Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
Setelah perdebatan cukup lama akhirnya pernikahan Pak Kurdi dan Retta dibatalkan dengan catatan Pak Yusuf harus membayar seluruh hutang beserta bunganya.
Awalnya si aki-aki menolak membatalkan pernikahan kelimanya, namun karena takut jika cacingnya dijadikan korban akhirnya dia menyetujuinya.
"Pak Yusuf kenapa kok tidak bilang sama saya atau Mas Evan jika membutuhkan biaya untuk pengobatan bapak dan ibu, Insya Allah kami bisa membantu." Kata Mommy ketika si aki-aki dan antek-anteknya itu pergi.
Pak Yusuf menggeleng lemah. "Kami sudah terlalu banyak merepotkan Bu, kami tidak ingin tambah merepotkan lagi." Kata Pak Yusuf sambil mengusap wajahnya. Keningnya berkerut menandakan dia tengah berpikir keras.
"Tidak Pak. Bagi kami, Bapak dan keluarga sudah kami anggap seperti keluarga kami sendiri. Jadi sama sekali tidak merepotkan." Kata Mommy. "Sekarang tolong Bapak sebutkan berapa seluruh hutang beserta bunganya. Saya akan meminta Tora untuk mengurusnya." Lanjut Mommy.
"Tidak Bu, tidak usah. Saya akan berusaha sendiri membayar hutang itu, sudah terlalu banyak saya dan keluarga merepotkan Ibu dan Bapak." Kata Pak Yusuf.
Mommy mengerutkan keningnya. Dia kelihatan berpikir keras saat itu.
Tiba-tiba seorang laki-laki setengah baya keluar dari ruang tamu.
"Maaf Pak Yusuf, berarti ijab qobulnya tidak jadi ini. Saya pamit permisi dulu." Kata Pak Imran, penghulu dari KUA yang bertugas hari itu.
Ketika Pak Yusuf hendak menjawab, Mommy langsung bersuara.
"Jadi Pak. Ijab qobulnya jadi. Yang jadi mempelai prianya anak saya, Vanno." Kata Mommy sambil menarik lengan Vanno agar mendekat.
Duuuaaaarrr……
"Apaaaaa….?!" Teriak Vanno. "Apa-apaan sih Mom, jangan bercanda deh. Vanno nggak mau." Sungut Vanno.
Mommy bukannya menjawab Vanno, tapi malah berbicara dengan pak Yusuf.
"Pak Yusuf, saya meminta ijin untuk melamar putri Bapak untuk Vanno anak saya. Meskipun mereka masih sekolah, tapi sebentar lagi kan sudah lulus. Selain itu, ini jadi satu-satunya cara agar hutang pak Yusuf segera lunas." Kata Mommy.
Pak Yusuf masih melongo. Dia terlihat masih bingung dengan apa yang dikatakan Mommy. "Maksudnya bagaimana Bu, bagaimana menikah bisa membayar hutang?" Tanyanya ketika belum bisa mencerna maksud Mommy.
Mommy tersenyum yakin. "Bisa Pak. Pak Yusuf tidak mau menerima bantuan kami dengan cuma-cuma kan, jadi kita nikahkan saja Vanno dan Retta. Setelah menikah, Vanno sebagai suami akan memberikan uang lebih dari cukup untuk melunasi semua hutang Bapak sekaligus bisa untuk mengobati orang tua Bapak. Pak Yusuf jangan berpikir telah menjual anak gadis Bapak kepada kami. Saya pribadi sangat menginginkan anak perempuan. Saya berjanji akan menyayangi dan memperlakukan Retta seperti anak saya sendiri. Bapak tahu bagaimana masa lalu dan keseharian saya dan Mas Evan. Saya yakin Bapak tidak akan menyesal." Kata Mommy panjang lebar.
Vanno semakin pusing mendengar perkataan Mommynya. "Mom, apa-apaan ini. Mommy sembarangan saja memutuskan. Vanno nggak mau nikah." Kata Vanno.
Mommy mendelik melihat Vanno. "Kamu ini nggak mau nikah dengan perempuan ya Van?" Tanya Mommy.
"Maksud Mommy apa?" tanya Vanno semakin bingung.
"Mommy ini menikahkan kamu dengan Retta agar kamu itu tidak semakin terjerumus."
"Terjerumus?. Emang Vanno ngapain?" Vanno semakin bingung.
"Kamu itu selama ini hanya berhubungan dengan Axcell, Neo, Mario, Johan dan Arya. Semuanya laki-laki, sama sekali tidak pernah dekat dengan perempuan manapun. Apa kamu seorang g*y?" tanya Mommy blak-blakan.
Mendengar perkataan Mommynya Vanno merasa panas. "Enak saja, Vanno normal kali Mom." Bantah Vanno.
"Beneran kamu normal?" Mommy masih belum yakin.
"Iyalah Vanno normal Mom, Vanno bukan seperti orang yang Mommy tuduhkan." Sungut Vanno.
"Berarti kamu mau menikah dengan perempuan kan?" Tanya Mommy lagi.
"Iya. Vanno mau menikah dengan perempuan." Jawab Vanno yakin.
"Bagus." Kata Mommy sumringah. Vanno merasa perasaannya tidak enak ketika melihat senyuman sang Mommy.
"Pak Yusuf, anak saya sudah setuju untuk menikah dengan putri Bapak. Kita bisa segera melakukan ijab qobulnya." Kata Mommy yakin.
Melihat Mommy yang sangat semangat pak Yusuf pun mengangguk. Sementara Vanno terus membujuk Mommynya untuk membatalkan rencananya, tapi tidak berhasil.
Acara ijab qobul segera dipersiapkan lagi. Pak penghulu mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan, sementara untuk kekurangannya bisa menyusul. Mommy menyiapkan uang mahar untuk Retta sebanyak uang yang tersedia di dalam dompetnya dan dompet Vanno sendiri. Selanjutnya, mommy menelpon Tora untuk mempersiapkan uang yang akan digunakan untuk melunasi hutang keluarga pak Yusuf.
Saaahhhh.
Dada Vanno bergetar hebat ketika suara sah menggema di ruang tamu tersebut. Dia hanya diberi waktu sepuluh menit untuk menghafalkan bacaan ijab qobulnya. Tangannya masih berkeringat, sementara dahinya terus mengucurkan keringat dingin.
Mommy segera memeluk tubuh putra satu-satunya tersebut sambil menangis sesenggukan. Vanno membalas pelukan sang Mommy. Vanno tahu kesedihan dan rasa bersalah yang dirasakan sang Mommy, jadi bagaimanapun dia akan selalu sulit untuk menolak permintaan sang Mommy.
Sementara itu, di dalam kamar Retta masih belum sadarkan diri sepenuhnya. Dia jatuh pingsan setelah didorong oleh istri ketiga Pak Kurdi hingga membentur ujung meja sampai pelipisnya berdarah.
Beberapa saat kemudian, Tora datang dengan membawa uang yang diminta mommy Vanno. Pak Yusuf terlihat berlinang air mata ketika menerima uang pemberian Vanno tersebut. Dia dengan diantar Tora segera pergi menemui Pak Kurdi untuk melunasi semua hutangnya. Vanno hendak ikut namun dilarang oleh Pak Yusuf.
Retta POV
Samar-samar terdengar suara pelan memanggil namaku. Bau minyak angin tercium dengan sangat menyengat. Sementara kepalaku sudah berkurang pusingnya.
Aku membuka mata pelan-pelan. Hal pertama yang kulihat adalah wajah ibuku yang sembab. Namun, wajah itu tetap tersenyum. Senyum yang selalu ingin kulihat.
"Sayang, kamu sudah sadar?" Tanya seseorang yang duduk di dekat kepalaku. Aku tidak menyadarinya tadi. Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
Aku mencoba untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang. Ibu tadi membantuku duduk dan mengambilkan teh hangat untuk kuminum. Aku menerima teh itu dan meneguknya sedikit demi sedikit. Ada rasa hangat yang menjalar di seluruh tubuh setelah meminum teh tersebut.
Aku memandangi baju kebaya yang kupakai sudah kusut, sementara sanggulku sudah berantakan karena jamb*kan, c*karan dan puk*lan dari beberapa orang tadi. Aku menghela nafas dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan sebelum bertanya.
"Buk, a-apa aku jadi me-menikah dengan laki-laki i-itu?" Tanyaku dengan bibir bergetar. Aku tidak kuasa menahan bulir air mataku yang mengalir ke pipi.
Ibuku mengusap air mata yang mengalir di pipiku. Kulihat air matanya juga tumpah. Hatiku sakit melihat ibuku meneteskan air mata. Aku tak kuasa melihatnya bersedih. Hal itu yang membuatku menerima syarat yang diajukan si tua Kurdi untuk menikah, karena aku tak ingin orang tuaku menderita karena terlilit hutang.
"Tidak Ta, kamu tidak jadi menikah dengannya. Tapi,... " Ibuku menggigit bibir bawahnya tak kuasa untuk menjawab pertanyaanku.
Hatiku semakin tak karuan, rasa cemas melanda dan kini mulai menusuk-nusuk di hati. "Tap-tapi apa Buk?" Tanyaku semakin penasaran.
"Tapi kamu menikah dengan anak tante, eh bukan, Mommy. Sekarang kamu harus memanggil tante Mommy, karena kamu sudah jadi menantu Mommy." Jawab wanita yang duduk di sampingku.
"Hhaaaa.." Hanya itu yang mampu keluar dari mulutku.
\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa dukungannya for up next part…
☺️☺️