Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Diandra pagi itu merasa sial, karena kekacauan yang dia buat saat pesta ulang tahun Aurora.
Aurora maupun Gunawan terlihat membencinya.
Bahkan seminggu ini, sikap Harley padanya berubah.
Bahkan ayahnya juga membuat kerugian yang lumayan besar diperusahaan milik mendiang ayah Gricelin.
Semua aset yang ada dirumah terpaksa dijual, dia sekarang ini berangkat sekolah dengan menaiki bis angkutan umum.
Mengingat Harley tidak bisa dihubungi sejak pesta malam itu.
Diandra sekarang ini jauh dari kata cantik, karena pakaiannya terlihat biasa.
Rambutnya juga nampak kusut.
Semua orang yang melihat penampilan Diandra tentu saja merasa bingung, bahkan seperti melihat orang lain.
"Diandra ... Astaga!" kata salah satu sahabat Diandra setelah membuka kaca mobilnya.
"Sia, bisakah aku masuk ke dalam mobilmu?!" titah Diandra dengan suara memelas.
Sia hanya bisa menatap Diandra dari atas kebawah, tatapannya iba tapi berubah jijik.
Mengingat Diandra habis naik bis, tentu saja tubuhnya banyak terkontaminasi bakteri.
Sia merasa enggan untuk memberikan tumpangan pada Disndra, saat dia ingin menyuruh sopirnya untuk jalan.
Diandra berkata dengan nada memelas, "keluarga Harley telah menghancurkan perusahaan ayahku. Gara-gara ayahku mengacau malam itu. Padahal ayahku hanya ingin mencari keadilan untukku, karena Harley dan keluarganya lebih mementingkan Gricelin."
Sia mengurungkan niatnya untuk menutup kaca jendela mobil.
Mendengar perkataan Diandra yang memelas.
"Aku sedang hamil anak Harley, tapi kenapa dia tega memperlakukan aku dan keluargaku begini. Padahal aku sedang mengandung pewaris keluarga Gunawan yang akan menjadi penerus keluarga Gunawan."
Ucapan Diandra barusan sukses membuat Sia membuka pintu mobilnya.
"Ayo masuk! Kenapa kamu gak bilang dari tadi? Kamu kan bisa menyuruh aku menjemputmu dari rumah."
Melihat Sia yang terpengaruh dengan ucapannya, Diandra memasang ekspresi wajah tidak enak.
"Terimakasih Sia. Aku pasti akan membalas semua kebaikanmu!"
Sia hanya bisa memutar bola mata jengah, merasakan bau matahari yang menyengat hidung keluar dari badan Diandra. "Baiklah."
Ditambah Diandra juga sedang hamil, bau badan orang hamil ada yang parah dan tidak, tapi Diandra jenis orang yang memiliki bau badan dan keringat berlebih seperti itu.
Akhirnya mobil Sia berhenti diparkiran.
Sia berkata, "kamu keluar dulu deh! Aku mau telpon kedua orang tuaku dulu!"
Diandra menjawab, "oke."
Setelah Diandra keluar dari mobil, bukanya mengambil ponsel dari dalam tasnya, dia malah mengambil parfum mahal dan menyemprotkannya banyak ke tubuhnya.
Ekspresinya terlihat begitu menahan jijik.
Diandra tidak tahu, apa yang dilakukan oleh Sia didalam mobil q.
Dia sebenarnya berencana menunggu Sia dan mengajak sahabatnya itu masuk ke dalam kelas bersama.
Tapi dari kejauhan, melihat bayang-bayang Harley.
Diandra memilih untuk mencari Harley.
Dia hapal betul bagaimana punggung Harley, dari jarak yang lumayan jauh.
Diandra terus mengikuti, tapi dia merasa bingung.
Saat melihat kerumunan mahasiswa diparkiran VIP.
Mengingat hanya Harley dan keluarganya yang mendapatkan akses itu, bahkan keluarga kalangan atas dikota Utara yang lain tidak bisa mendapatkan akses parkiran VIP.
Diandra memaksa masuk kerumunan, dia melihat Harley yang menghampiri Gricelin.
Lalu menarik tangannya.
"Harley, kenapa kamu asal menarik tanganku? Ini sakit?" titah Gricelin.
Rava, Rivan dan Regan pun langsung berjalan menghampiri Harley.
"Apa yang kamu lakukan? Dia itu calon istriku, dan kami akan segera menikah."
Ucapan Rava sukses membuat semua orang yang mengelilingi parkiran VIP menjadi tercengang.
Jika sebelumnya Rava memarkirkan mobil mewahnya diparkiran biasa, tapi sekarang semua orang tahu.
Rava, Rivan dan Regan bukanlah orang biasa.
Mengingat mereka bertiga bisa masuk ke dalam parkiran VIP Universitas Utara.
Harley yang kepalang emosi dan merasa cemburu dengan Gricelin bersama pria lain, otaknya tidak bisa berpikir jernih.
Jadi dia tidak menyadari, kalau sekarang ini sedang berada diparkiran VIP.
Seminggu setelah kejadian Gricelin sekarat dirumah sakit, Harley terus menyalahkan dirinya sendiri.
Sebelumnya dia meninggalkan Gricelin karena Diandra merengek, tidak mau disuntik penguat kandungan kalau Harley tidak mau berada disisinya.
Mengingat saat itu kandungan Diandra sangatlah lemah.
Tapi ... Malam itu saat pesta ulang tahun ibunya diadakan, Diandra malah mabuk dan membuat onar.
Nyatanya sampai sekarang wanita itu masih hamil dan tidak terjadi hal buruk dengan kandungannya.
Berarti, Diandra membohonginya.
Bahkan penyakit jantung bawaan yang dialami Diandra, bukanlah penyakit jantung.
Melainkan penyakit menular seksual.
Mengingat hal itu, pandangan Harley langsung menggelap.
Diandra malah menularkan sebuah penyakit aneh padanya.
Harley memegang tangan Gricelin sangat kuat, dan enggan melepaskan.
Gricelin memohon, "Tolong lepaskan aku!"
Rava yang ahli bela diri, langsung memukul beberapa titik lemah di otot Harley.
Gricelin yang bisa terlepas dari cengkraman Harley, langsung berlari dibelakang Rava.
Rava membalikkan badannya, langsung memeluk Gricelin.
Karena perbedaan tinggi badan, Gricelin mendongak dan Rava menunduk.
"Makasih banyak, sayang." ucap Gricelin.
Rava mengangguk seraya membelai rambut Gricelin, mencium dari Gricelin didepan banyak kerumunan yang semakin banyak mengelilinginya.
Kemesraan yang ditunjukkan oleh Gricelin dan Rava, membuat suasana langsung berubah hening.
Kedua tangan Harley terkepal, dia mengambil jarum perak. Melakukan akupuntur pada ototnya yang lemah dengan cepat, dan berniat untuk memikul Rava.
Dadanya terasa terbakar, melihat pria lain menyentuh Gricelin.
Selama ini saking cintanya dia dengan wanita itu, Harley tidak pernah mencium atau pun berciuman mengingat hal itu akan menjadi momen spesial saat mereka menikah.
Tapi, Diandra malah menghancurkan rencana mereka.
Jika Diandra, Norman dan Marina ibu kandung Gricelin tidak mengulur-ulur waktu, pastinya sejak dua tahun lalu dia dan Gricelin sudah SAH menjadi suami istri.
Dua tahun lalu tepatnya setelah Gricelin lulus SMA.
Rivan dan Regan yang menyadari gerak gerik Harley, keduanya langsung menghadang Harley.
Saat Harley ingin meninju Rivan dan Regan, keduanya sudah meninju kedua pipi Harley.
Akhirnya mereka bertiga baku hantam.
Diandra yang ingin melerai, malah terkena pukulan Harley.
Harley menghentikan aksinya sebentar, menoleh ke arah Diandra.
Tapi dia yang sudah terbakar emosi melanjutkan aksinya dengan saling tinju meninju dengan Rivan dan Regan.
Gricelin ingin melerai, tapi Rava malah memeluknya semakin erat.
"Mereka berdua jago bela diri! Kamu lebih baik ikut aku menemui rektor kampus ini," bisik Rava.
Gricelin mengangguk.
Keduanya berjalan meninggalkan keributan yang ada.
Tak berselang lama, rektor kampus datang dengan bebarapa satpam.
Langsung melerai Harley, Rivan dan Regan.
Sementara sahabat Diandra, yang melihat Diandra terjatuh dan kesulitan berdiri, tidak ada satupun yang membantu dirinya.
Ana, Sia dan Rona pura-pura tidak melihat, saat Diandra menatap mereka bertiga.
Ketiganya memang tidak berniat membantu, dari awal masuk kampus.
Mereka mendekati Diandra karena Harley, walaupun berita pada saat itu kalau Gricelin calon tunangan Harley.
Yang warga kampus lihat selama ini Harley lebih mementingkan Diandra, ditambah banyak fitnah keji dan kebohongan yang Diandra lakukan membuat semua orang sangat membenci Gricelin.
Diandra mengatakan pada orang-orang kalau tunangan Harley dari awal dirinya, Gricelin yang tempramen merebut Harley darinya.
Semua orang dikampus percaya kebohongan Diandra, mengingat selama ada Diandra.
Harley selalu mengacuhkan Gricelin.
Tapi melihat keributan yang sekarang ini terjadi karena memperebutkan Gricelin, orang-orang dikampus malah meragukan Diandra.
"Ini gila, ke empat pria tampan itu memperebutkan Gricelin." celetuk mahasiswa A.
"Aku tahu, Gricelin memang sangat cantik dan menarik, terlepas kepribadiannya yang suka meledak-ledak dan sering menindas Diandra. Tapi aku akui, lebih cantik Gricelin." timpal Mahasiswa B.
Kedua tangan Diandra terkepal, sejak pindah ke kota.
Dia selalu lebih unggul dari Gricelin, dia tentu saja tidak terima kalau keadaan sekarang ini berbalik.
Rektor itu berusaha menegakkan Harley, saat Harley masih berusaha memukul Rivan maupun Regan. "Tuan Harley, tolong mereka bertiga adalah tamu kita."
"Saya nggak peduli, sekarang usir mereka bertiga. Jangan biarkan mereka bertiga masuk ke dalam kampus ini lagi," titah Harley dengan nada sombong.
Rektor itu hanya bisa mengigit bibir bawahnya.
Sementara kerumunan diparkiran VIP itu semakin banyak bahkan terus bertambah, mengingat banyak sekali mahasiswa yang kepo.
"Mereka bertiga adalah Tuan muda Astria Group. Astria Group adalah perusahaan nomor satu dikota Alaska yang menjadi ibu kota dinegera ini." Ucapan rektor itu langsung membuat semua orang tercengang.
"Oh my God, kota Alaska adalah kota besar dan menjadi ibu kota negara ini. Kalau perusahaan nomor satu berarti ... " Murid itu menjeda ucapannya.
Menatap Rivan dan Regan tidak percaya.