat kepada dua insan yang baru saja mengikat janji itu.

" Selamat sayang, ibu doakan agar kau selalu dilimpahi kebahagiaan. Ayahmu pasti bahagia melihatmu menikah, meskipun sudah tak bersama kita lagi " ucap Rosie sambil memeluk Selena.

" Terima kasih ibu... Ya, ayah pasti bahagia disana karena ini yang ia harapkan " sahut Selena balas memeluk sang ibu.

" Tolong, bahagiakan dia Nath. Jangan pernah membuatnya sedih " pinta Rosie kepada Jonathan.

" Tentu saja, bu. Aku akan selalu membahagiakannya " jawab Jonathan.

Kemudian mereka beralih pada Tuan Simon dan Nyonya Maria, orang tua Nathan.

" Selamat nak, semoga kalian selalu bahagia " ucap Simon sambil tersenyum.

" Akhirnya, kau menjadi menantuku juga " Maria memeluk Selena dengan antusias.

Selena meneteskan air matanya, namun dengan cepat Maria menghapus air mata di pipi Selena.

" Lupakan yang telah terjadi sayang. Semua bukan salahmu, kau berhak untuk bahagia " ucap Maria berkata dengan lembut, seolah ia tahu kegundahan di hati Selena.

Selena tersenyum, sungguh ia tak menyangka tak hanya Jonathan yang menerima keadaannya kini. Kedua orangtuanya pun menerima dengan terbuka. Bagi mereka kesucian bukanlah hal utama, yang terpenting saling mencintai satu sama lain.

Melihat hal itu, Rosie pun ikut meneteskan air matanya. Ia sangat bersyukur karena di saat sang putri terpuruk, Jonathan dan keluarganya tidak sedikitpun berniat meninggalkannya. Mereka menerima Selena apa adanya.

" Hai... Selamat Selena sayang. Akhirnya impianmu menikah dengan Jonathan tercapai. Aku turut berbahagia untukmu " ucap Vivian, sahabat Selena yang nampak begitu erat memeluk Selena.

" Terima kasih, Vian... Ya, ini masih seperti mimpi bagiku setelah apa yang terjadi... "

" Sstt ! Tidak perlu mengingat kejadian buruk itu. Yang terpenting ke depannya kau akan selalu berbahagia. Maafkan aku tidak bisa membantumu mendapatkan petunjuk, padahal hotel itu milik keluargaku tapi aku tidak bisa menemukan apapun " sesal Vivian.

Saat mengetahui kejadian yang menimpa sahabat baiknya itu terjadi di hotel milik keluarganya, ia berusaha untuk menyelidiki, tapi ia tidak bisa menemukan apapun. CCTV yang mengarah ke suite tempat kejadian justru mati pada saat itu. Dan ia tidak menemukan hal aneh pada CCTV lainnya seolah semua telah diatur sedemikian rupa agar tidak diketahui.

" Tidak apa, Vian. Tidak perlu merasa bersalah. Lagipula, aku sudah ikhlas menerima semuanya. Dan Nathan pun tidak mempermasalahkannya. Doakan saja kebaikan untuk kami " ucap Vivian.

" Tentu saja, aku akan selalu berdoa kebaikan untukmu Selen. Semoga kau mendapatkan pria yang tepat untukmu, yang benar-benar mencintai dan menyayangimu " harap Vivian.

" Aamiin " sahut Selena.

Sementara itu, di tengah kebahagiaan yang dirasakan oleh Selena, seseorang nun jauh disana menggeram marah kala melihat foto kiriman pernikahan antara Selena dan Jonathan. Ia membanting semua barang yang ada di meja kerjanya hingga hancur berserakan di lantai.

Kenapa ? Kenapa kau menikah dengannya Elen ?