NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Lupa Nama

Revan melihat Hazel dengan tatapan yang rumit. "Jangan ganggu Lilian lagi. Kakak udah bilang itu berkali-kali," ucap Revan dengan nada tegas, tapi ada sedikit kelembutan di ujung kalimatnya.

Revan adalah asisten pribadi Devano, yang notabene adalah kakak dari Lilian. Keluarga Devano juga telah menganggap Revan dan Hazel sebagai keluarga mereka sendiri. Bahkan, mereka sering bercanda bahwa Revan dan Hazel adalah anak adopsi yang terlambat datang.

Namun, meski hubungan mereka sudah dekat, Revan tetap berusaha menjaga profesionalitas, apalagi kalau sudah menyangkut Lilian.

"Iya," jawab Hazel dengan suara yang bergetar, air matanya sudah di ujung mata, siap tumpah kapan saja.

Tapi bukan karena dia merasa sedih atau marah diomeli oleh Revan, melainkan karena suara Revan itu lho, duh, bikin hati Hazel berdesir kayak ada ribuan kupu-kupu sedang berpesta di dalam perutnya.

"Gila, deep voice-nya mantap banget," batin Hazel, sambil mencoba menyeka air mata yang mulai jatuh dengan ujung jari.

"Apa gue terlalu kasar?" batin Revan, melihat Hazel menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Dia merasa ada yang mengganjal di hati, perasaan bersalah yang tiba-tiba muncul. Revan selalu berusaha untuk tegas dan adil, tapi melihat Hazel begitu, hatinya jadi sedikit miris.

***

Masih pagi di rumah Hazel selalu saja penuh kejutan. Hazel sudah dihadapkan pada sebuah kenyataan yang membuat mood paginya langsung ambyar. Siapa lagi kalau bukan Tania, yang hobinya mengacau.

"Bangun, cok," seru Tania dengan suara cempreng khasnya, sambil mencoba menarik selimut yang menutupi tubuh Hazel.

Selimut tebal dan hangat itu adalah satu-satunya pertahanan Hazel dari udara pagi yang dingin.

"Lima menit lagi," balas Hazel dengan nada kesal, matanya masih tertutup rapat.

Ia menggulung dirinya seperti ulat dalam kepompong, menekuk lutut dan memeluk erat lututnya sendiri. Hazel menggigil kedinginan, berusaha mempertahankan sisa-sisa kehangatan yang tersisa.

Buk! Buk! Buk!

Suara benturan bantal yang mengenai Hazel terdengar jelas.

"Sakit woy!" teriak Hazel.

Ia langsung terduduk, rambutnya yang acak-acakan semakin menambah kesan baru bangun tidur. Matanya melotot ke arah Tania, penuh dengan kemarahan yang bercampur rasa kantuk.

"Apa sih lo, Tan? Gak bisa lihat orang tidur tenang sedikit aja?"

Tania tertawa kecil, seolah tidak peduli dengan keluhan Hazel. "Bangun, siap-siap ke sekolah," ajak Tania dengan nada yang lebih lembut namun tetap tegas.

"Gue gak mau sekolah," gumam Hazel dengan suara khas orang baru bangun tidur, serak dan malas.

Ia kembali menjatuhkan dirinya ke kasur, kali ini dengan posisi tengkurap, menyembunyikan wajahnya di bantal.

Tania yang mendengar itu merasa aneh. Biasanya Hazel tidak pernah menolak ajakan ke sekolah, apalagi dengan nada seperti itu. Tania berjalan mendekat, menatap Hazel dengan penuh curiga.

"Zel, otak lo kayaknya perlu periksa deh," ucapnya, mencoba memancing reaksi sahabatnya.

Hazel hanya menggeram pelan, tangannya meraih bantal lain dan menutup kepalanya, seakan ingin menutup dunia luar. "Gue lagi nggak mood, Tan," jawabnya dengan suara yang teredam bantal.

Tania menatap Hazel dengan alis terangkat. "Lo bukan Hazel, kan?" tanyanya dengan nada curiga.

Dari kemarin Hazel bersikap aneh, dan Tania merasa sahabatnya bukanlah orang yang sama seperti yang ia kenal.

Mendengar itu, Hazel langsung bangkit dari kasur, matanya terbuka lebar seolah terkejut.

"Gue mandi dulu," ucapnya cepat, berusaha menghindari tatapan Tania.

Ia langsung berjalan keluar kamar, meninggalkan Tania yang masih kebingungan. Tania menatap pintu kamar yang baru saja ditutup Hazel. Pikirannya penuh dengan tanda tanya.

***

Liliana berjalan di koridor bersama teman-temannya, merasakan gemuruh perasaan yang bercampur aduk.

"Lihat tuh si Hazel duduk sendiri di sana," ucap Agler sambil menunjuk ke arah Hazel yang tengah duduk dengan kepala bersandar pada tembok.

Hazel terlihat sangat lelah dan mengantuk, matanya setengah tertutup seolah berusaha melawan kantuk yang terus menyerang.

"Misi lo kapan jalannya, Nta?" tanya Davian dengan nada penasaran, matanya bergantian menatap Ananta dan Hazel.

Ananta hanya menatap Hazel, ragu-ragu.

"Kayaknya kita enggak usah lanjutin rencana itu deh," ucap Liliana tiba-tiba, keraguan jelas terpancar dari nada suaranya.

"Gak bisa gitu dong," tolak Ivanka dengan cepat.

"Iya, dia duluan yang jahat. Lagian si Nanta deketin si Hazel supaya ketahuan sifat asli dia," tambah Enara, mendukung pendapat Ivanka.

"Iya, lagian dia yang bikin masalah duluan. Gue muak sama dia yang kelihatan sok suci," ucap Bastian dengan nada dingin sambil menatap tajam ke arah Hazel yang terlihat damai dalam tidurnya.

Ananta merasa tidak bisa terlalu banyak mengutarakan pikirannya. Baginya, satu-satunya tugas yang harus diselesaikan adalah menguasai hati Hazel seperti yang telah mereka sepakati.

Namun, begitu berhasil mendapatkan cintanya, Ananta akan meninggalkan Hazel tanpa belas kasihan, tanpa ada penjelasan atau rasa penyesalan.

"Kok gue jadi gak tega gini ya?" bati. Ananta.

***

Hazel membuka matanya dengan perlahan, terganggu dari tidurnya yang belum selesai. Cahaya remang-remang mulai memperjelas sosok di depannya.

Seorang cowok yang tampaknya sedang menendang-nendang pelan kakinya. Matanya masih setengah tertutup, Hazel mencoba memahami situasi.

"Zel, ngapain lo molor disini?" tanya cowok itu dengan nada agak kasar, namun ekspresinya terlihat sedikit cemas.

Hazel menarik napas dalam-dalam, mencoba memfokuskan pandangannya. Namun, kebingungan segera berganti dengan kekaguman yang tak terduga saat wajah cowok itu mulai jelas terlihat.

Matanya memperhatikan setiap detail, dari rambutnya yang rapi, mata yang tajam, hingga senyum yang menurutnya begitu menawan.

"Gila, cakep banget dah," batin Hazel dalam hati, tidak percaya bahwa saat-saat seperti ini dia bisa menemukan seseorang yang begitu menarik di tengah kekacauan yang dirasakannya.

Cowok itu terus menatapnya, menunggu jawaban dari Hazel yang tampak masih terdiam dalam pesonanya sendiri. Hazel mencoba mengumpulkan pikirannya, berusaha untuk tidak terlalu terpesona meskipun dalam hati sudah meluap-luap kekagumannya.

"Umm... sorry, gue molor," ucap Hazel akhirnya dengan suara serak, mencoba menutupi rasa malunya yang terlalu jelas terpancar.

"Lo ngapain sih molor disini? Kan bisa tidur di kelas atau UKS," tanya Febrian heran, menatap Hazel dengan ekspresi bingung.

Hazel menggelengkan kepala pelan, mencoba merapikan pikirannya yang masih setengah-sadar. Dia meraba-raba untuk menjawab, "Gue nungguin Tania. Dia tadi pergi terus minta gue nunggu disini."

Febrian mengangkat alisnya, "Lah, si Tania udah di kelas."

"Hah? Lo tahu dari mana Tania udah di kelas?" tanya Hazel dengan wajah yang kocak, mencoba mencerna informasi itu.

Febrian menjelaskan dengan sabar, "Tadi gue dari kelas. Cuma mau balik lagi ke parkiran ada yang ketinggalan."

Hazel mengusap pelipisnya frustasi. Rasanya hidup di dunia novel tidak semanis yang ia bayangkan. Dia sering merasa kebingungan dengan perubahan cepat yang terjadi di sekitarnya, terutama saat waktu berlalu begitu cepat dan mengacaukan jadwal tidurnya.

"Oh iya, lupa. Lo siapa?" tanya Hazel sambil menatap mata Febrian, mencoba mengingat-ingat siapa cowok ini.

Febrian mengernyit heran, "Gue Febrian, kita sekelas lagi dan lo lupa sama gue? Wahhh..."

Hazel mendengar kata-kata Febrian dan langsung terdiam. Masalahnya, dia sama sekali tidak mengenal orang-orang di dunia ini.

"Oh iya, Febrian. Maaf ya, aku ingat nama tapi susah banget ingat wajahnya," ucap Hazel sambil tersenyum canggung.

Febrian menggelengkan kepala dengan ekspresi campuran antara kesal dan lucu.

"Bukan pura-pura lupa, tapi lo aslinya memang gak kenal sama gue, kan?"

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!