Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana jahat
Hari ini semua pemain dan krew 'KEKUATAN CINTA' bersiap-siap pulang ke jakarta dan melakukan aktivitas syuting mereka lagi untuk mengejar stok episode yang semakin tipis.
"Terimakasih Bu Rita atas villanya dan sambutannya selama saya dan rekan-rekan yang lainnya berada disini. Dan saya juga meminta maaf atas kejadian yang pernah menimpa keponakan anda," ucap pak sutradara dengan formal sambil berjabat tangan dengan tante Rita.
"Sama-sama pak, soal kejadian itu lupakan saja. Toh Freya juga sedang baik-baik saja. Justru saya minta maaf jika anak dan keponakan saya merepotkan kalian," ujar Bu Rita dengan senyum.
Lain hal nya dengan Freya yang tampak murung, gadis itu nampak sedih karena harus berpisah dengan Arvin. Ya walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan, namun berada di sekitar cowok itu sudah cukup baginya. Gadis itu memegang jaket Arvin yang pernah dipakainya saat hilang ditengah hutan sambil melihat kesana kemari mencari pemilik jaket itu. Setelah menemukannya, gadis itu pun menghampiri cowok yang saat ini sedang berdiri melamun di depan tanaman bunga-bunga yang ada villa ini. "Nih, gue balikin jaket. Sory ya gu-gue ba-baru balikin, so-soalnya baru gu-gue cuci, hehehe. Thanks ya," ucap Freya dengan gugup sambil menyerahkan jaket itu ke sang pemilik.
"Ambil aja buat lo," ucap Arvin yang membuat mulut Freya sedikit heran karena kaget. Pasalnya yang ia ketahui, jaket ini jaket favorit cowok itu.
"Segitu bencinya ya lo sama gue, sampai-sampai lo gak mau pake bekas gue. Padahal udah gue cuci sebersih mungkin kok," tanya Freya dengan hati-hati. Takut kalo cowok didepannya mengamuk lagi. Sedangkan Arvin yang mendengar itu cuma tersenyum yang membuat Freya kembali syok dan deg-degan. Pasalnya baru kali ini ia melihat senyuman cowok itu, apalagi dengan jarak sedekat ini, dan hanya ada mereka berdua.
"Gak kok, ini sebagai kenang-kenangan dari gue. Anggap aja hadiah perpisahan dan permintaan maaf gue karena perbuatan gue kemarin," ucap cowok itu dengan lembut sambil menatap dalam wajah gadis didepannya ini. Sedangkan Freya yang mendengar itu, jantungnya semakin berdebar-debar seribu kali lipat.
"Beneran? aaaa makasih banget ya Arvin," ucap Freya dengan mata berbinar dan nada yang kembali heboh. Tanpa sadar gadis itu memeluk Arvin dengan senyum yang tidak henti-hentinya terbit diwajah gadis itu. Arvin yang merasakan pelukan itu tidak melakukan perlawanan, cowok itu membiarkan gadis didepannya ini memeluknya. Entahlah kenapa rasanya semakin nyaman saja. Bahkan dalam hati terkecil cowok itu, dia tidak rela harus berpisah dengan gadis ini.
Dari kejauhan, ada seseorang yang memperhatikan dua sejoli ini. Orang itu nampak tidak senang melihat Freya dan Arvin yang berpelukan. Orang itupun pergi meninggalkan tempat itu untuk menenangkan dirinya.
Freya sadar akan perbuatannya yang berani memeluk idolanya. Dengan cepat gadis itu menjauhkan tubuhnya dan Arvin. "Maaf ya gue lancang, tidak bermaksud apa-apa kok," ucap Freya dengan sedikit takut. Gadis itu pun beranjak pergi dari hadapan cowok itu. Ia tak siap jika idolanya itu ngamuk lagi karena perbuatannya. "Bodoh lu Freya, bodoh banget. Bisa-bisanya lo berani meluk Arvin kek gitu. Kalo dia tambah ilfil sama lo gimana?" ucap Freya pada dirinya sendiri sambil mondar-mandir dengan jari kukunya yang digigit gadis itu.
Tak lama kemudian ia mendengar suara menelpon dan melibatkan nama Arvin. Dengan rasa penasaran, gadis itu jalan pelan-pelan ke asal suara itu.
"Bagus, lo berhasil membuat manajer Arvin mengundurkan diri. Langkah selanjutnya lo pura-pura minta pekerjaan itu, gue yakin Arvin pasti terima lo jadi manajernya, dia gak mungkin gak butuh manajer dengan jadwalnya yang sangat padat akhir-akhir ini. Dengan begitu misi kita untuk menghancurkan aktor sialan itu bakalan berjalan sempurna. Ingat, jangan sampai ada yang curiga," ucap orang itu dengan memegang ponsel di telinganya.
Freya yang melihat itu nampak syok. Saat orang itu berbalik, Freya semakin kaget. Ia tidak menyangka orang itu ternyata memiliki niat jahat pada Arvin. Padahal yang ia ketahui orang itu adalah sahabat terdekat cowok itu. Takut ketahuan, gadis itu berjalan mundur secara pelan-pelan dan pergi dari tempat itu.
"Ternyata musuh dalam selimut itu benar-benar ada, gak habis pikir gue sama Ryan. Bisa-bisanya dia punya niat jahat sama sahabatnya sendiri," guman Freya pada dirinya sendiri. Ya orang tadi yang dilihat Freya adalah Ryan. Sahabat terdekat sang idola.
'Gak, gak boleh di biarin. Gimanapun caranya gue harus susulin Arvin ke Jakarta. Gue gak akan biarkan karir yang dibangun oleh Arvin dari nol hancur begitu saja,' batin gadis itu.
"Gue cariin dari tadi juga, rupanya lo disini. Yuk ke sana. Mereka dah mau berangkat ini," ucap Anya sambil menarik sahabatnya itu menuju segerombolan orang.
Satu persatu pun semuanya bersalaman dengan tante Rita, Gleen, Freya, dan Anya. Suami tante Rita tidak sempat datang, karena pekerjaan laki-laki paruh bayah itu cukup padat. Giliran Freya dan Arvin yang saling bersalaman. Arvin menatap wajah gadis didepannya itu dengan sendu. "Vin, lo disana hati-hati ya. Jaga diri baik-baik. Jangan gampang percaya sama orang. Musuh dalam selimut itu benar-benar ada," ucap Freya sambil menatap cowok itu. Arvin yang mendengar itu cukup heran, namun tetap di angguki oleh cowok itu.
"Kak Arvin, gue mau minta maaf ya karena kejadian kemarin. Ya lo pasti ngertikan kenapa gue hajar lo kemarin. Gue terbawa emosi," ucap Gleen tiba-tiba. Sebenarnya bukan tiba-tiba sih, cowok itu ogah minta maaf karena menurutnya dia tidak salah. Tetapi paksaan dan ancaman dari mamanya makanya dia terpaksa melakukan hal itu.
Giliran Freya dan Ryan yang bersalaman. Gadis itu menatap tajam Ryan dan meremas tangan cowok itu. Sedang Ryan yang melihat itu heran dengan perlakuan gadis itu. "Lo kenapa?" tanya Ryan.
"Gak papa, hati-hati ya. Sampai jumpa lagi," ucap gadis itu dengan senyuman yang sedikit paksa.
Setelah itu, semua crew dan artis-artis pemain 'KEKUATAN CINTA' itu menaiki kendaraan mereka. Ada yang naik bis, ada juga yang beberapa naik kendaraan pribadi karena keterlambatan pada saat berangkat ke tempat ini. Semuanya pun nampak pergi dari villa ini.
"Ya, gak seru lagi deh," ujar Gleen dengan nada sendunya.
"Iya nih, gue juga sedih gak dapat ketemu mereka lagi," timpal Anya.
"Udah-udah, gak usah sedih. Yang namanya pertemuan pasti ada perpisahan . Justru kita harus bersyukur, tidak semua orang bisa kenal sama mereka. Mending kalian bantuin saya bersihkan villa ini," ucap tante Rita.
"Gleen gak ikut ya ma. Mau istirahat dulu," ucap Gleen yang hendak beranjak dari tempat itu namun dengan sigap mamanya menjewer telinga anaknya itu. "Enak aja kamu gak ikutan. Mama masih marah ya sama kamu, mau mama gak kasih uang jajan sebulan," ancam tante Rita. Mau tidak mau cowok itu pun hanya pasrah mengikuti kemauan mamanya itu daripada dirinya gak dikasih jatah sebulan.