NovelToon NovelToon
Cinta Paksa

Cinta Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Keluarga
Popularitas:292
Nilai: 5
Nama Author: siti tyna

Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

Nona, bangunlah, tuan dan nyonya sudah kembali"

Suara lembut seorang wanita berumur 34 tahun membuat mata seorang gadis kecil terbuka dan mengerjap cepat, dengan pikiran agak bingung ia berusahan bangun dan mencoba menyadarkan diri dari rasa kantuknya.

"Sus Mala"

Panggil gadis itu memastikan.

"Iya, ini saya, ayo bersiap untuk sarapan dengan nyonya dan tuan"

Ajak sus Mala dengan suara lembut, ia yang sudah menyiapkan semuanya menarik lembut tangan nonanya yang kini sudah berdiri di lantai ke arah kamar mandi.

Setelah bersiap, gadis yang di panggil Mia itu dengan semangat untuk turun sarapan agar cepat bisa bertemu orang tuanya yang baru kembali dari luar kota.

Tujuh hari yang lalu ayah dan ibunya pergi ke rumah saudara dari sang ayah yang meninggal mendadak karena kecelakaan.

Dari lantai atas Mia melihat orang tuanya yang sudah duduk di meja makan, ia jadi tidak sabar untuk turun untuk memeluk orang tuanya.

"Nona, tidak boleh berlari"

Suara tegas sus Mala membuat Mia melambatkan langkahnya yang awalnya sedikit cepat menuruni tangga.

"Ayah, ibuuu"

Panggil Mia dengan sedikit berteriak dengan wajah ceria setelah sampai di lantai bawah, langkah yang awalnya cepat jadi terhenti saat melihat gadis yang lebih kecil darinya duduk di sebelah sang ibu dengan wajah menunduk.

"Sini sayang"

Panggil sarma menggamit putrinya, wanita yang memakai blus berlengan panjang dengan warna ungu tua itu tersenyum manis ke arah putrinya.

Mia kembali berlari ke arah ibunya, tapi tubuhnya malah di tangkap oleh pria yang memakai kemeja putih dengan dasi abu abu yang terpasang rapi di lehernya.

"Hyyaaa"

Suara Yos saat menangkap tubuh putri yang tidak ia lihat selama tujuh hari itu, ia meletakkan gadis kecil berumur lima tahun itu di pangkuannya dan mencium pipinya gemas.

"Ayaaaah"

Mia mendorong dorong wajah ayahnya yang sengaja menggosok dagu ke wajahnya, dagu yang mulai di tumbuhi bulu bulu halus membuat wajahnya terasa geli.

"Rindu ayah tidak?"

Tanya Yos pada putrinya.

Mia mengangguk cepat

"Rindu"

Ucapnya, tapi tubuhnya melorot ke bawah ingin terlepas dari pangkuan sang ayah, setelah berhasil ia berlari ke arah sang ibu yang dari tadi hanya melihat interaksi antara dia dan sang ayah.

"Ibuuu"

Panggil Mia dengan manja, ia memeluk paha sang ibu yang duduk miring untuk menyambut pelukanya.

"Iya sayang, ayo duduk di sini"

Ucap sarma lembut sambil menepuk kursi di sebelahnya.

Mia menurut, ia memutari kursi yang di duduki sang ibu, lalu duduk di sana, ia melihat ke arah kananya, kursi yang biasanya kosong kini di duduki oleh anak kecil lainnya.

"Sayang, kenalkan ini adikmu Ara, dan Ara, ini kakak mu Mia, ayo kalian berjabat tangan"

Suara sarma memperkenalkan mereka sangat lembut, Ara adalah anak saudara suaminya yang baru meninggal, kedua suami istri itu mengalami kecelakaan yang menyebabkan keduanya meninggal dunia, tidak ada yang ingin mengurus Ara, bahkan sebagian keluarga, ada yang ingin menitipkan anak itu di panti asuhan, karena mereka merasa mampu untuk merawat satu lagi anak, apa lagi anak itu adalah keluarga sang suami, jadi sarma menyarankan kepada suaminya agar mereka mengadopsi gadis kecil yang umurnya selisih satu bulan dari mia, lagi pula Ara bisa menjadi teman main saudaranya Mia.

"adik Ara, nanti kita main ya"

Ajak Mia semangat, ia sangat senang mendapatkan adik baru yang akan menemaninya dan sus Mala bermain.

Gadis kecil bernama Ara itu melirik kedua orang dewasa yang tersenyum sambil mengangguk padanya, ia kembali menunduk dengan bibir tercebik ingin menangis, dia tidak ingin di sini, dia mau pulang ke rumahnya, kenapa dia harus ikut kedua orang yang menyuruhnya memanggil ibu dan ayah, kenapa Mama dan papanya pergi dan di kuburkan, kenap meninggalkannya sendiri.

"Mama hiks, hiks, papaaa huaaa"

Akhirnya gadis kecil itu menangis tersedu sedu di meja makan tersebut, dia tidak mengerti kenapa dia harus pergi dengan orang asing, dan dia tidak tau ada di mana dia sekarang, dia ingin pergi menemui orang tuanya.

"Ibu, adik menangis hiks"

Entah kenapa kesedihan gadis kecil itu jadi menular pada Mia, mereka jadi menangis bersama di meja makan hingga membuat kedua orang tuanya itu kelabakan, untung saja sus Mala cepat datang, walaupun dengan makanan yang memenuhi mulutnya, menandakan ia sedang makan di meja makan dapur.

Sus Mala dengan keahliannya merawat anak, mengajak ara dan mia bicara, hingga keduanya mulai berhenti menangis dan mulai sarapan bersama, sus Mala menyuapi keduanya bergantian dan mengobrol dengan obrolan yang di sukai anak anak agar gadis kecil Ara tidak mengingat kesedihannya lagi.

"Terima kasih Mala, untung saja ada kamu"

Ucap sarma saat membantu bibik Emi meletakkan piring kotor ke dapur.

"Sudah tugas saya nyonya, lagi pula mereka sangat lucu, menangis satu menangis semua ha ha"

Jawab sus Mala sambil tertawa mengingat kepolosan keduanya.

"Iya, saya harap, mereka akan akur dan saling menjaga hingga dewasa seperti saudara kandung"

Ucap Sarma mengungkapkan harapannya.

"Amiiin"

Sus Mala dan bibi Emi mengaminkan dengan serentak.

Beberapa hari Ara tinggal bersama keluarga barunya, gadis itu dengan cepat bisa berbaur dan perlahan bisa memudarkan kesedihannya karena di tinggal orang tuanya, orang dewasa di sekelilingnya berusaha menjelaskan tentang tempat baru di mana orang tuanya berada sekarang, walaupun tidak terlalu mengerti, tapi kata kata ibu (sarma) selalu di ingat oleh gadis kecil itu.

"Mama dan papa sekarang ada di surga, karena mereka baik, jadi pergi ke surganya lebih cepat, dan Ara bisa bertemu mereka kalau Ara berbuat banyak kebaikan dan membuat mereka bangga"

Ara yang mendengar itu menjadi tidak sabar untuk membuat banyak kebaikan agar bisa bertemu orang tuanya yang sudah berada di tempat terindah yang di katakan oleh ibu.

***

Hingga bertahun tahun berlalu, Ara dan Mia tumbuh besar dengan ikatan persaudaraan yang kuat, di bawah asuhan orang tua yang penyayang dan pengasuh yang menganggap mereka anak sendiri.

Ara memandang dua wajah yang ada di dalam bingkai yang ia letakkan di atas mejanya, wajahnya tersenyum manis, dia sudah lama mengerti kalau kedua orang tuanya sudah tidak ada, dia juga sudah berdamai dengan keadaan, dia memiliki keluarga yang baik, yang sudah banyak berusaha menutupi kehilangannya dengan kehadiran mereka.

"Ma, pa, ini hari pertama Ara masuk sekolah, Ara sudah SMA sekarang, banggakan he he he"

Ara menggaruk tengkuknya malu, dia merasa orang tuanya benar benar melihatnya sekarang, gadis itu memutar badannya ke arah cermin meja hias dan mencoba memasang dasi di lehernya, walaupun agak sulit, tapi ia sudah lama berlatih selama libur sekolah bersama Mia, jadi dia sudah menghapal caranya, setelah rapi, Ara meneliti seluruh penampilannya dari ujung rambut hingga kaki.

"Bangga apanya, beraninya kamu menunjukkan penampilan itu pada orang tuamu"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!